Musisi jalanan di Jogja ini menceritakan suka duka mencari rezeki di jalanan. Dari mulai beberapa kali mendapat job mengisi acara dadakan hingga harus gigit jari saat hujan mengguyur seharian.
Seperti Agung, salah satu musisi jalanan yang ditemui detikJogja saat beraksi di simpang Gondomanan, Kota Jogja. Ia mengaku kerap diminta mengisi acara seperti wedding hingga acara kampung.
"Alhamdulillah ada aja yang minta nomor HP (menawarkan) 'Mas besok main di sini ya', kadang kita langsung diangkut juga. Kalau ada job dari pengendara kita ndak pernah mbudget (mematok harga)," jelasnya kepada detikJogja, Jumat (14/3/2025) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung juga berbagi pengalaman dukanya menjadi pengamen menggunakan pengeras suara atau sound, yakni saat hujan turun.
"Biasanya ya (pendapatan) rata-rata Rp 100 ribu (per hari), paling apes kalau hujan, udah bubar kalau hujan," ungkapnya.
Agung dan teman-temannya membuat wadah komunitas Jogja Akustik Menejemen (JAM). Anggota komunitas ini makin lama makin banyak di tengah sulitnya mencari pekerjaan.
"Ya alhamdulillah bisa membuka lapangan kerja buat temen-temen juga, temen-temen kan juga merasa cari kerjaan sekarang susah," jelasnya.
Seperti Fadli, salah satu anggota JAM itu menjelaskan di momen Ramadan kali ini penghasilan yang ia dapat semakin besar.
"Bulan puasa gini malah lumayan, biasanya paling Rp 200 ribu (per hari), banyak amplop soalnya. Kadang mendekati lebaran itu kadang dikasih sembako kadang beras," ujarnya kepada detikJogja di tempat mangkalnya, simpang Pingit, Jetis, Kota Jogja, Jumat (14/3) malam.
Fadli tak memungkiri ia sering gigit jari saat hujan seperti beberapa waktu belakangan.
"Susah itu kalau hujan, mau main malah hujan, yawis bubar. Kayak kemarin hujan seharian, yawis cuma main malem itu dua jam," pungkasnya.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi