Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Tujuannya

ADVERTISEMENT

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Tujuannya

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 28 Feb 2025 15:00 WIB
Komunitas Djokjakarta 1945 menampilkan drama teaterikal perang di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (1/3/2024). Teaterikal tersebut merefleksikan peristiwa perjuangan masyarakat Yogyakarta melawan penjajahan Belanda pada 1 Maret 1949 serta memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.
Teatrikal Serangan Umum 1 Maret. Foto: Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah
Jakarta -

Apakah detikers pernah berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg yang berlokasi di Yogyakarta? Apabila berkunjung ke sana, kalian akan melihat Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 di sekitar museum tersebut.

Masih ingat sejarah serangan umum 1 Maret 1949?

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949

Sejarah Serangan Umum 1 Maret adalah respons terhadap Agresi Militer Belanda II yang menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran utama. Ketika itu Yogyakarta dijadikan ibu kota sementara karena situasi di Jakarta tidak aman pasca proklamasi kemerdekaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Kemdikbud, kondisi Yogyakarta sebagai ibu kota saat itu amatlah tidak kondusif. Situasi pun diperkeruh dengan propaganda Belanda di dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada.

Kemudian Sri Sultan Hamengku Buwono IX pun mengirim surat kepada Letnan Jenderal Sudirman untuk meminta izin diadakan serangan.

ADVERTISEMENT

Jenderal Sudirman sepakat dan meminta Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

Dengan perencanaan yang matang, maka pada 1 Maret 1949 pagi hari diadakan serangan besar-besaran secara serentak di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Serangan 1 Maret 1949 fokus di Ibu Kota Republik saat itu, Yogyakarta. Serangan dimulai ke segala penjuru dengan ditandai oleh sirene pada sekitar pukul 06.00 WIB.

Serangan Umum 1 Maret 1949 dipimpin langsung oleh Letkol Soeharto. Ia memimpin pasukan dari sektor barat hingga ke batas Malioboro.

Kemudian, di sektor timur dipimpin Mayor Sardjono dan sektor utara oleh Mayor Kusno. Sementara, Letnan Amir Murtono ditunjuk untuk sektor kota dengan Letnan Masduki sebagai pimpinan.

TNI pun berhasil menduduki Yogyakarta dalam waktu 6 jam. Tepat pukul 12.00 WIB seperti yang semula ditentukan, seluruh pasukan TNI pun mundur.

Serangan ini dikatakan berhasil, meski hanya menguasai Yogyakarta selama enam jam. Pasalnya, Serangan Umum 1 Maret 1949 membuktikan eksistensi tentara Indonesia masih ada.

Situasi tersebut memberi dampak amat besar untuk pihak Indonesia yang tengah bersidang di Dewan Keamanan (DK) PBB. Serangan ini juga memperkuat daya tawar Indonesia dalam menghadapi perundingan di DK PBB.

Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret 1949 memiliki arti yang penting baik di dalam maupun di luar negeri.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman, serangan ini mampu mencapai tujuannya yaitu:

1. Ke Dalam

  • Mendukung perjuangan diplomasi
  • Meninggikan semangat rakyat dan TNI yang tengah bergerilya
  • Secara tak langsung memengaruhi sikap para pemimpin negara federal yang dibentuk Belanda, seperti negara Pasundan, negara Sumatera Timur, dan negara Indonesia Timur yang tergabung dalam Bijeenkomst Federal Voor Overleg (BFO).

2. Ke Luar

  • Memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan mampu melakukan serangan
  • Mematahkan moral pasukan Belanda.

Itulah sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads