Melihat Kerangka Nyi Bodro Gajah Cerdas Keraton Jogja di Museum Biologi UGM

Melihat Kerangka Nyi Bodro Gajah Cerdas Keraton Jogja di Museum Biologi UGM

Jihan Nisrina Khairani , Anandio Januar - detikJogja
Selasa, 19 Sep 2023 11:08 WIB
Kerangka Nyi Bodro gajah cerdas milik Keraton Jogja di Museum Biologi UGM, Senin (18/9/2023).
Kerangka Nyi Bodro gajah cerdas milik Keraton Jogja di Museum Biologi UGM, Senin (18/9/2023). Foto: Anandio Januar/detikJogja
Jogja -

Pelaksanaan kirab upacara-upacara rutin Keraton Jogja, seperti Grebeg Besar dan Sekaten, biasanya selalu diiringi oleh beberapa gajah. Salah satunya Nyi Bodro yang kini kerangkanya diabadikan di Museum Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Seperti apa kisahnya?

Nyi Bodro merupakan gajah betina Sultan Jogja yang berasal dari Way Kambas, Lampung, yang mati pada tahun 2000 silam. Kerangka Nyi Bodro disimpan di Museum Biologi UGM yang beralamat di Jalan Sultan Agung Nomor 22, Wirogunan, Kecamatan Mergangsan.

Pemandu Museum Biologi UGM, Fahmi (27), menjelaskan gajah milik Sultan Jogja ini bertugas untuk tampil pada acara kirab budaya dan juga menyambut tamu-tamu Keraton. Keterlibatan gajah dalam upacara Keraton Jogja ini menyimbolkan kekuatan, maskulinitas, dan kecerdasan. Gajah tersebut memiliki keahlian untuk mengalungkan karangan bunga kepada tamu hingga bermain sepakbola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gajah dipakai upacara Keraton, upacara Sekaten. Terus ada penyambutan tamu ngalungin bunga ke tamu," kata Fahmi saat berbincang dengan detikJogja, Senin (18/9/2023).

Nyi Bodro termasuk ke dalam spesies Elephas maximus atau bernama lokal Gajah Asia. Selama masih hidup, gajah tersebut tinggal di kandang gajah Alun-alun Kidul yang juga disebut sebagai Bangsal Gajahan.

ADVERTISEMENT

"Gajahnya ada empat, tapi di sini cuma satu. Tinggalnya di Alun-alun Selatan. Sebelah barat itu sekarang Markas Paksi Keraton, (dulunya) itu kandang gajah," terang Fahmi.

Kerangka Nyi Bodro gajah cerdas milik Keraton Jogja di Museum Biologi UGM, Senin (18/9/2023).Kerangka Nyi Bodro gajah cerdas milik Keraton Jogja di Museum Biologi UGM, Senin (18/9/2023). Foto: Anandio Januar/detikJogja

Dikutip dari papan deskripsi museum, Nyi Bodro pernah melahirkan seekor anak gajah jantan pada tahun 1998. Dua tahun setelahnya atau pada umur yang ke-29, Nyi Bodro jatuh sakit dan mati. Kemudian, gajah Keraton Jogja tersebut dikubur di kompleks kandang gajah barat.

Namun, untuk perkembangan ilmu pengetahuan, kuburan Gajah Nyi Bodro digali dan diekskavasi pada tahun 2011. Rekonstruksi kerangka dilakukan Fakultas Biologi UGM atas permintaan dari pihak Keraton Jogja. Akhirnya, kerangka Nyi Bodro tersebut dihibahkan Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk melengkapi koleksi Museum Biologi UGM.

Fahmi menambahkan, saat ini gajah masih digunakan untuk iringan upacara-upacara adat. Hanya saja, gajah-gajah didatangkan dari kebun binatang Gembira Loka, misalnya pada saat upacara Gunungan.

"Masih sering dipakai. Sering lewat depan sini (museum). Dua gajah waktu Grebeg 1 Suro. Nggak ngangkut, cuma jalan. Pengiring di depan sendiri," ucapnya.

Selain koleksi kerangka gajah Keraton Jogja, Museum Biologi UGM ini juga memiliki ribuan koleksi lainnya. Di antaranya koleksi botani hingga zoologi yang telah dikelola sejak tahun 1956.

Museum Biologi Jogja ini didirikan tahun 1969 oleh Prof. Drg. RG Indrayana dan Prof. Ir. Moeso Soeryowinoto. Museum biologi ini masih merupakan bagian dari Fakultas Biologi UGM.

Selengkapnya aneka koleksi hingga harga tiket masuk Museum Biologi Jogja.

Koleksi di Museum Biologi Jogja

Museum Biologi Jogja memiliki beberapa ruangan yang dikelompokkan untuk koleksi tertentu. Terdapat ruang herbarium, taksidermi, kerangka, zona mikroskopi, dan ruang pameran tematik.

Ruang Herbarium

Ruang herbarium berisikan koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan dalam keadaan kering dan basah. Terdapat koleksi yang sudah berumur 70 tahun. Tidak hanya dari Indonesia, terdapat juga koleksi dari Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Ruang Taksidermi

Ruang taksidermi berisikan awetan hewan-hewan yang menyerupai keadaan aslinya saat masih hidup. Awetan tersebut berasal dari bagian tubuh hewan asli seperti kulit, bulu, gigi, dan lain-lain. Di museum ini terdapat puluhan taksidermi seperti harimau sumatra, elang jawa, ular king kobra, dan lain-lain.

Ruang Kerangka

Ruang kerangka memamerkan koleksi kerangka tulang berbagai hewan mulai dari badak jawa, gajah, gorila, orang utan, dan lain-lain. Salah satu kerangka yang memiliki kisah unik adalah kerangka gajah yang dahulunya milik Keraton Jogja.

Zona Mikroskopi

Zona mikroskopi adalah bagian untuk melihat preparat dari spesies pohon menggunakan mikroskop. Zona ini berguna untuk memperkenalkan alat laboratorium sekaligus menambah wawasan terkait bagian-bagian spesimen yang diamati.

Ruang Pameran Tematik

Ruang pameran tematik memamerkan pameran yang bersifat periodik dengan tema-tema tertentu. Pameran tersebut menyajikan koleksi dengan tampilan yang lebih informatif dan edukatif.

Kerangka Nyi Bodro gajah cerdas milik Keraton Jogja di Museum Biologi UGM, Senin (18/9/2023).Museum Biologi UGM beralamat di Jalan Sultan Agung Nomor 22, Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Jogja. Foto: Anandio Januar/detikJogja

Jam Operasional dan Tiket Museum Biologi Jogja

Jam operasional Museum Biologi:

  • Senin-Kamis: 08.00-16.00 WIB
  • Jumat: 08.00-15.00 WIB
  • Sabtu-Minggu: 09.00-14.00 WIB

Harga tiket masuk Museum Biologi:

  • Senin-Jumat: Rp 7.000
  • Sabtu-Minggu: Rp 10.000

Itu dia informasi seputar Museum Biologi UGM. Bagi pecinta tumbuhan dan hewan sangat cocok untuk mengunjungi museum ini. Semoga bermanfaat ya.

Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar dan Jihan Nisrina Khairani Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(/rih)

Hide Ads