Bermain dalam film Srimulat: Hidup Memang Komedi memberikan pengalaman berbeda bagi para pemainnya. Seperti yang dirasakan oleh salah satu aktor, Dimas Anggara. Suami Nadine Chandrawinata itu mengungkapkan pengalamannya saat memerankan sosok Timbul.
Dimas Anggara mengaku tidak begitu mengalami kesulitan untuk mendalami karakter Timbul. Hal itu karena Dimas pernah menonton Srimulat dan Ketoprak Humor di layar kaca.
"Kebetulan saya sempat nonton dari Srimulat sampai Ketoprak Humor. Jadi saya mengikuti perkembangan Pak Timbul," kata Dimas kepada wartawan, Rabu (22/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi buat saya kebetulan mungkin saya itu memiliki narasumber yang banyak, maksudnya dari jejak digital Srimulat dan Ketoprak Humor banyak sekali kan Pak Timbul itu. Jadi saya banyak referensi dari situ," lanjut Dimas.
Selain itu, bantuan dari pelatih akting juga membantunya mendapatkan karakter Timbul. Di sisi lain, Dimas juga mengaku memperbanyak doa dan meminta doa restu kepada keluarga Timbul.
"Dan banyak berdoa dan minta doa restu dari pemain aslinya atau keluarganya. Terus juga saya tiap malam menonton pergerakannya Pak Timbul juga," ujarnya.
Sementara itu, pemeran Rohana yaitu Naimma Affaf Aljufri mengaku mengalami sedikit kendala saat mendalami karakter yang diperankan. Pasalnya, Naimma lahir di era milenial sehingga tidak sempat menonton Srimulat di layar kaca.
"Pendalaman karakter buat aku, malah aku sepertinya yang sama sekali tidak menonton karena lahir tahun 2000, jadi tidak sempat menonton Srimulat," ucapnya.
Namun, hal itu teratasi dengan mendengar banyak cerita dari personel dan keluarga personel Srimulat. Selain itu, pelatih akting juga membantu Naimma dalam mendapatkan karakter Rohana di film karya Fajar Nugros ini.
Terlepas dari hal tersebut, Naimma mengaku sempat terbebani untuk bermain di film Srimulat. Mengingat semua berbanding terbalik dengan kesehariannya khususnya dalam segi bahasa.
"Jujur kalau aku beban banget, karena aku orang Betawi ya, lahir besar di Jakarta, Mamaku Sunda, jadi satu rumah semuanya bahasa Sunda. Sehingga aku sangat amat tidak familiar dengan budaya Jawa, yang aku tahu dulu hanya pernah belajar tarian Jawa, dan dulu itu sampai nangis," ujarnya.
Bahkan, selama belajar bahasa Jawa Naimma mengaku takut hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi penonton. Karena itu, Naimma berusaha keras dengan membeli buku bahasa Jawa, mendengarkan lagu bahasa Jawa hingga mempelajari hal-hal kecil yang berhubungan dengan Jawa.
"Nah, belajar ini bikin aku juga nangis sebenarnya, karena aku takut, takutnya nanti kalau ditonton masyarakat orang Jawa yang paham betul dengan budaya Jawa aku tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka dan tidak terlihat seperti orang Jawa," ujarnya.
Sedangkan pemeran Djudjuk, Erika Carlina mengatakan, bahwa memerankan karakter istri dari pendiri Srimulat menjadi tantangan yang luar biasa. Pasalnya, untuk proses reading saja memakan waktunya hingga tiga bulan.
"Kenapa lama proses reading-nya karena kami rata-rata bukan orang Jawa dan juga besar, hidup di Jakarta. Dari bahasa, gerak-geriknya, bahasa tubuh dan cara bicara berbeda sekali dengan orang Jawa," ucapnya.
"Jadi yang kita lakukan banyak sekali latihan-latihan, kita harus kosongin diri dulu, buang kebiasaan metropolitan baru nanti masukin Jawanya, baik bahasa dan gerak-geriknya," imbuh Erika.
Selanjutnya, pemeran Basuki, Elang El Gibran mengalami hal yang sama dengan Naimma. Hal itu karena Elang lahir pada tahun 2000-an.
"Untuk pendalaman tokoh mungkin karena saya lahir tahun 2000 jadi saya kurang memiliki banyak memori tentang Srimulat baik di TV dan panggung. Sehingga saya lebih banyak mendengarkan, bertanya dan mengamati," ucapnya.
Beruntung, Elang masih bisa mengakses data-data Basuki Srimulat melalui YouTube. Selain itu, Elang terbantu dengan cerita dari anak Teguh Srimulat yakni Koko.
"Kesulitannya menyamakan dengan saya yang hidup di era sekarang jadi switch-nya (perpindahan) mungkin lumayan rumit," katanya.
Pemeran Asmuni, Teuku Rifnu Wikana menyebut masyarakat wajib menonton film Srimulat: Hidup Memang Komedi. Sebabnya, di film kedua ini menceritakan ketika Srimulat ketika masuk ke Jakarta dan harus membaur dengan masyarakat Jakarta yang bahasanya tidak bahasa Jawa.
"Di situ ada persoalan baru lagi, dan kisah cinta antara Gepeng dan Royani itu benar-benar bikin penonton saat premier menangis sih," ujarnya.
(apl/rih)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi