Harga cabai tingkat petani di Kabupaten Kulon Progo anjlok. Petani cabai pun pasrah, bahkan ada yang menggratiskan hasil panennya kepada masyarakat.
Ketua Kelompok Tani Gisik Pranaji, Bugel, Kapanewon Panjatan, Sukarman mengatakan aksi menggratiskan cabai ke masyarakat sempat dilakukan oleh petani saat harga komoditas ini menyentuh Rp 3.000 per kg pekan lalu. Menurutnya aksi ini masih bisa ditemui di sepanjang Jalan Daendels atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ruas Kulon Progo.
"Iya, paling banyak di pinggir Jalan Daendels, dekat Jembatan Ngremang. Istilahnya dibuang gitu, dan itu terjadi saat harga menyentuh Rp 3.000," ungkap Sukarman saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (21/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukarman menerangkan aksi ini dipicu kekesalan petani terhadap harga cabai yang terjun bebas. Meski kini harga cabai mulai ada kenaikan jadi sebesar Rp 5.000, menurutnya nominal tersebut masih jauh dari kata ideal. Break Even Point (BEP) atau titik impas agar petani bisa balik modal minimal adalah Rp 10.000.
"Kalau mau balik modal ya idealnya Rp 10.000-11.000 ini untuk yang cabai keriting. Kalau yang rawit ya idealnya Rp 17.000-18.000. Sedangkan rawit sekarang cuma Rp 15.000," jelasnya.
Sukarman mengatakan anjloknya harga cabai ini membuat petani merugi. Penjualan hasil panen hanya cukup untuk membayar tenaga petik.
"Udah nggak mungkin. Misalnya 1 hektare itu Rp 100 juta itu sudah pasti melayang. Hasil panennya itu cuma nutup untuk bayar tenaga petik. Untuk biaya lainnya seperti pupuk, pestisida, bayar siram, mulsa, dan sebagainya itu udah nggak mungkin kembali," ucapnya.
"Ditambah kemarin kena serangan hama ulat dan lalat buah, jadi banyak yang gagal panen. Akhirnya ini sekarang kami istilahnya sudah jatuh kena tangga, udah harganya murah malah kena halangan kayak gini," imbuhnya.
Terkait penyebab anjloknya harga cabai, Sukarman menyebut erat kaitannya dengan menurunnya daya beli masyarakat. Informasi ini dia peroleh dari sejumlah rekannya di berbagai daerah di Indonesia.
"Karena saya ada teman di Sumatra, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kramat Jati, memang kata mereka ini kondisi daya beli masyarakat menurun. Sebab stok di pasar sedikit, tapi nggak habis. Misal stok sekarang cuma 2 ton, padahal normalnya bisa 8-10 ton, tapi harganya murah. Memang ini lagi sepi. Jadi ini lebih ke daya beli masyarakat menurun," ujarnya.
Sukarman pun memilih pasrah dan tidak ada harapan dengan kondisi saat ini. "Udah nggak ada harapan mas. Udah pasrah aja. Kita pasrah aja, mungkin emang rezekinya lagi kayak gini," ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo, Wazan Mudzakir, menyebut rendahnya permintaan masyarakat jadi faktor harga cabai menjadi anjlok.
"Karena saat ini baru awal masa panen, sementara puncak panen cabai khususnya di Kulon Progo diperkirakan pada Desember," terangnya.
Wazan menjelaskan produktivitas cabai pada awal masa panen kemarin tergolong rendah. Adapun produktivitas akan mulai meningkat saat masuk bulan Desember mendatang.
"Seiring waktu hingga puncak panen pada Desember mendatang, diproyeksikan hasil panen cabai bisa mencapai 90 ton dalam sehari," ucapnya.
(rih/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas