Jembatan Glagah di Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) ruas Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan ditutup total selama masa perbaikan. Meski begitu, pejalan kaki dan pemotor tetap bisa menyeberangi Sungai Serang lewat jembatan darurat yang kini sedang dalam proses pembangunan.
Jembatan darurat ini dibangun oleh Satker PJN DIY sebagai jalur alternatif bagi warga Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates dan warga Kalurahan Glagah, Kapanewon Temon yang selama ini menggunakan Jembatan Glagah sebagai akses utama mereka. Adapun letak jembatan darurat berada sekitar 300 meter di sebelah selatan Jembatan Glagah.
Dari pengamatan detikJogja di lokasi pagi ini, proses pembangunan jembatan darurat masih berlangsung. Sejumlah pekerja tampak sibuk menyusun bambu yang menjadi material utama pembuatan jembatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan atau bahkan mungkin ratusan bambu itu disambung menggunakan tali tambang. Sedangkan bagian lantai jembatan dilapisi dengan bahan anyaman.
Jembatan darurat ini memiliki panjang sekitar 80 meter dengan lebar 2 meter. Ukuran ini sudah cukup untuk dilewati pejalan kaki maupun pengendara roda dua.
"Jadi ini memang didesain untuk dilewati motor dan pejalan kaki saja," ucap Koordinator Proyek Jembatan Darurat, Anggit saat ditemui di lokasi, Kamis (7/9/2023).
Anggit menerangkan pembangunan jembatan darurat telah berlangsung sejak tiga hari lalu. Tahapannya dimulai dengan melakukan kroscek lokasi untuk menentukan model jembatan yang mudah dipasang serta kuat dilewati pejalan kaki maupun sepeda motor.
Dari situlah dipilih bambu sebagai material utama jembatan. Bahan ini dipilih karena dinilai lebih fleksibel, kokoh serta mudah dipasang sehingga dapat dibangun dalam waktu yang relatif singkat.
"Karena kami diminta untuk bangun jembatan darurat yang bisa dilewati setidaknya selama 3 bulan selama penutupan Jembatan Glagah, maka dipilihlah bambu. Bahan ini kuat, dan mampu menahan beban manusia maupun sepeda motor," ujarnya.
Anggit mengatakan pembangunan jembatan darurat ditargetkan rampung pada pekan depan atau seiring dengan ditutupnya Jembatan Glagah untuk perbaikan.
"Target selesainya 10 hari kerja terhitung sejak tiga hari lalu. Ini sesuai dengan permintaan dari proyek karena pembongkaran Jembatan Glagah mulai pertengahan September. Jadi ketika Jembatan Glagah ditutup untuk perbaikan, jembatan darurat sudah bisa digunakan," terangnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker PJN 1.1 Provinsi DIY, Ersy Perdhana menyebut perbaikan Jembatan Glagah sudah dilangsungkan sejak akhir Agustus 2023 lalu. Untuk saat ini proses perbaikan berfokus pada penguatan struktur yang telah keropos.
"Saat ini kami masih fokus ke perkuatan struktur bawah dan penambalan struktur yang keropos ditambah perkuatan lagi nantinya," ujarnya.
Ersy mengatakan rehab jembatan yang memakan dana sebesar Rp 2,6 miliar ini direncanakan rampung pada 15 Desember 2023 sesuai kontrak kerja yang telah ditentukan pemerintah. Kendati begitu, pihaknya akan mengupayakan agar perbaikan ini dipercepat lagi guna mengantisipasi datangnya musim hujan yang berpotensi menghambat proses pengerjaan.
"Jadi kami juga mengejar supaya tidak terkendala hujan nantinya. Harapannya sebelum tanggal itu sudah bisa rampung," ucapnya.
Seperti diketahui Jembatan Glagah di JJLS ruas Kulon Progo yang jadi penghubung antara Kapanewon Wates dan Temon di Kulon Progo telah ditutup untuk akses kendaraan roda empat sejak 6 September 2022 lalu. Penutupan dilakukan karena sisi barat jembatan amblas sekitar 10 cm.
Sejak ditutupnya jembatan itu karena rusak, diberlakukan pengalihan arus lalu lintas yang berlaku bagi pengendara roda empat hingga angkutan besar, baik itu yang datang dari arah barat maupun sebaliknya lewat JJLS.
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas