Kota Jogja memiliki berbagai julukan yang dapat menjadi identitas yang didasari dari peristiwa, budaya, maupun kondisi yang ada di wilayahnya. Selain terkenal sebagai Kota Pelajar, Kota Jogja mempunyai julukan lainnya. Simak informasi selengkapnya.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Jogja, Kota Jogja berdiri dengan adanya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 yang ditandatangani Kompeni Belanda. Sejak saat itu, wilayah Jogja kian berkembang dan kerap kali mengalami perubahan kepemimpinan.
Selain menyebut Kota Jogja, terdapat juga julukan lainnya yang dapat menggantikan istilah Kota Jogja tanpa mengubah makna dan maksudnya. Berikut ini 13 julukan Kota Jogja yang menjadi identitas bagi Kota Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
13 Julukan Kota Jogja
1. Kota Pelajar
Dikutip dari buku Sejarah Sosial Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Mobilitas Sosial DI. Yogyakarta Periode Awal Abad Duapuluhan yang dipublikasikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kota Jogja mendapatkan julukan Kota Pelajar karena sejak dahulu sudah ada banyak pusat pendidikan seperti Taman Siswa, Kweekschool, Thechnische School, AMS A, dan Universitas Gadjah Mada. Dengan banyaknya prasarana pendidikan berhasil menciptakan benih-benih pergerakan nasional di Kota Jogja.
Saat ini, di Kota Jogja dapat ditemukan banyak pusat-pusat pendidikan pada berbagai jenjang pendidikan. Dengan begitu, banyak pelajar yang melakukan studi di Jogja, tidak hanya pelajar dari dalam Jogja melainkan dari luar daerah hingga luar Indonesia.
2. Kota Pariwisata
Kota Jogja juga mendapat julukan sebagai Kota Pariwisata atau Kota Wisata. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Tahun 2023 - 2026 Pemerintah Kota Yogyakarta yang dipublikasikan Dinas Pariwisata Kota Jogja, salah satu visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah mempertahankan Kota Jogja sebagai Kota Pariwisata.
Dijuluki Kota Wisata memiliki alasan keberadaan wisata yang banyak di Kota Jogja. Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Jogja, berbagai wisata dapat dijumpai di kota ini mulai dari wisata sejarah, wisata budaya, wisata alam, hingga wisata belanja. Selain itu berbagai kuliner khas yang ada di Jogja juga membuat daya tarik wisata Kota Jogja semakin meningkat.
Dengan menjadi Kota Wisata, Kota Jogja juga terus melengkapi dengan berbagai fasilitas yang ada. Seperti dengan fasilitas transportasi yang menyediakan kendaraan umum dan fasilitas penginapan dengan menyediakan berbagai penginapan dengan beragam tipe dan harga.
3. Kota Budaya
Kota Jogja juga dikenal sebagai Kota Budaya. Mengutip laman resmi Ditjen Kebudayaan, Kota Jogja memiliki peninggalan budaya yang masih ada hingga sekarang. Terdapat budaya bendawi yang dapat digunakan untuk menelusuri jejak sejarah dan menggali konsep di baliknya.
Kota Jogja juga menjadi salah satu kawasan besar pusaka budaya di Indonesia. Banyak kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya yang perlu dilestarikan di Kota Jogja. Dengan julukan ini, dapat membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa diperlukannya pemeliharaan dan penjagaan dari jejak-jejak budaya yang penuh sejarah yang masih ada di Kota Jogja.
4. Kota Perjuangan
Dikutip dari laman resmi Portal Informasi Indonesia, kota perjuangan menjadi julukan bagi Kota Jogja didasari peran Jogja dalam memperjuangkan bangsa Indonesia ketika zaman kolonial Belanda, penjajahan Jepang, hingga perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Jogja pernah menjadi pusat kerajaan baik Kerajaan Mataram, Kesultanan Yogyakarta, sampai Kadipaten Pakualaman.
Selain itu, mengutip situs resmi Pemda DIY, kota perjuangan melekat pada Jogja karena memiliki banyak tokoh pejuang yang berada di kawasan ini. Hingga 2022, terdapat tujuh tokoh asal Jogja yang dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional, termasuk juga Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII.
5. Kota Toleransi
Keberagaman yang ada di Kota Jogja membuatnya dijuluki city of tolerance atau dapat dikatakan kota toleransi. Mengutip situs resmi Pemerintah Kota Jogja, toleransi sendiri merujuk pada adanya harmonisasi, saling pengertian, dan saling menerima. Toleransi terjadi pada masyarakat antar suku/etnis, agama, dan budaya.
Masyarakat Kota Jogja mempunyai kekompakkan yang tinggi tanpa memandang status dan kelas sosial untuk menjaga Kota Jogja. Begitu pula Pemerintah Kota yang turut aktif terlibat dalam acara-acara dengan mengajak masyarakat berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pengusaha, masyarakat kampung, dan komunitas.
6. Kota Komunitas Film
Kota Jogja memiliki citra sebagai kota komunitas film atau dapat juga dikatakan kota film. Dikutip dari laman resmi Pemda DIY, julukan kota komunitas film dikemukakan Garin Nugroho ketika JAFF (Jogja-Netpac Asian Film Festival) terbentuk dan FFD (Festival Film Dokumenter) telah berlangsung lima tahun.
Dengan banyaknya pendatang, terlebih lagi pelajar, membuat perfilman semakin marak diminati. Termasuk juga dengan munculnya lembaga pendidikan perfilman, salah satunya yang didirikan Ifa Isfansyah bernama Jogja Film Academy.
Berbagai sudut di Kota Jogja juga kerap kali dijadikan lokasi syuting bagi beberapa film Indonesia. Keunikan dari bangunan yang ada hingga suasana yang tercipta membuat kota ini dijuluki sebagai Kota Film.
7. Kota Bakpia
Bakpia menjadi oleh-oleh khas bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Kota Jogja memiliki sentra bakpia seperti yang ada di area Pathuk, Kelurahan Ngampilan. Saat ini, toko-toko bakpia semakin tersebar luas di jalan-jalan Kota Jogja.
Bakpia mulai dikenalkan di Jogja pada tahun 1940 yang dibawa oleh seorang dari Tionghoa. Hingga saat ini bakpia terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru mulai dari rasa, kemasan, dan cara pembuatan. Meski begitu, masih terdapat bakpia legendaris yang ada di Jogja seperti Bakpia Pathuk 75, Bakpia Tamansari, Bakpia 25, dan masih banyak lagi.
8. Kota Revolusi dan Kota Bersejarah
Mengutip Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Kota Jogja telah mendapat julukan Kota Revolusi sejak tahun 1950-an. Sebelumnya, Pemerintah RI telah membentuk Haminte Kota Yogyakarta melalui Undang-Undang Tahun 1947 No. 17. Haminte Kota Yogyakarta terlepas dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 1950, Kota Jogja juga diberi nama Kotapraja Yogyakarta bukan Kota Besar Yogyakarta.
Selain itu, Kota Jogja juga dikenal sebagai Kota Bersejarah karena banyak peristiwa bersejarah sejak masa kolonial lebih pada awal kemerdekaan Indonesia. contohnya karena terpilih sebagai ibukota RI. Kemudian banyak tokoh-tokoh di berbagai bidang seperti politik, kenegaraan, dan kemiliteran yang ada di kota Jogja.
Berdasarkan buku 'Sejarah Kota Yogyakarta' yang ditulis Djoko Soekirman dkk., julukan Kota Revolusi yang dimiliki Kota Jogja bermakna penting penting dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari agresi kolonial Belanda.
9. Kota Gudeg
Selain terkenal akan bakpia, Kota Jogja juga terkenal dengan makanan khas bernama gudeg. Wisatawan yang berkunjung ke Jogja banyak yang ingin mencicipi gudeg khas Jogja. Dengan begitu, Kota Jogja dikenal juga sebagai Kota Gudeg.
Dikutip dari situs resmi Portal Informasi Indonesia, gudeg tercipta bersamaan dengan peristiwa pembukaan Alas Mentaok (Hutan Mentaok) yang diprakarsai Panembahan Senopati. Lokasi Alas Mentaok saat ini diperkirakan berada di Kotagede.
Karena terdapat banyak pohon nangka dan kelapa dan dibutuhkan makanan untuk para pekerja, dibuatlah masakan dari buah-buahan tersebut. Saat membuatnya, porsi yang dibuat begitu banyak hingga menggunakan sendok sebesar dayung perahu untuk mengaduk. Peristiwa mengaduk tersebut dikenang sebagai momen hangudeg sehingga diambil kata udeg yang kemudian berkembang menjadi gudeg.
Gudeg sering dikonsumsi warga Jogja baik itu ketika pagi, sore, atau malam. Berbagai sentra penjualan gudeg banyak dijumpai di Kota Jogja, salah satunya berlokasi di Wijilan tepatnya berada di selatan Plengkung Tarunasura atau lebih populer disebut orang dengan nama Plengkung Wijilan.
10. Kota Seni
Kota Jogja juga dikenal sebagai kota seni atau dapat juga dikatakan sebagai kota seniman. Kesenian yang ada di Jogja erat kaitannya dengan budaya-budaya yang masih dilestarikan.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kota Jogja, terdapat setidaknya 5 kelompok seni yang tersebar di Kota Jogja meliputi seni rupa, seni ketoprak, seni teater, seni musik modern dan tradisional, dan seni tari. Berbagai tempat pelatihan kesenian juga tersebar di Kota Jogja dan yang telah memiliki Nomor Induk Kebudayaan dan sudah terdaftar berjumlah 30.
Dengan banyaknya tempat belajar kesenian, banyak juga pelajar atau anak-anak yang terus mengikuti belajar kesenian yang ada di Jogja. Dengan begitu, Kota Jogja juga memiliki banyak seniman dan juga pelajar seni sehingga dikatakan sebagai Kota Seni.
11. Kota Batik Dunia
Dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Jogja, sejak tahun 2014, Kota Jogja diberi gelar Kota Batik Dunia oleh World Crafts Council (WCC). Batik di Kota Jogja menjadi salah satu bagian warisan budaya yang berasal dari Indonesia.
Jogja juga memiliki berbagai motif batik seperti koleksi batik tertua milik keraton yang bermotif seperti batik parang dan kawung. Batik tersebut sudah diciptakan sejak era Sultan Agung.
Terdapat juga batik legendaris dari keraton dengan sebutan ceplok ratu ratih, ada juga motif dodot, asta brata, wilaya kusuma jana, dan motif sestradi. Dengan masih banyaknya batik yang terus dilestarikan di Kota Jogja membuat Jogja mendapat julukan Kota Batik Dunia.
12. Kota Museum
Kota Jogja memiliki banyak museum. Kota ini menjadi dikenal sebagai Kota Museum. Dikutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan DIY, potensi museum di Jogja sangat besar, tetapi jarang dilihat oleh wisatawan.
Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata memprioritaskan pengembangan pariwisata dari sisi museum dengan menyediakan paket wisata berkunjung ke salah satu museum. Cara tersebut membantu mengajak wisatawan untuk melihat budaya dan sejarah di Kota Jogja.
Dikutip dari situs resmi Museum Sonobudoyo, Kota Jogja juga layak dijadikan kota museum dengan diperlukan berbagai aspek pelengkapnya. Sebagai contoh dengan adanya duta museum, edukator museum, keterlibatan pemerintah, dan keterlibatan masyarakat.
13. Kota Warisan Dunia
Kota Jogja dikenal juga sebagai Kota Warisan Dunia atau The World Heritage City. Mengutip situs resmi Buletin Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya: Mayangkara Edisi 2 yang dipublikasikan Dinas Kebudayaan DIY, julukan kota warisan dunia berkaitan dengan adanya sumbu filosofis atau sumbu imajiner yang memanjang dari selatan ke utara kota.
Beberapa objek yang berada di sumbu filosofis yang berada di satu garis lurus ini adalah Panggung Krapyak, alun-alun selatan, Kraton Yogyakarta, Alun-Alun Utara, Malioboro, hingga Tugu Pal Putih. Keunikan ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I dan diklaim hanya terdapat satu di dunia. Dengan begitu, julukan kota warisan dunia melekat pada Kota Jogja.
Nah, itulah 13 julukan Kota Jogja yang menjadi identitas Kota Jogja. Semoga bermanfaat, Lur!
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(apl/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu