Tutupnya tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan ternyata menjadi berkah tersendiri bagi tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS3R) tingkat kalurahan. Salah satunya TPS3R Resik Tenan yang ada di Petung, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
Lurah Bangunjiwo, Pardja menjelaskan, pembangunan TPS3R Resik Tenan mulai pada tahun 2021 dan lahannya menggunakan tanah kas desa. Semua itu semata-mata untuk merespon Bantul bersih sampah 2025 atau Bantul Bersama yang mewajibkan setiap kalurahan merintis tempat pengelolaan sampah.
"Kalau TPS3R ini awalnya dibangun pakai dana desa, kemudian kami tambah anggarannya pakai Danais," katanya kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara rinci, Pardja menyebut jika mendapat dana keistimewaan (Danais) Rp 1 miliar sejak tahun 2021. Pasalnya Bangunjiwo masuk dalam kategori desa mandiri budaya.
"Nah, Danais ini kami manfaatkan untuk membangun TPS3R dan alat incinerator atau alat pembakar limbah padat. Lalu untuk TPS3R Resik Tenan mulai beroperasi bulan Februari 2022," ujarnya.
Jika merujuk biaya pembangunan TPS3R tersebut, Pardja mengaku hingga saat ini sudah menghabiskan sekitar Rp 2 miliar. Saat ini, TPS3R Resik Tenan memiliki satu hanggar dan satu incinerator.
"Untuk kapasitas, TPS3R ini satu hari bisa 1,5 sampai 2 ton. Sebenarnya kalau sudah maksimal semua bisa sampai 5 ton tapi kan harus menambah alat lagi," ucapnya.
Sedangkan untuk pelanggan atau masyarakat yang membuang sampah ke TPS3R, Pardja mengaku saat awal-awal hanya 180 pelanggan. Menyoal biayanya, untuk satu pelanggan dikenakan Rp 40 ribu per bulan.
Pelanggan Capai 1.000
Selanjutnya, setelah buka tutup TPA Piyungan pada tahun 2023 jumlah pelanggan TPS3R terus bertambah. Bahkan, kata Pardja, saat ini jumlah pelanggannya mencapai ribuan.
"Terus dari 180 pelanggan menjadi 600 pelanggan dan saat ini meningkat menjadi sekitar 1.000 pelanggan bahkan saat ini kita sampai menolak pelanggan. Jumlah itu meningkat setelah TPA Piyungan tutup tanggal 1 Mei itu," katanya.
Oleh sebab itu, Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Kamulyan sebagai pengelola TPS3R otomatis mendapatkan tambahan pemasukan. Namun, Pardja menyebut semua itu kembali untuk mengembangkan TPS3R dan menutup biaya operasional.
"Ya dengan tambahnya pelanggan memang pemasukan tambah. Tapi kan uangnya untuk mengembangkan TPS3R, biaya operasional sampai bayar pekerja yang jumlahnya 12 orang," ujarnya.
Karena itu, Pardja ingin memperbesar kapasitas TPS3R Resik Tenan. Apalagi, jumlah penduduk Bangunjiwo sekitar tiga ribu kepala keluarga (KK) dengan jumlah sampai mencapai sekitar empat ton setiap harinya.
"Rencananya tahun ini kami mau menambah satu hanggar dan satu alat incinerator. Kemungkinan semua itu baru bisa terealisasi pertengahan tahun ini," ujarnya.
Pasalnya, anggaran yang berasal dari Danais itu baru cair pertengahan tahun ini. Pardja juga mengungkapkan, bahwa tahun ini mendapatkan tambahan sekitar Rp 1,87 miliar.
"Nanti tambahan itu untuk pembangunan infrastruktur dan Rp 1,5 miliar untuk pengolahan sampah serta pengembangan seni dan budaya," ucapnya.
Kembangkan Budi Daya Maggot
Selain itu, Pardja menyebut saat ini TPS3R mulai mengembangkan budi daya maggot karena menampung sampah dari restoran. Untuk budi daya tersebut, sepenuhnya kalurahan menggandeng pihak swasta.
"Kami juga akan bangun tempat pengepresan bahan dan biji plastik sebelum dihancurkan. Selain itu ke depannya kami akan integrasikan TPS3R dengan sektor pertanian dan peternakan," katanya.
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, terus mendorong TPS3R di tingkat kalurahan. Bahkan, Halim meminta kalurahan untuk mengoptimalkan kapasitas pengelolaan sampah di masing-masing TPS3R.
"Saat ini di Kabupaten Bantul ada sekitar 16 TPS3R yang dikelola oleh BUMKal dan semoga jumlahnya terus bertambah setelah TPA Piyungan ditutup," ujarnya.
(apl/ahr)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya