Sawah seluas 2 meter persegi milik Ngatiyem terdampak tol Jogja-YIA. Alhasil warga Gamplong V, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, Sleman ini mendapatkan uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp 3.114.421 dari pemerintah.
Adik dari Ngatiyem, Sumadi menuturkan pengumuman terdampak tol sudah sejak 2 tahun lalu. Hanya saja kala itu belum diketahui luasan lahan yang terdampak. Hingga akhirnya tiba masa appraisal dan musyawarah yang memaparkan luasan bidang terdampak dan nominal UGR-nya.
"Iya cuma kena 2 meter persegi sawahnya. Itu posisinya di pojok selatan yang kena tol. Bidangnya miring kayak terserempet saja. Reaksi awalnya lucu saja karena yang kena 2 meter, tepinya itu yang kena," jelasnya saat ditemui di kediaman Ngatiyem, Gamplong V, Kalurahan Sumberrahayu, Kapanewon Moyudan, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga ditunjuk sebagai kuasa ini memastikan kakaknya tidak keberatan atas besaran UGR. Dia juga merelakan 2 meter persegi tanahnya diambil sebagai tanah tol. Ini karena besaran total lahan sawah tak terdampak masih luas.
"Kalau total lahan sawah itu 800 meter persegi. Masih pertanian padi sekarang, kalau posisi yang kena pojokan selatan bidang petak," katanya.
Uang dari hasil pembayaran UGR, lanjutnya, akan menjadi tambahan modal dalam bertani. Meski tidak besar, uang tersebut bisa merawat lahan sawah hingga 2 kali masa tanam. Guna perawatan awal, pembelian benih hingga perawatan.
Sumadi memaparkan biaya perawatan untuk satu kali musim tanam kisaran Rp 1,5 juta. Sehingga total UGR Rp 3.114.421 dapat digunakan setidaknya untuk dua kali masa tanam. Sehingga dapat lebih menghemat biaya produksi awal.
"Uangnya nanti rencana untuk biaya pertanian, 2 meter persegi dapat sekitar Rp 3 juta. Biaya cangkul, traktor, tanam 800 meter persegi habisnya sekitar Rp 1,5 juta. Ini sudah termasuk benih. Nanti sisanya untuk tanam berikutnya atau kegiatan lainnya," ujarnya.
detikJogja mendatangi langsung lahan sawah milik Ngatiyem. Lokasinya berada di timur Jalan Klangon-Tempel, Sumberrahayu, Moyudan. Tepatnya sisi utara rel kereta api yang melintasi kawasan tersebut.
Petak sawah milik Ngatiyem ini berada pada sisi tengah. Lahan terdampak tersebut tidak memiliki akses jalan aspal. Untuk menuju patok tol, harus menyusuri hamparan sawah yang sedang ditanami padi.
"Masih produktif, kalau dalam setahun itu bisa. kali panen. Dapatnya 8 kuintal untuk 800 meter persegi sawah," katanya.
(ahr/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan