Pembangunan jembatan darurat ini diprakarsai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo. Rencananya proses pembangunan akan dilakukan pada pertengahan April 2024 ini.
"Pengerjaan jembatan sementara akan dimulai pada pertengahan April ini," ucap Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kulon Progo Budi Prastawa, saat dimintai konfirmasi wartawan Senin (15/4).
Budi menerangkan pembuatan jembatan darurat ini berdasarkan hasil kesepakatan antara pihaknya dengan berbagai pihak, salah satunya Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO). Adapun biaya pembangunan akan menggunakan dana dari belanja tak terduga (BTT) APBD Kulon Progo yang nilainya sebesar Rp 200 juta.
"Pengajuan BTT dimungkinkan karena kejadian patahnya jembatan ini bersifat tak terduga. Sedangkan penggunaan jembatan tergolong keperluan mendesak," ujarnya.
Budi mengatakan jembatan darurat ini menggunakan struktur kayu yang dibangun di atas jembatan lama yang rusak. Meski bersifat sementara, jembatan ini diklaim bisa menopang beban hingga 2,4 ton.
"Sehingga tak hanya mampu dilewati roda 2, jembatan dapat dilewati kendaraan roda 4. Namun, diharapkan agar warga dapat merawat jembatan dengan menggunakan jembatan sesuai tonase yang aman," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya jembatan yang menjadi akses utama menuju objek wisata Pantai Trisik di Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur, Kulon Progo, amblas.
![]() |
Akibatnya akses menuju jembatan yang membentang di atas Sungai Gonzairo itu harus ditutup untuk mobil dan kendaraan besar.
Jembatan yang terletak di Dusun 13 Sidorejo, Banaran, Galur, Kulon Progo atau persisnya di depan Tempat Pemungut Retribusi (TPR) Pantai Trisik ini dalam kondisi rusak parah. Bangunan tengahnya amblas hingga membuat aspal pelapis jembatan retak. Pondasi jembatan juga terlihat miring bahkan nyaris ambruk.
Untuk mencegah kerusakan semakin parah, warga dan aparat sekitar telah memasang penghalang serta rambu bertuliskan STOP di kedua sisi jembatan tersebut. Tujuannya untuk menghalau mobil dan kendaraan besar yang hendak melintas.
Sedangkan untuk pejalan kaki dan pengendara roda dua masih diperbolehkan lewat. Akan tetapi dianjurkan untuk hati-hati dan menggunakan lajur sisi selatan yang dinilai cukup aman karena masih tertopang tiang penyangga.
Warga setempat, Mbah Jos, mengungkapkan amblasnya jembatan terjadi pada Senin (29/1) petang. Penyebabnya karena tumpukan eceng gondok dari persawahan yang menyangkut di tiang penyangga jembatan. Hal ini membuat struktur itu tidak kuat sehingga akhirnya miring dan nyaris ambruk.
"Kejadiannya habis Maghrib kemarin. Awalnya karena eceng gondok yang memenuhi bawah jembatan sehingga enggak bisa jalan itu. Akibatnya tiang penyangga gak kuat dan miring kaya gitu," ujarnya di lokasi Selasa (30/1).
Mbah Jos menuturkan peristiwa serupa pernah terjadi pada 1984 silam. Namun dampaknya tidak separah peristiwa kali ini.
"Sebelumnya sudah pernah tahun 1984, tapi belum pernah diperbaiki. Kemudian yang ini ini lebih parah. Sekarang tinggal satu tiang yang tengah itu," ucapnya.
Mbah Jos mengatakan kerusakan jembatan ini membuat warga terganggu. Pasalnya jembatan ini difungsikan sebagai akses utama bagi masyarakat yang ingin pergi ke sekolah , bekerja maupun berwisata.
"Sangat Terganggu apalagi ini untuk anak sekolah jadi akses utama. Terus orang kerja dan tempat wisata juga. Dan sementara kan hanya bisa motor yang bisa lewat. Kalau mobil harus memutar jauh, sampai 20 menitan," ujarnya.
Sementara itu Lurah Banaran, Haryanta mengatakan amblasnya jembatan tak lepas dari usianya yang sudah tua. Diungkapkan bahwa umur jembatan itu berkisar 40 tahun yang berarti dibangun pada sekitar tahun 1980-an.
"Usianya kurang lebih sekitar 40 tahunan," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya sudah berulang kali usul ke pemerintah agar dibuatkan jembatan baru. Namun, usulan itu belum ditindaklanjuti sampai sekarang.
"Karena jembatan ini memang sudah tua dan selayaknya diganti. Kami dari pemerintah kalurahan Kapanewon dan Masyarakat sudah usul agar diganti tapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjut," ujarnya.
Sementara itu Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Nurcahyo Budi Wibowo mengatakan pihaknya sudah meninjau lokasi amblasnya jembatan di Banaran. Dari hasil pengecekan sementara, diketahui bahwa ada bagian tiang jembatan yang amblas.
"Jadi ini karena jembatan pakai model tiang, jadi ada satu atau dua tiang yang turun karena saya kira terkait pondasi yang dari jembatan ini bisa penyebab banyak barangkali terjadi penurunan tanah, kemudian juga karena pengaruh arus, penumpukan Enceng Gondok dan lain-lain," jelasnya.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka