Puasa Syawal Berapa Hari dan Mulai Kapan? Ini Ketentuan, Niat dan Tata Caranya

Puasa Syawal Berapa Hari dan Mulai Kapan? Ini Ketentuan, Niat dan Tata Caranya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 31 Mar 2025 14:43 WIB
Jadwal Buka Puasa Hari Ini 12 Maret 2025 di Tiga Zona Waktu Indonesia
Ilustrasi puasa. (Foto: ferdiyantoro bagus saputro/Unsplash)
Solo -

Setelah Ramadhan berakhir, tibalah Syawal yang penuh kebahagiaan. Pada bulan ini, umat Islam disunnahkan untuk mengerjakan puasa Syawal yang istimewa. Lalu, puasa Syawal itu berapa hari dan dikerjakan mulai kapan?

Tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini didapat dari hasil sidang isbat yang dilakukan pada Sabtu, 29 Maret 2025.

"Sidang isbat secara bulat menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025," jelas Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam konferensi pers Sidang Isbat 1 Syawal 1446 H, dikutip dari situs resmi Kemenag.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apakah itu berarti puasa sunnah Syawal bisa dikerjakan mulai tanggal 1? Temukan pembahasan lengkap mengenai ketentuan puasa Syawal, niat, dan tata caranya melalui uraian di bawah ini.

Jumlah Hari Puasa Syawal dan Waktunya

Dirujuk dari buku 10 Masalah Fiqih Puasa Syawal oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, puasa sunnah Syawal jumlahnya 6 hari. Hal ini diketahui dari banyaknya hadits shahih yang diriwayatkan para sahabat.

ADVERTISEMENT

Salah satunya adalah hadits dari Abu Ayyub al-Anshari RA berikut:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ ، أَنَّ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَ أُتْبَعَهُ سِئًا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدهر

Artinya: "Dari Abu Ayyub al-Anshari RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh.'" (HR Muslim no 1164, Ahmad 5/417, Tirmidzi no 759, dan lain sebagainya)

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya puasa Syawal jumlahnya 6 hari. Waktu pelaksanaannya, menurut Mazhab Syafi'i, adalah selama bulan Syawal. Namun, yang paling utama adalah dimulai tepat sehari setelah Idul Fitri. Pasalnya, saat Hari Raya Idul Fitri, umat Islam dilarang berpuasa.

Imam an-Nawawi menerangkan:

قال أصحابنا والأفضل أن تصام الستة متوالية عقب يوم الفطر فإن فرقها أو أخرها عن أوائل شوال إلى أواخره حصلت فضيلة المتابعة لأنه يصدق أنه أتبعه ستا من شوال

Artinya: "Sahabat-sahabat kami (dari mazhab Syafi'iyyah) berkata, yang afdhal adalah puasa Syawal sebanyak enam hari dilakukan secara langsung dan berurutan setelah Idul Fitri. Jika dilakukan secara terpisah atau diakhirkan dari awal-awal bulan sampai akhir bulan, masih tetap mendapat keutamaannya karena hal ini pantas untuk dikatakan puasa Ramadhan dan diikuti puasa Syawal sebanyak enam hari." (Syarh Shahih Muslim, jilid 8, halaman 56)

Kesimpulannya:

  • Puasa sunnah Syawal jumlahnya 6 hari.
  • Boleh dikerjakan mulai H+1 Lebaran alias tanggal 2 Syawal.
  • Boleh dikerjakan berturut-turut atau terpisah. Namun lebih utama berturut-turut dan langsung setelah Idul Fitri.
  • Boleh dikerjakan pada akhir Syawal, yang terpenting masih masuk Syawal.

Niat Puasa 6 Hari Syawal

Dirujuk dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi, niat puasa cukup ada dalam hati saja. Imam an-Nawawi dalam Raudhah ath-Thalibin berkata:

لَا يَصِحُ الصَّوْمُ إِلَّا بِالتَّيَّةِ، وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ. وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلَا خِلَافٍ

Artinya: "Tidak sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Tempat niat di dalam hati, tidak dipersyaratkan untuk dilafalkan, tanpa ada khilaf (perselisihan) dalam masalah ini." (Raudhah ath-Thalibin, II/350)

Rasulullah SAW pun tidak pernah mengajarkan bacaan niat kepada sahabat-sahabatnya. Alhasil, detikers yang berencana mengerjakan puasa 6 hari Syawal cukup meniatkannya dalam hati. Namun, bagi yang mengikuti pendapat sunnah melafalkan niat, berikut bacaannya, dilansir laman NU Lampung:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."

Tata Cara Puasa 6 Hari Syawal

Puasa 6 hari Syawal dikerjakan dengan cara seperti halnya puasa-puasa lain. Diringkas dari buku Fikih Muyassar terjemahan Fathul Mujib, berikut tata caranya:

1. Niat

Pertama adalah niat. Adapun letak niat di dalam hati sehingga tidak perlu dilafalkan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menerangkan:

فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكُنْ يَقُولُ قَبْلَ التَّكْبِيرِ شَيْئًا وَلَمْ يَكُنْ يَتَلَفَظُ بِالنِّيَّةِ لَا ! ا في الطَّهَارَةِ وَلَا فِي الصَّلَاةِ وَلَا : في الصيام وَلَا فِي الْحَجَ. وَلَا غَيْرِهَا مِنْ الْعِبَادَاتِ وَلَا خُلَفَاؤُهُ وَلَا أَمَرَ أَحَدًا ) أن يَتَلَفَظَ بِالنِّيَّةِ.. وَلَوْ كَانَ ذَلِكَ مُسْتَحَبًّا لَفَعَلَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَعَلِمَهُ الْمُسْلِمُونَ.

Artinya: "Nabi Muhammad, beliau sebelum bertakbiratul ihram tidak membaca apapun, beliau juga tidak melafalkan niat baik sebelum bersuci, sebelum sholat, sebelum berpuasa, sebelum berhaji, maupun ibadah-ibadah lain. Para Khulafaur Rasyidin juga demikian. Nabi Muhammad pun tidak pernah memerintahkan pada seorang pun untuk melafalkan niat... Seandainya melafalkan niat adalah hal yang dianjurkan maka tentunya sudah dilakukan oleh Nabi dan pasti itu diketahui oleh umat Islam." (Majmu' al-Fatawa XXII hal 221-222)

2. Makan Sahur

تَسَخَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya: "Bersahurlah karena pada sahur terdapat keberkahan." (HR Bukhari no 1923)

3. Menahan Diri dari Terbit Fajar sampai Terbenamnya Matahari

Allah SWT berfirman dalam potongan surat al-Baqarah ayat 187 yang bunyinya:

فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

Artinya: "...Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam..."

4. Segera Berbuka

Nabi Muhammad SAW bersabda:

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya: "Kaum muslimin akan senantiasa di atas kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari no 1957 dan Muslim no 1098)

Demikian pembahasan ringkas mengenai ketentuan puasa Syawal 6 hari beserta niat dan tata caranya. Jangan lupa diamalkan, ya, detikers!




(sto/sto)


Hide Ads