Kasus Leptospirosis Muncul Lagi di Kulon Progo, 8 Terjangkit-2 Meninggal

Kasus Leptospirosis Muncul Lagi di Kulon Progo, 8 Terjangkit-2 Meninggal

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Rabu, 19 Mar 2025 13:32 WIB
In the Hospital Sick Male Patient Sleeps on the Bed. Heart Rate Monitor Equipment is on His Finger.
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/gorodenkoff)
Kulon Progo -

Penyakit Leptospirosis kembali muncul di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sejak awal tahun, tercatat 8 kasus dengan 2 di antaranya meninggal akibat terjangkit penyakit yang kerap ditularkan melalui tikus ini.

"Sampai pekan ke-9 di 2025 ini tercatat ada 8 orang yang dilaporkan terpapar Leptospirosis. Dua di antaranya meninggal dunia," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Kulon Progo, Arief Musthofa, saat dimintai konfirmasi wartawan lewat pesan singkat, Rabu (19/3/2025).

Arief mengatakan, delapan kasus tersebut tersebar di sejumlah kapanewon meliputi Nanggulan sebanyak 3 kasus, Girimulyo 2 kasus, serta Kokap, Wates dan Kalibawang masing-masing satu kasus. Adapun untuk kasus meninggal dilaporkan terjadi di Kapanewon Nanggulan dan Wates.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paling banyak kasus di Nanggulan ada 3, disusul Wates ada 2. Lainnya masing-masing 1. Untuk yang meninggal di Nanggulan dan Wates," terangnya.

Terkait penyebab kemunculan penyakit ini, Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami menyebut ada kaitannya dengan musim penghujan. Selama musim hujan, Bakteri Leptospira lebih rawan menyebar lewat genangan air sehingga dapat menjangkiti manusia lewat luka terbuka.

ADVERTISEMENT

"Umumnya, Leptospirosis kerap mengenai petani lantaran mereka banyak beraktivitas di sawah yang basah. Selain itu juga bisa karena lingkungan rumah yang kurang bersih. Hanya memang paling banyak karena aktivitas di sawah atau dari genangan banjir," terangnya.

Budi mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap penyakit ini. Di samping itu juga menggalakkan sosialisasi ke masyarakat agar lebih waspada saat beraktivitas di luar ruangan, terlebih ketika saat hujan turun.

"Kami imbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, apalagi sekarang curah hujan masih tinggi, sehingga mempermudah penyebaran. Khususnya untuk para petani, kami imbau meningkatkan perlindungan saat beraktivitas di sawah," ujarnya.

Perlu diketahui kasus Leptospirosis di Kulon Progo sempat meningkat pada 2023 lalu. Saat itu jumlah kasus yang terlaporkan sebanyak 33 dengan 8 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Sebagai perbandingan kasus di tahun 2022 sebanyak 21 dengan 1 meninggal dunia. Adapun pada 2024 jumlah kasus yang tercatat Dinkes Kulon Progo mencapai 19 dengan 2 kematian.




(aku/apl)

Hide Ads