Museum Sandi di Kotabaru, Jogja, merupakan salah satu dari total empat museum sandi yang ada di dunia. Ada aneka barang unik milik Bapak Persandian Indonesia dr Roebiono hingga sejarah perkembangan sandi di dunia di museum ini.
Pantauan detikJogja, Jl. Faridan M Noto No. 21, Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, saat memasuki Museum Sandi, pengunjung akan disuguhkan dengan video pengantar yang berisi sejarah awal perkembangan sandi di Indonesia. Setelah itu, edukator akan memperkenalkan simbol-simbol hingga hadirnya huruf alfabet di dunia.
Tidak hanya itu, di museum ini juga terdapat maket rumah yang menggambarkan keadaan saat rumah tersebut digunakan sebagai markas sementara para pahlawan ketika markas sandi Indonesia diserbu Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan Rahasia di Balik Kepala Budak Yunani
Salah satu masterpiece Museum Sandi yaitu Patung Tato. Patung ini mengisahkan seorang pelayan setia Raja Yunani, Tato, yang rambut kepalanya dicukur kemudian ditato dengan tulisan berisi pesan rahasia oleh Raja Yunani tersebut.
Edukator Museum Sandi Engla menjelaskan pesan rahasia tersebut ditulis oleh raja tanpa sepengetahuan Tato yang kala itu sedang sakit parah. Setelah pesan tersebut ditulis, raja memerintahkan Tato untuk menunggu rambutnya tumbuh sebelum pergi ke kediaman menantu raja, Aristagoras.
"Budak ini dipekerjakan oleh raja Yunani untuk mengirimkan pesan yang ditulis di tubuh si budak ini, ya, di kulit kepala. Sebenarnya budak ini nggak tahu kalau sang raja menulis pesan di kepalanya karena saat itu si budak lagi sakit parah," jelas Engla saat ditemui detikJogja pada Selasa beberapa waktu lalu.
![]() |
Sesampainya di kediaman Aristagoras, beliau menyampaikan pesan untuk mencukur rambut Tato. Setelah itu, terlihat pesan bertuliskan 'Attack on July'.
"Setelah sampai, dibotakin lagi lalu dibunuh agar pesannya nggak tersebar," lanjut Engla.
Berdasarkan informasi yang dikutip detikJogja dari mading Museum Sandi, alasan Raja Yunani menggunakan cara tersebut karena Tato harus menempuh perjalanan kurang lebih 1.568 mil dan melewati 111 pos pemeriksaan di 'Royal Road'. Rute ini menghubungkan Susa sampai Sardis dengan waktu tempuh 98 hari.
![]() |
Mesin Sandi Ke-7 (ASFAM-7) yang Belum Terpecahkan
Di ruangan global Museum Sandi terdapat koleksi mesin sandi dari berbagai negara. ASFAM-7 boleh dikatakan sebagai masterpiece dari 7 koleksi mesin yang ada di ruangan ini.
"Dikatakan masterpiece karena mesin ini belum pernah terpecahkan, nggak pernah tahu cara menggunakan mesin ini, dan juga mesin ini yang diperebutkan di Timor Leste," jelas Engla.
Sebagai informasi, ASFAM-7 merupakan mesin berbasis rotor elektro-mekanis yang dikembangkan oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat. Mesin ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1952 dan berfungsi selama bertahun-tahun sebagai mesin sandi utama Amerika Serikat dan NATO.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi