Penampakan Sawah 2 Meter Milik Ngatiyem Kena Proyek Tol Jogja-YIA

Penampakan Sawah 2 Meter Milik Ngatiyem Kena Proyek Tol Jogja-YIA

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 16 Okt 2024 16:10 WIB
Patok tol Jogja-Solo-YIA yang melintasi sawah milik Ngatiyem di Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).
Patok tol Jogja-Solo-YIA yang melintasi sawah milik Ngatiyem di Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024). Foto: dok. Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Sawah seluas dua meter persegi milik Ngatiyem di Sleman terdampak tol Jogja-YIA. Begini penampakan sawah milik warga Gamplong V, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, itu.

detikJogja mendatangi langsung lahan sawah milik Ngatiyem. Lokasinya berada di timur Jalan Klangon-Tempel, Sumberrahayu, Moyudan. Tepatnya sisi utara rel kereta api yang melintasi kawasan tersebut.

Petak sawah milik Ngatiyem ini berada pada sisi tengah. Lahan terdampak tersebut tidak memiliki akses jalan aspal. Untuk menuju patok tol, harus menyusuri hamparan sawah yang sedang ditanami padi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih produktif. Dapatnya 8 kuintal untuk 800 meter persegi sawah," kata adik dari Ngatiyem, Sumadi, saat ditemui di rumah Ngatiyem, Senin (14/10/2024).

Ia menuturkan pengumuman terdampak tol sudah sejak 2 tahun lalu. Hanya saja kala itu belum diketahui luasan lahan yang terdampak.

ADVERTISEMENT

Hingga akhirnya tiba masa appraisal dan musyawarah yang memaparkan luasan bidang terdampak dan nominal UGR-nya. Lahan dua meter itu mendapatkan uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp 3.114.421 dari pemerintah.

"Iya cuma kena dua meter persegi sawahnya. Itu posisinya di pojok selatan yang kena tol. Bidangnya miring kayak terserempet saja. Reaksi awalnya lucu saja karena yang kena dua meter, tepinya itu yang kena," jelasnya.

Patok tol Jogja-Solo-YIA yang melintasi sawah milik Ngatiyem di Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).Patok tol Jogja-Solo-YIA yang melintasi sawah milik Ngatiyem di Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Pria yang juga ditunjuk sebagai kuasa ini memastikan kakaknya tidak keberatan atas besaran UGR. Dia juga merelakan dua meter persegi tanahnya diambil sebagai tanah tol. Ini karena besaran total lahan sawah tak terdampak masih luas.

"Kalau total lahan sawah itu 800 meter persegi. Masih pertanian padi sekarang, kalau posisi yang kena pojokan selatan bidang petak," katanya.

Uang dari hasil pembayaran UGR, lanjutnya, akan menjadi tambahan modal dalam bertani. Meski tidak besar, uang tersebut bisa merawat lahan sawah hingga dua kali masa tanam. Guna perawatan awal, pembelian benih hingga perawatan.

Sumadi memaparkan biaya perawatan untuk satu kali musim tanam kisaran Rp 1,5 juta. Sehingga total UGR Rp 3.114.421 dapat digunakan setidaknya untuk dua kali masa tanam. Sehingga dapat lebih menghemat biaya produksi awal.

"Uangnya nanti rencana untuk biaya pertanian, dua meter persegi dapat sekitar Rp 3 juta. Biaya cangkul, traktor, tanam 800 meter persegi habisnya sekitar Rp 1,5 juta. Ini sudah termasuk benih. Nanti sisanya untuk tanam berikutnya atau kegiatan lainnya," ujarnya.




(rih/apl)

Hide Ads