56 Lahan Sawah Sumberrahayu Sleman Terdampak Tol, Ada yang Dapat Rp 1,1 M

56 Lahan Sawah Sumberrahayu Sleman Terdampak Tol, Ada yang Dapat Rp 1,1 M

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 14 Okt 2024 16:08 WIB
Suasana pembayaran UGR tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3 di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).
Suasana pembayaran UGR tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3 di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024). (Foto: Dwi Agus/detikJogja)
Sleman -

Sebanyak 56 bidang tanah sawah di Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, mendapat Uang Ganti Rugi (UGR) karena terdampak pembangunan tol Jogja-Solo-YIA seksi 3 atau ruas Jogja-YIA. Nilai appraisal terendah mencapai kisaran Rp 1 juta per meter perseginya.

Bidang tanah sawah terdampak mayoritas berada di selatan Kantor Kalurahan Sumberrahayu. Semuanya telah memasuki tahapan pembayaran tahap ke-2. Pembayaran tahapan awal telah berlangsung pada medio Agustus 2024.

"Kenapa sawah dulu, karena permukiman itu ada bangunan jadi lambat di pendataan. Sehingga diutamakan sawah dulu dalam 2 tahapan," jelas Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman Hary Listantyo Prabowo saat ditemui di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini 56 bidang yang seluruhnya sawah di Sumberrahayu. Masih ditambah 11 bidang tanah di Sidokarto Godean dan Sidomulyo Godean sebanyak 1 bidang tanah,"lanjutHary.

Hary menuturkan kategori lahan terdampak beragam. Mulai dari lahan sawah yang tak memiliki akses jalan hingga yang berada di ruas jalan kampung maupun jalan provinsi. Sehingga setiap bidang lahan memiliki nominal appraisal yang berbeda-beda.

ADVERTISEMENT

Untuk lahan terdampak paling kecil luasannya hanya 2 meter persegi. Nilai pembayaran uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp 3.114.421. Adapun UGR tertinggi mencapai Rp 1.157.413.741 dengan luasan bidang 714 meter persegi.

"Sumberrahayu tertinggi pembayaran saat ini Rp 1,1 miliar. Dengan appraisal terendah Rp 3,1 juta dan bidang luasannya 2 meter persegi," katanya.

Dalam pembayaran UGR kali ini tak hanya diikuti warga Sumberrahayu. Adapula warga Sidokarto Godean sebanyak 11 bidang tanah dan Sidomulyo Godean sebanyak 1 bidang tanah. Total anggaran yang dikeluarkan dalam pembayaran kali ini kisaran Rp 34 miliar.

"Sidokarto dan Sidomulyo itu ikut sekarang karena ada perbaikan berkas data di ELMAN. Total anggaran dikeluarkan sekitar Rp 34 miliar untuk pembayaran UGR Sumberrahayu, Sidokarto dan Sidomulyo. Dicairkan langsung ke bank tertunjuk," ujarnya.

Lurah Sumberrahayu, Sigit Tri Susanto, terpisah menyebut wilayahnya akan mengalami pembayaran UGR lebih dari dua tahapan. Untuk dua tahapan awal merupakan pembayaran dengan bidang tanah sawah. Sementara untuk rumah pemukiman belum memasuki pembayaran.

Suasana pembayaran UGR tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3 di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024).Suasana pembayaran UGR tol Jogja-Solo-YIA Seksi 3 di Kantor Kalurahan Sumberrahayu, Moyudan, Sleman, Senin (14/10/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Total bidang sawah yang terdampak mencapai kisaran 130 bidang. Detailnya sebanyak 80 bidang sawah telah terbayarkan pada medio Agustus 2024. Selanjutnya untuk pembayaran UGR kali ini menyasar 56 bidang sawah terdampak tol.

"Dua tahapan ini baru sawah. Kemarin sekitar 80 bidang sawah dan hari ini 50 bidang. Tapi sebenarnya kalau yang terdampak mayoritas itu permukiman tapi memang belum tahapan pembayaran," katanya.

Mayoritas lahan sawah berada di empat padukuhan, tepatnya Gamplong II, Gamplong III, Gamplong IV dan Gamplong V. Lokasinya berada di utara rel kereta api yang membentang di sepanjang Kalurahan Sumberrahayu.

Lahan-lahan ini, lanjutnya, bisa dikategorikan tak sepenuhnya produktif. Ini karena mayoritas masih mengandalkan saluran irigasi Van Der Wijck. Letak Sumberrahayu yang berada di sisi selatan membuat porsi irigasi tak ideal.

"Dibilang lahan produktif iya, tidak juga iya. Ini karena lahan di wilayah kami itu sudah kering 2 tahun tidak ditanami. Kalau saluran (Van Der Wijck) dimatikan dan kemarau pasti tidak bisa tanam," ujarnya.

Sigit memastikan seluruh UGR di atas nominal nilai jual objek pajak (NJOP). Dalam artian seluruh petani mendapatkan UGR diaatas angka minimal. Ini karena tanaman maupun objek lain yang terdampak turut diperhitungkan dalam appraisal.

"Sudah di atas NJOP. Seluruh warga terdampak sudah tidak ada sanggahan. Sudah di atas harga pasaran untuk UGR-nya dan masyarakat tidak dirugikan dan sama-sama dapat manfaat," katanya.




(apu/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads