Puasa Syawal adalah amalan yang dianjurkan untuk menyempurnakan puasa Ramadan. Namun, tahukah kamu berapa hari puasa Syawal itu? Sebagai panduan dalam pelaksanaannya, cek ketentuan hingga tata cara puasa Syawal berikut ini!
Menurut penjelasan dalam buku 10 Masalah Fiqih Puasa Syawal oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, terdapat banyak hadits sebagai dasar puasa Syawal. Salah satu hadits yang terkenal tentang puasa ini diriwayatkan oleh Tsauban, maula Rasulullah SAW:
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُوْلِ اللَّهِ ﷺ عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَنَّةِ. مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشَرُ أَمْثَالِهَا
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dari Tsauban, budak Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda: 'Barang siapa berpuasa enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri, maka seperti telah berpuasa setahun penuh. Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya." (HR Ibnu Majah no 1715, ad-Darimi no 1762, Ibnu Khuzaimah no 2115, dan selainnya)
Berhubung tanggalan sudah berjalan meniti paruh pertama Syawal, umat Islam dapat mulai mengerjakannya. Namun, sebelum itu, detikers harus tahu ketentuan-ketentuan, niat, dan tata caranya terlebih dahulu.
Jumlah Hari Puasa Sunnah Syawal
Berdasar hadits di atas, dapat diketahui bahwasanya puasa Syawal dikerjakan sebanyak 6 hari. Tak hanya dari hadits Tsauban, riwayat lain dari Abu Ayyub al-Anshari RA misalnya, juga menunjukkan jumlah yang sama.
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ ، أَنَّ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَ أُتْبَعَهُ سِئًا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدهر
Artinya: "Dari Abu Ayyub al-Anshari RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh.'" (HR Muslim no 1164, Ahmad 5/417, Tirmidzi no 759, dan lain sebagainya)
Lalu, tanggal berapa dibolehkannya puasa Syawal? Diambil dari buku Fikih Bulan Syawal oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Imam Ibrahim al-Baijuri berkata:
"Yang lebih utama, puasa Syawal dilakukan muttashil, langsung sehari setelah sholat Id (2 Syawal). Puasa tersebut juga afdhalnya dilakukan mutatabi'ah, yaitu berturut-turut. Walaupun jika puasa tersebut dilakukan tidak dari 2 Syawal, juga tidak dilakukan berturut-turut, tetap dapat ganjaran puasa setahun. Termasuk juga tetap dapat ganjaran puasa Syawal walau tidak berpuasa Ramadan (misal karena sakit). Hal ini dikatakan oleh ulama muta'akhirin." (Hasyiyah asy-Syaikh Ibrahim al-Baijuri, 1:579-580)
Intinya, puasa Syawal dikerjakan sebanyak 6 hari. Yang paling utama langsung mulai 2 Syawal sampai tuntas dan berturut-turut. Namun, jika tidak bisa, boleh dikerjakan terpisah-pisah, baik pada awal, tengah, maupun akhir Syawal.
Enam hari paling utama untuk puasa Syawal, jika mengacu Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 dari Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, adalah:
- Selasa, 1 April 2025/2 Syawal 1446 H: Hari pertama
- Rabu, 2 April 2025/3 Syawal 1446 H: Hari kedua
- Kamis, 3 April 2025/4 Syawal 1446 H: Hari ketiga
- Jumat, 4 April 2025/5 Syawal 1446 H: Hari keempat
- Sabtu, 5 April 2025/6 Syawal 1446 H: Hari kelima
- Minggu, 6 April 2025/7 Syawal 1446 H: Hari keenam
Bacaan Niat Puasa Syawal
Diambil dari NU Online, lafal niat puasa Syawal adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwali lillahi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah."
Sejatinya, Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan seorang muslim untuk melafalkan niat, baik saat sholat, puasa, maupun ibadah-ibadah lain. Oleh karena itu, niat cukup dalam hati saja.
Imam an-Nawawi berkata:
لَا يَصِحُ الصَّوْمُ إِلَّا بِالسَّيَّةِ، وَتَحَلُّهَا الْقَلْبُ، وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلَا خِلَافٍ
Artinya: "Tidak sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Tempat niat di dalam hati, tidak dipersyaratkan untuk dilafalkan, tanpa ada khilaf (perselisihan) dalam masalah ini." (Raudhah ath-Thalibin, II/350)
Tata Cara Puasa Syawal
Tidak ada pedoman khusus untuk puasa 6 hari Syawal yang membedakannya dengan puasa lain. Artinya, puasa ini dikerjakan dengan cara yang sama, yakni:
- Berniat
- Santap sahur
- Menahan diri dari pembatal-pembatal puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari
- Menyegerakan berbuka
- Membaca doa buka puasa
Untuk puasa sunnah 6 hari Syawal, niat harus dilakukan pada malam hari atau sebelum masuk subuh. Disadur dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, hal ini dikarenakan waktu puasa Syawal sudah ditentukan alias khusus.
Misalnya, seseorang niat puasa 6 hari Syawal pada pukul 7 pagi. Puasanya sah, tetapi tidak dianggap puasa Syawal. Sebab, puasanya tidak terhitung sehari penuh karena sehari penuh itu dimulai sejak masuk subuh sampai Matahari terbenam.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata:
أن النفل المقيد كالفرض، يعنى مثلا : إنسان يريد أن يصوم ستة أيام من شوال فلا بد أن ينويها من قبل الفجر، ولا يصح أن ينويها في أثناء النهار، ولو صح النفل المطلق
Artinya: "Puasa sunnah yang tertentu waktunya memiliki hukum sama seperti puasa wajib (yaitu harus berniat dari malam/sebelum subuh). Jadi umpamanya, seseorang ingin berpuasa enam di bulan Syawal, maka dia harus berniat dari sebelum subuh. Tidak sah (puasa enamnya), jika dia baru berniat di waktu siang, meskipun sah sebagai puasa sunnah yang tidak terikat." (Fath Dzil Jalali wal Ikram, VII/89)
Hal ini berbeda dengan puasa mutlak yang masih memperbolehkan seseorang berniat ketika subuh telah lewat. Tentu saja dengan catatan orang tersebut belum melakukan pembatal-pembatal puasa.
Nah, itulah pembahasan ringkas mengenai ketentuan puasa sunnah Syawal, mulai dari jumlah hari hingga tata caranya. Jangan lupa diamalkan, ya, detikers!
(par/par)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas