Tembok Jebol Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Meloloskan Diri dari Belanda

Tembok Jebol Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Meloloskan Diri dari Belanda

Anandio Januar, Novi Vianita - detikJogja
Sabtu, 30 Sep 2023 16:10 WIB
Tembok jebol di Museum Diponegoro jadi saksi bisu pengepungan Belanda di Tegalrejo 1825 silam. Foto diambil Senin (25/9/2023).
Potret tembok jebol di Museum Diponegoro, Kota Jogja, jadi saksi bisu pengepungan Belanda di Tegalrejo tahun 1825 silam. Foto diunggah pada Sabtu (30/9/2023). (Foto: Anandio Januari/detikJogja)
Jogja -

Museum Diponegoro Jogja menyimpan memori perjuangan Pangeran Diponegoro melawan pendudukan Belanda. Jejak Pangeran Diponegoro pun bisa dilihat dari tembok jebol di salah satu sudut museum ini. Seperti apa kisahnya?

Museum Diponegoro Sasana Wiratama merupakan rumah masa kecil Pangeran Diponegoro. Dalam bangunan museum ini ada tembok jebol yang menjadi saksi bisu peristiwa 20 Juli 1825 silam.

Kala itu, Pangeran Diponegoro menjebol tembok itu untuk meloloskan diri dari pasukan Belanda. Lewat tembok jebol itu Pangeran Diponegoro bersama keluarga dan prajuritnya meloloskan diri ke Goa Selarong, Bantul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari laman Jogja Cagar, tembok ini memiliki lebar 187 cm, tebal dinding 64 cm dan tinggi 210 cm.

"Pangeran beserta keluarga dan laskar dikepung oleh Belanda di Tegalrejo, kemudian Pangeran menjebol tembok lalu melarikan diri ke Gua Selarong untuk semedi, berlindung, menghimpun kekuatan, dan menyusun strategi melawan Belanda. Gua ini berada di Bantul," jelas staf penjaga Museum Diponegoro, Kasbuloh kepada tim detikJogja, Senin (25/9/2023).

ADVERTISEMENT

Pada 20 Juli 1825 itu, pasukan Belanda mengepung kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Bangunan museum ini merupakan kediaman Permaisuri Sultan Hamengku Buwono I, Kanjeng Gusti Ratu Ageng yang merupakan eyang buyut Diponegoro. Sebagai informasi, Diponegoro merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III dengan selirnya yang bernama R.A. Mangkarawati.

Sejak kecil, Pangeran Diponegoro lebih suka pada kehidupan merakyat sehingga membuatnya tinggal di Tegalrejo bersama nenek buyut atau permaisuri dari Sultan Hamengku Buwono I, daripada tinggal di Keraton.

Aneka Versi Kisah Dijebolnya Tembok

Kasbuloh mengatakan proses dijebolnya tembok untuk meloloskan diri Pangeran Diponegoro memiliki tiga versi. Ada yang mengatakan tembok tersebut dijebol oleh Pangeran Diponegoro menggunakan tenaga dalam, ada juga yang mengatakan dijebol dengan bantuan kaki kuda, dan ada juga yang mengatakan tembok tersebut dijebol dibantu dengan Laskar Diponegoro.

"Ada tiga versi, ada yang menyampaikan dengan tangan beliau sendiri dengan tenaga dalamnya, ada yang mengatakan dibantu dengan kaki kuda Pangeran Diponegoro, ada juga yang mengatakan dibantu oleh Laskar Diponegoro," ujar Kasbuloh.

Dari ketiga versi tersebut, Kasbuloh meyakini tembok tersebut dijebol oleh Pangeran Diponegoro menggunakan tenaga dalamnya. Meski dirasa tidak masuk akal, Kasbuloh tetap meyakini kebenaran dari versi tersebut.

"Informasi yang kami dapat, dari tenaga dalam Pangeran sendiri. Kalau dipikir secara logika tidak masuk akal, dan itu nyata," lanjutnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Pernah Roboh Saat Gempa 2006

Tembok jebol yang menjadi saksi kaburnya Pangeran Diponegoro saat dikepung Belanda ternyata pernah roboh saat gempa Bantul tahun 2006. Bagian atas tembok yang sempat rusak, kini telah diperbaiki dengan menambah dengan besi agar semakin kuat.

"Ini sebenarnya waktu gempa 2006, sempat roboh, ini (sekarang) ada besinya, cuma bagian atas (diperbaiki), yang lain masih asli. Karena ini dibangun sebagai benteng juga. Tingginya dulu kurang lebih 3 meter tembok ini. Sekarang tinggal 2 meter saja," ujar Kasbuloh.

Saat ini, batu bata dari tembok yang asli dan yang baru terlihat dari perbedaan warnanya. Bata dari tembok yang masih asli terlihat sudah pudar dan tidak ada besi penyanggahnya. Lubang pada tembok juga telah ditutup agar tidak lagi dijadikan tempat berlalu-lalang masyarakat sekitar.

Tembok jebol di Museum Diponegoro jadi saksi bisu pengepungan Belanda di Tegalrejo 1825 silam. Foto diambil Senin (25/9/2023).Potret pengepungan Belanda yang diabadikan dalam lukisan di Museum Diponegoro. Foto: Anandio Januari/detikJogja

Momen Diponegoro Dikepung Belanda Diabadikan dalam Lukisan

Di dalam museum ini dipajang lukisan yang menggambarkan penyerbuan kolonial Belanda di kediaman Pangeran Diponegoro. Lukisan ini juga bercerita kisah kompeni Belanda yang membakar kediaman Pangeran Diponegoro karena kecewa dan marah tidak bisa menangkapnya. Lukisan ini dibuat oleh Ratmojo pada tahun 1973.

"Lukisan pada saat menggambarkan pengepungan. Pada saat itu sudah dikepung dari 3 sisi, dari sisi timur, utara, dan selatan. Semua dikepung pasukan Belanda. Karena sudah terdesak, akhirnya Pangeran Diponegoro, beserta keluarga dan para laskar menjebolkan tembok bagian sisi barat," jelas Kasbuloh.

detikers yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang kisah Pangeran Diponegoro bisa langsung mengunjungi Museum Diponegoro di Jalan HOS Cokroaminoto, Tegalrejo, Kota Jogja, ya! Operasional museum dibuka pada hari kerja yakni Senin-Jumat pukul 09.00-15.00 WIB.


Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Novi Vianita Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(ams/rih)

Hide Ads