9 Fakta Arya Diplomat Muda Kemenlu Lulusan UGM Tewas Misterius

Round-Up

9 Fakta Arya Diplomat Muda Kemenlu Lulusan UGM Tewas Misterius

Tim detikJogja - detikJogja
Kamis, 10 Jul 2025 07:00 WIB
Suasana rumah duka diplomat muda Kemlu yang ditemukan tewas di kos wilayah Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025). Rumah duka di Jalan Munggur, Jomblang, Karangbendo, Banguntapan, Bantul.
Rumah duka diplomat muda Kemlu yang ditemukan tewas di kos wilayah Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025). Rumah duka di Jalan Munggur, Jomblang, Karangbendo, Banguntapan, Bantul. Foto: Dok. detikJogja
Jogja - Diplomat fungsional muda di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39) ditemukan meninggal secara misterius di indekos di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa lalu. Lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dimakamkan di Bantul, kemarin. Berikut fakta-faktanya.

Dimakamkan di Banguntapan

Rabu (9/7) siang, pelayat berdatangan ke rumah duka di Jalan Munggur, Jomblang, Karangbendo, Banguntapan, Bantul. Banyak karangan bunga, di antaranya dari almamater Arya yakni Fisipol UGM dan tempat bekerjanya yakni Kemenlu RI.

Iring-iringan mobil jenazah tiba di tempat pemakaman Sunthen, Banguntapan, Bantul, pukul 16.55 WIB. Sesampainya di liang lahat, jenazah diangkat dari dalam peti. Selanjutnya, jenazah dimasukkan ke liang lahat dan dikubur.

"Kami turut berdukacita. Sejak awal Kementerian luar Negeri sudah membantu dalam proses pemulasaraan jenazah, hingga pengantaran dan pemakaman jenazah di Jogja," kata Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (Dirjen PWNI) Kemlu, Judha Nugraha di Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025).

Wajah Terlilit Lakban

Dikutip dari detikNews, mayat Arya ditemukan di indekos di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) pukul 08.30 WIB. Wajah korban terlilit lakban saat ditemukan.

Polisi mengungkap awal mula jasad ADP ditemukan. Polisi menjelaskan awalnya istri korban berupaya menghubungi lewat telepon.

"Dari istrinya, Subuh hari itu telepon korban, cuma tidak aktif," kata Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, Selasa (8/7/2025).

Sang istri akhirnya mencoba menghubungi penjaga kos. Saat itu istri korban meminta tolong penjaga kos untuk mengecek kamar korban.

"Jadi istrinya menghubungi si penjaga kosan, menanyakan keberadaannya," jelasnya.

Rezha menyebut saat itu penjaga kos mendatangi kamar korban dan mengetuknya. Karena tidak mendapat respons, kamar kos korban dibuka paksa.

"Dicek, di ketok-ketok, nah mungkin (langsung ditemukan korban). Dari olah TKP, memang ada dibuka paksa untuk mengetahui korban di dalam bagaimana," sebut Rezha.

Reza menjelaskan pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab kematian dari ADP. Disebutkan bahwa kamar kos korban dalam kondisi terkunci dari dalam.

"Belum dipastikan, saya juga nggak bisa bilang, bukan ya. Karena tidak ada tanda-tanda kekerasan, tidak ada barang yang hilang, kalau visum luarnya sih tidak ada tanda-tanda kekerasan," terang Rezha.

Tinggalkan Istri dan 2 Anak

Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan belasungkawa. Pihak Kemlu menyerahkan proses penanganan kasus ke pihak berwajib.

Jubir Kemlu, Roy Soemirat mengatakan korban meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.

"Kementerian Luar Negeri akan terus memberikan dukungan yang diperlukan dalam proses yang berlangsung," ujar Roy Soemirat, dikutip dari detikNews, Rabu (9/7).

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Judha Nugraha, menyebut ADP adalah diplomat fungsional muda di Kemlu.

"Dapat kami sampaikan benar bahwa saudara ADP adalah seorang diplomat fungsional muda dari Kementerian Luar Negeri," ujar Judha di Gedung DPR RI.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro menjelaskan mayat ASN Kemlu itu dibawa ke RSCM untuk autopsi.

"Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih mendalami dan menganalisa seluruh keterangan saksi, CCTV, dan barang bukti lainnya untuk mengungkap penyebab kematian korban. Kami akan sampaikan perkembangan lebih lanjut," jelas Susatyo, Rabu (9/7).

Lulusan HI Fisipol UGM

Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Dr Arie Sujito menyampaikan duka cita atas kepergian Daru.

"Tentu kita kehilangan sosok alumni berprestasi alumni HI Fisipol UGM yang memiliki karier yang baik. Semoga Almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," kata Arie, kemarin.

"Kami juga berharap, jika meninggalnya Almarhum yang nampak tidak wajar, perlu diusut tuntas, dan ini demi kemanusiaan dan tanggung jawab perlindungan negara pada warganya," sambungnya.

Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM, Nur Rachmat Yuliantoro mengatakan Daru merupakan alumnus S-1 Ilmu HI Angkatan 2005.

"Keluarga besar DIHI UGM turut berduka cita atas berpulangnya Daru. Dia dikenal sebagai diplomat yang andal, Daru adalah kebanggaan kita semua. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan," ucapnya.

Dijadwalkan ke Finlandia

Pihak keluarga menyebut sedianya Arya ke Finlandia akhir bulan ini. Kakak ipar Daru, Meta Bagus, mengatakan sudah lama mengenal Daru. Berawal dari orang tuanya dan orang tua Daru yang berteman sejak lama.

"Daru SD di SDN Serayu (Jogja), SMPN 8 (Jogja), SMA Muhi (Muhammadiyah 1 Jogja) dan kuliah di UGM," kata Bagus kepada wartawan di rumah duka di Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025).

Setelah lulus kuliah, Daru diterima di Kemlu sebagai diplomat muda. "Seingat saya mulai bertugas di Kemlu tahun 2014-2015," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Selama bertugas di Kemlu, Bagus menyebut Daru pernah mendapat penempatan tugas di beberapa negara. Sedianya akhir bulan ini Daru berangkat ke Eropa.

"Sepemahaman saya, selama di Kemlu pernah di Myanmar, Timor Leste, Argentina dan akhir bulan ini supposedly (seharusnya) berangkat ke Finlandia," ucapnya.

Bagus pun mengungkapkan Daru tidak pernah mengeluh selama bertugas di Kemlu. Bagus menyebut jika adik iparnya itu menikmati pekerjaannya selama ini.

"Happy (senang), kadang saat penempatan telepon dan senang-senang semua, tidak ada gimana-gimana," katanya.

Dikenal Supel-Ceria

Arya juga dikenal sebagai sosok yang ceria di oleh keluarganya.

"Saya kenal Daru sejak SD. Karena orang tua kami sudah lama kenal, dan sudah seperti keluarga kalau sama keluarganya Daru," kata kakak ipar Arya Daru, Meta Bagus.

"Saya tidak pernah saya ketemu dia tidak menyenangkan. Anaknya anteng tapi kalau sudah bercerita passionate (penuh semangat) sekali, jadi anteng tapi supel, bahasa Jawanya grapyak," sambungnya.

Bagus juga mengungkapkan bahwa adik iparnya tidak pernah menunjukkan raut muka cemberut. Bahkan, Bagus mengaku tidak pernah mendapati Daru marah-marah.

"Saya dengan Daru itu mengenal pribadi secara langsung, anaknya baik, ceria. Terus sepanjang saya kenal Daru puluhan tahun hampir tidak pernah melihat Daru cemberut, marah apa segala macam tidak pernah, baik banget anaknya," ucapnya.

Aktivitas Terakhir Arya

Polisi melakukan pemeriksaan lab forensik (labfor) sidik jari pada lakban yang melilit wajah korban. Polisi juga memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian.

"Baru pemeriksaan saksi-saksi saja. Kami menunggu hasil juga dari labfor untuk pemeriksaan yang sisa lakbannya dan sidik jarinya segala macam yang tertempel gitu," kata Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandi, Rabu (9/7/2025), dilansir detikNews.

Sebelumnya, polisi mengungkap aktivitas terakhir korban. Korban sempat menyapa penjaga kos pada malam sebelum tewas.

"Jadi malam hari itu dia sekitar pukul 22.00, jam sepuluhan mendekati 22.30 WIB. Dia nyapa (penjaga kos) 'Ayo mas', gitu aja," kata Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi saat dihubungi, Selasa (8/7).

Korban tampak mengambil pesanan makanan dari ojek online. Korban sempat makan di ruang makan kosan.

"Memang dibuktikan kelihatan di CCTV itu memang dia keluar buang sampah," ujar Rezha.

Selanjutnya, korban masuk ke dalam kamar dan tidak terpantau lagi dari CCTV. Dia juga menjelaskan komunikasi terakhir yang dilakukan korban ialah menghubungi istri pada jam 21.00 WIB.

"Komunikasi terakhir itu jam 9 malam, 21.00 WIB, ke istrinya ya. Istrinya pun mengiyakan telepon istrinya. (Komunikasi) normal," jelas Rezha.

Tangani Evakuasi WNI di Turki-Iran

Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (Dirjen PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha, selama berdinas di Kemlu, Arya menangani perlindungan WNI termasuk evakuasi WNI di Turki-Iran.

"Jadi untuk kasus ini sendiri sudah diserahkan kepada pihak polisi, kita tunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian," kata Judha di Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025).

Judha juga mengungkapkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Arya Daru Pangayunan di Kemlu.

"Almarhum menangani tugas penanganan perlindungan WNI untuk wilayah selain Asia Tenggara dan juga Timur Tengah. Jadi menangani kasus-kasus seperti evakuasi di Turki, di Iran," ucapnya.

"Jadi almarhum lebih banyak bertugas di pemulangan anak-anak terlantar, terus evakuasi," sambungnya.

Pernah Jadi Saksi Kasus TPPO

Judha juga mengungkapkan mendiang Arya pernah menjadi saksi kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Namun kasus tersebut sudah lama selesai.

"Iya, Almarhum pernah menjadi saksi untuk kasus TPPO di Jepang. Kasusnya sudah lama dan sudah selesai," kata Judha, kemarin.

"Tapi itu jangan dikait-kaitkan. Kita menunggu hasil penyelidikan polisi, kita jangan berspekulasi. Jadi kami tidak ingin berspekulasi, kita tunggu hasil penyelidikan polisi," imbuh dia.


(dil/dil)

Hide Ads