Permasalahan TPST Sendangsari, Minggir ternyata belum rampung. Protes kembali muncul dari sejumlah warga yang berada di sekitar TPST tersebut. Kini, warga dari Padukuhan Padon-Plaosan, Sendangsari, Minggir, Sleman turut mengeluhkan bau busuk itu.
Keluhannya masih sama, yaitu bau tak sedap yang berembus hingga permukiman warga. Jarak TPST dengan permukiman terdekat adalah sekitar 300 meter. Selain itu limbah cair juga mengalir di area persawahan sekitar TPST Sendangsari.
Untuk diketahui, sebelumnya warga dijanjikan adanya instalasi alat pengurang bau. Tahapan uji coba alat itu rencananya dilakukan hingga 31 Januari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar, kami dari warga masyarakat Plaosan RT 06 RW 30 Padukuhan Padon mengeluh atas bau tak sedap dan limbah dari TPST Sendangsari. Kira-kira sudah 3 bulan terakhir ini makin menyengat," jelas Dukuh Padon-Plaosan, Nur Widada saat ditemui di kediamannya, Sendangsari, Minggir, Sleman, Selasa (4/2/2025).
Widada menuturkan bau tak sedap tercium saat angin berembus ke arah selatan. Tepatnya arah permukiman yang berada di selatan TPST Sendangsari. Kondisi ini terus berulang selama 3 bulan terakhir.
Dalam beberapa catatannya, warga juga menemukan bahwa pembuangan saluran air limbah tak optimal. Ini karena masih menjadi satu dengan aliran irigasi warga. Sehingga akan ikut mengalir ke area persawahan.
"Saluran air limbah TPST masih jadi satu dengan saluran irigasi pertanian kami, sehingga mengganggu kami jika mau memakai air," katanya.
Dia mengaku pembangunan TPST Sendangsari juga tak ada sosialisasi. Warga yang dilibatkan hanya yang berada di sisi utara dari TPST tersebut. Sementara permukiman di sisi selatan tidak mendapatkan sosialisasi.
Atas kondisi ini, Widada meminta agar TPST dipindah dari Sendangsari. Dalam tuntutannya, agar TPST ditempatkan di daerah yang sepi penduduk. Dengan tujuan tak memberikan dampak negatif bagi kesehatan maupun sosial masyarakat di sekitarnya.
"Tidak sosialisasi untuk kami yang di selatan. Kami menuntut agar dipindah saja TPST-nya, karena dampaknya ke kesehatan, ketentraman dan juga kenyamanan. Saran kami yang jauh dari permukiman penduduk semisal di tepi Kali Progo," ujarnya.
Sejatinya gelombang protes keberadaan TPST Sendangsari muncul sejak awal operasional. Berupa bau tak sedap yang tercium hingga pemukiman warga. Hanya saja perbaikan fasilitas terus dilakukan oleh pengelola dan instansi terkait.
Warga terdampak sisi utara, Muhammad Zaenuri, menuturkan warga telah memasang spanduk protes. Solusinya sempat dijanjikan bau tak sedap hilang pada awal Februari 2025. Hanya saja tetap muncul dalam beberapa waktu.
"Bulan kemarin dijanjikan awal Februari sudah tidak bau. Tapi ternyata kemarin 25 Januari itu masih bau. Lalu ini ada komunikasi lagi dengan pihak TPST, infonya belum terpasang optimal alatnya," katanya saat ditemui di kediamannya, Sendangrejo, Minggir, Sleman.
Dari komunikasi dengan pihak pengelola TPST, disebutkan bahwa saat ini sedang berlangsung penyempurnaan alat. Tepatnya alat penghilang bau tak sedap dari hasil pengolahan sampah. Tujuannya agar tak berembus hingga permukiman warga.
"Kami sepakat lihat perkembangan berikutnya. Masih tercium bau tak sedap karena saat ini masih penyempurnaan setting bagian tertentu yang masih disempurnakan terus," ujarnya.
Di satu sisi, Zaenuri membenarkan munculnya gelombang protes baru. Tercatat saat ini warga dari sejumlah Dusun mengeluhkan bau tak sedap. Di antaranya warga Dusun Ngepringan, Senden, Parakan Wetan, Sutan dan terbaru Padon-Plaosan.
"Keluhannya sama karena bau tak sedap itu dan terdampak TPST Sendangsari Minggir. Dan ini ada protes baru dari warga Plaosan. Semoga menjadi atensi pemerintah dan instansi terkait," katanya.
Sebelumnya pengelola TPST dan warga telah bertemu untuk membahas masalah bau. Dalam pertemuan tersebut, warga, lanjutnya, menerima penjelasan dari pengelola maupun DLH terkait pemasangan alat instalasi pengurang bau tak sedap. Disebutkan pula bahwa uji coba dan integrasi alat masih berlangsung hingga 31 Januari 2025.
"Perwakilan warga terdampak yang hadir pada pertemuan hari ini menerima dan menyetujui adanya tahapan uji coba instalasi reaktor pengendali bau sampah yaitu sampai dengan 31 bulan Januari 2025. Semoga hasil uji coba mampu menurunkan tingkat kebauan jauh di bawah ambang batas yang di tentukan," ujar Panewu Minggir Djoko Muljanto pada Jumat (3/1) lalu.
Kala itu warga juga protes terkait bau busuk yang timbul dari TPST. Pengelola kemudian memberi jawaban dengan mengatakan bahwa pemasangan alat pengendali bau belum selesai.
"Beberapa alat sudah terpasang tapi memang belum semuanya. Sehingga memang belum optimal dalam mengatasi kemunculan bau tak sedap dari TPST," jelas Pengelola TPST Sendangsari yang juga Dukuh Denokan, Sendangsari, Budi Santoso saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/1).
(afn/apl)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong