Kasus bunuh diri belakangan ini ramai terjadi di kalangan mahasiswa. Kasus teranyar, mahasiswa UGM angkatan 2021 di Sleman dan mahasiswi pendidikan dokter spesialis Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang.
Pakar Psikologi Universitas Sanata Dharma Jogja, Albertus Harimurti, menyebut ada beberapa faktor penyebab kasus bunuh diri itu. Salah satunya perubahan norma, dan banyaknya tuntutan di masa sekarang.
"Ada perubahan norma atau nilai dalam dunia kita hari ini. Pada abad ke-21, pola kehidupan masyarakat berubah. Kita mengalami demam positivitas, kita dituntut untuk memandang hidup dengan sangat positif," ujar Albert kepada detikJogja, Jumat (16/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyaknya tuntutan di zaman sekarang juga bisa membuat psikis anak muda menjadi lelah. Ini bisa jadi faktor utama penyebab banyaknya kasus bunuh diri mahasiswa.
"Kita sekarang hidup di dunia yang berlebihan, overproduction, overachievement dan overcommunication. Tuntutan untuk lebih dan lebih sepanjang waktu ini membuat manusia memproduksi energi psikis yang berlebihan sehingga seseorang berpotensi mengalami kelelahan secara psikis," paparnya.
"Karena banyak tuntutan, level perfeksionisme meningkat, dunia kita semakin individualistis dan materialistis, yang muncul dalam gejala berupa lingkungan yang lebih kompetitif, harapan yang lebih tidak realistis. Anak muda jadi menuntut dirinya sendiri secara berlebihan. Sebagai implikasinya, tingkat kecemasan dan depresi juga meningkat," jelas Albert.
Selain itu, Albert menyebut ada banyak faktor lain penyebab bunuh diri di kalangan mahasiswa. Termasuk dari luar individu yang bersangkutan.
"Selain perubahan norma zaman yang menuntut seseorang hidup tanpa cela alias sempurna. Faktor lain dari fenomena bunuh diri ini bisa terjadi dari berbagai macam faktor, entah struktural maupun individual," katanya.
Albert pun mengimbau masyarakat, utamanya anak muda, untuk lebih aware dengan kesehatan mental. Jika merasa ada yang tidak beres dalam dirinya, jangan ragu untuk minta bantuan ke profesional.
"Saya kira hari ini kita lebih mudah dalam mencari bantuan profesional dengan mudah. Dapat dikatakan bahwa menjadi orang yang mendengarkan juga membutuhkan energi psikis yang besar. Jadi apabila merasa tidak memiliki energi yang memadai, carilah bantuan," pungkas Albert.
(ams/rih)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Pernyataan Ridwan Kamil Usai Tes DNA Anak Lisa Mariana
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar