Tren Kasus Bunuh Diri Meningkat, Kulon Progo Darurat Kesehatan Mental

Tren Kasus Bunuh Diri Meningkat, Kulon Progo Darurat Kesehatan Mental

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Senin, 11 Nov 2024 14:57 WIB
Ilustrasi Bunuh Diri
Ilustrasi kasus bunuh diri. Foto: detikcom/Thinkstock
Kulon Progo -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kasus bunuh diri di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyatakan bahwa fenomena ini merupakan pertanda bahwa Kulon Progo sedang darurat kesehatan mental.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami. Dia menerangkan total jumlah kasus bunuh diri di Kulon Progo pada tahun ini sudah mencapai delapan kasus. Empat di antaranya terjadi beruntun dalam kurun waktu sepekan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, dalam sepekan ini betul ada 4 kasus bunuh diri. Jadi total ada 8 kasus selama 2024," kata Sri Budi Utami dalam rilis resmi yang diterima detikJogja, Senin (11/11/2024).

Budi mengatakan empat kasus terakhir terjadi di wilayah Kapanewon Pengasih dan Girimulyo. Rinciannya dua kasus ditangani Puskesmas Pengasih I, satu kasus ditangani Puskesmas Pengasih II, dan satu kasus lagi ditangani Puskesmas Girimulyo II.

ADVERTISEMENT

"Semuanya berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 28 sampai 74 tahun," ucapnya.

Keempat kasus tersebut terjadi secara berurutan, diawali kasus pertama di Pengasih pada Rabu (6/11), disusul kasus kedua yang juga berlokasi di Pengasih, pada Kamis (7/11). Adapun kasus ketiga terjadi di Girimulyo pada Jumat (8/11) dan kasus keempat di Pengasih lagi pada Minggu (10/11).

"Untuk kasus Girimulyo dipicu penyakit kronis. Sedangkan kasus di Pengasih masing-masing karena depresi masalah pekerjaan, punya riwayat penyakit, dan satu lagi informasi pihak keluarga menyebut jika yang bersangkutan merasa gaptek untuk mengikuti persiapan pendaftaran P3K," jelas Budi.

Budi mengatakan jumlah kasus tahun ini memang belum sebanyak tahun 2023 lalu yang tercatat sebanyak 10 kasus bunuh diri dan 5 kasus percobaan bunuh diri. Kendati begitu pihaknya menyatakan bahwa kasus tahun ini sudah masuk tahap mengkhawatirkan.

Dia bahkan menyebut jika fenomena ini merupakan pertanda darurat kesehatan mental sedang terjadi di Kulon Progo.

"Peningkatan kasus bunuh diri sudah sangat mengkhawatirkan karena seperti fenomena gunung es di mana kasus percobaan bunuh diri juga meningkat sebanyak 8 orang di tahun 2024 artinya menjadi tanda darurat kesehatan mental," ucapnya.

Budi menerangkan secara keseluruhan penyebab bunuh diri di Kulon Progo disebabkan oleh sejumlah hal, mulai dari penyakit yang tak kunjung sembuh, masalah ekonomi, adanya riwayat gangguan jiwa hingga masalah perundungan di tempat kerja. Persoalan itu memicu depresi yang meningkatkan potensi orang melakukan tindakan bunuh diri.

"Kejadian bunuh diri ini dikarenakan mereka tidak mampu menangani permasalahan yang dialami sehingga mengambil jalan pintas mengakhiri hidup. Dapat dikatakan bahwa masalah depresi menjadi salah satu pemicu peningkatan kasus bunuh diri," jelasnya.

Untuk meredam fenomena ini, Dinkes Kulon Progo lanjut Budi, bakal meningkatkan langkah promotif dan preventif melalui sejumlah program kemasyarakatan. Di antaranya peningkatan edukasi kesehatan jiwa, peningkatan skrining kesehatan jiwa pada anak usia sekolah dan kelompok rentan seperti ibu hamil dan penyandang penyakit kronis.

"Kami juga mengupayakan tenaga psikolog karena jumlahnya masih sangat kurang, kemudian pendampingan pada keluarga dengan gangguan jiwa dan meningkatkan peran masyarakat dalam kesehatan mental khususnya di lingkup masing-masing," terangnya.




(rih/apu)

Hide Ads