- Kapan Puasa Syawal 2025?
- Ketentuan Puasa Syawal 1. Puasa Syawal Berturut-turut 2. Puasa Syawal Tidak Harus Berturut-turut 3. Puasa Syawal Tidak Boleh Setelah Lebaran 4. Tidak Boleh Puasa Syawal Jika Ada Hutang Puasa
- Keutamaan Puasa Syawal 1. Mendapatkan Pahala Satu Tahun 2. Tanda Diterimanya Amalan Puasa Ramadhan 3. Penyempurna Puasa Wajib Ramadhan 4. Sebagai Tanda Syukur 5. Tanda Istiqomah
- Niat Puasa Syawal
Puasa Syawal merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim. Lantas, kapan puasa Syawal 2025 dikerjakan?
Dikutip dari buku "Kalender Ibadah Sepanjang Tahun" yang ditulis oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, dijelaskan bahwa salah satu keutamaan puasa Syawal adalah mendapatkan pahala yang setara dengan berpuasa selama setahun penuh. Hal ini diterangkan dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim berikut:
"Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah ia telah berpuasa setahun penuh." (HR Bukhari dan Muslim)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang ingin mengamalkan ibadah sunnah ini, penting untuk memahami terlebih dahulu terkait kapan waktu memulai puasa Syawal dan bagaimana ketentuannya.
Untuk itu, berikut detikSulsel menyajikan informasi tentang jadwal puasa Syawal 2025 beserta ketentuan dan keutamaannya. Yuk, disimak!
Kapan Puasa Syawal 2025?
Dikutip dari laman MUI Digital, puasa Syawal sebaiknya dikerjakan satu hari setelah Hari Raya Idul Fitri selama enam hari berturut-turut yaitu pada tanggal 2-7 Syawal. Berdasarkan kalender Hijriah yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag), tanggal 2-7 Syawal 1446 H jatuh pada Selasa, 1 April hingga Minggu, 6 April 2025.
Untuk lebih jelasnya, berikut rinciannya:
- 2 Syawal 1446 H: Selasa, 1 April 2025
- 3 Syawal 1446 H: Rabu, 2 April 2025
- 4 Syawal 1446 H: Kamis, 3 April 2025
- 5 Syawal 1446 H: Jumat, 4 April 2025
- 6 Syawal 1446 H: Sabtu, 5 April 2025
- 7 Syawal 1446 H: Minggu, 6 April 2025
Ketentuan Puasa Syawal
Pada dasarnya puasa Syawal bisa dikerjakan mulai tanggal 2 Syawal hingga akhir bulan. Kendati demikian, ada tiga pendapat yang berbeda di kalangan ulama terkait ketentuan pelaksanaannya.
Agar lebih jelasnya, berikut ketentuan puasa Syawal yang dikutip dari buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah oleh Siti Zumratus Sa'adah dan buku 12 Amalan Mulia Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny:
1. Puasa Syawal Berturut-turut
Imam Asy-Syafi'i dan Ibnu Mubarak berpendapat bahwa puasa enam hari di bulan Syawal dikerjakan secara berturut-turut. Pendapat ini didasarkan pada hadits dari Abu Hurairah yang diangkat kepada Nabi Muhammad SAW,
"Barang siapa berpuasa enam hari setelah Idul Fitri secara berturut-turut, maka seakan-akan telah berpuasa selama setahun penuh." (HR Ath-Thabarani)
2. Puasa Syawal Tidak Harus Berturut-turut
Puasa Syawal tidak disyaratkan untuk dikerjakan secara berturut-turut selama enam hari. Puasa ini juga tidak harus langsung dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Jika seseorang telah berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, maka dia telah memperoleh keutamaan puasa Syawal.
3. Puasa Syawal Tidak Boleh Setelah Lebaran
Ma'mar dan Abdurrazaq berpendapat bahwa puasa Syawal tidak boleh dikerjakan secara langsung setelah Hari Raya Idul Fitri. Sebab, hari-hari tersebut adalah hari makan dan minum.
Puasa Syawal selama enam hari ini pun dikerjakan pada tiga hari sebelum dan setelah Ayyamul Bidh, yaitu pada tanggal 10, 11, 12, 16, 17, 18 Syawal 1446 H/2025 M. Namun Ibnu Rajab menilai pendapat ini adalah syadz.
Mengutip laman muslim.or.id, istilah syadz dalam ilmu hadits adalah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul (diterima) yang menyelisihi yang lain yang lebih utama. Adapun syadz di sisi para ulama fikih diartikan sebagai menyelisihi pendapat mayoritas ulama.
4. Tidak Boleh Puasa Syawal Jika Ada Hutang Puasa
Alim ulama berpendapat bahwa seseorang tidak akan mendapatkan pahala puasa enam hari Syawal, jika masih memiliki hutang puasa. Hal ini dikarenakan ibadah wajib harus didahulukan daripada yang sunnah.
Seseorang yang memulai puasa Syawal padahal belum meng-qadha puasa Ramadhannya, maka tidak akan mendapatkan pahala puasa setahun. Keutamaan puasa enam hari Syawal hanya diberikan kepada orang-orang yang telah menyempurnakan puasa Ramadhannya.
Oleh karena itu, lebih baik mengganti puasa Ramadhan di bulan Syawal, kemudian menyambungnya dengan puasa enam hari Syawal. Agar mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh.
Keutamaan Puasa Syawal
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa puasa Syawal memiliki banyak keutamaan. Adapun sejumlah keutamaan puasa Syawal ini sebagaimana disadur dari buku "Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah" adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan Pahala Satu Tahun
Mengerjakan puasa Syawal akan mendapatkan pahala seperti berpuasa selama satu tahun penuh. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ مُتَتَابِعَةٌ، فَكَأَنَّمَا صَامَ السَّنَةَ
Artinya: "Barangsiapa berpuasa enam hari setelah Idul fitri secara turut menurut maka seakan-akan berpuasa selama setahun." (HR Ath-Thabarani)
2. Tanda Diterimanya Amalan Puasa Ramadhan
Membiasakan diri untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan menjadi tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan seseorang. Sebab, jika Allah SWT menerima amalan hamba-Nya, maka akan menyertakannya dengan amalan shaleh selanjutnya.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama,
"Pahala sebuah kebaikan adalah kebaikan setelahnya, barang siapa melakukan kebaikan kemudian diikuti dengan kebaikan yang lain, maka itu pertanda bahwa amal kebaikan tersebut diterima oleh Allah. Begitu juga dengan kebaikan yang kemudian disertai dengan amal buruk, maka itu adalah tanda bahwa kebaikan tersebut telah ditolak."
3. Penyempurna Puasa Wajib Ramadhan
Puasa Syawal dapat menyempurnakan kekurangan pada puasa Ramadhan. Sebab, pada hari kiamat nanti, ibadah sunnah akan menyempurnakan tau melengkapi ibadah wajib.
Jika puasa fardhu atau puasa Ramadhan seseorang memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka puasa sunnah ini yang akan menutupi atau menyempurnakannya.
4. Sebagai Tanda Syukur
Puasa Syawal merupakan wujud rasa syukur seorang hamba atas nikmat ampunan yang diberikan Allah SWT selama bulan Ramadhan sebelumnya. Bahkan Rasulullah SAW memperbanyak beribadah kepada Allah hingga kakinya bengkak. Aisyah pun mengatakan,
"Mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah! Sedang dosa-dosamu telah diampuni oleh Allah?" Rasulullah pun menjawab, "Salahkah aku jika ingin menjadi hamba yang bersyukur?"
5. Tanda Istiqomah
Menjalankan puasa Syawal merupakan bentuk konsisten seseorang dalam beribadah puasa. Bahkan disebutkan bahwa orang yang kembali berpuasa setelah menyelesaikan puasa Ramadhan, maka itu adalah tanda bahwa ia tidak merasa berat untuk berpuasa.
الصَّائِمُ بَعْدَ رَمَضَانَ كَالْكَارٌ بَعْدَ الْفَارٌ
"Berpuasa setelah bulan Ramadhan adalah seperti orang yang melarikan diri dari perang di jalan Allah kemudian kembali lagi." (Al-Baihaqi, Syu'an Al-Iman)
Niat Puasa Syawal
Umumnya, puasa Syawal sama seperti puasa lainnya, yang membedakan hanya pada niatnya. Bagi detikers yang ingin mengerjakan puasa Syawal, berikut bacaan niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin an sittatin min syawwalin lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat berpuasa sunnah enam hari bulan Syawwal karena Allah Ta'ala."
Nah, itulah ulasan mengenai jadwal puasa Syawal 2025 beserta ketentuan dan keutamaannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/urw)