Mendengar kata hipnotis hampir selalu dikaitkan stigma negatif dan tak jauh tindak kejahatan. Di Kota Pelajar, Komunitas Hipnotis Jogja, berjuang untuk menghapus stigma negatif itu.
Tahun 2013 menjadi tonggak sejarah berdirinya komunitas ini. Adalah Muhammad Eko Wiji, lelaki yang kini berusia 32 tahun jadi salah satu pionir.
Tujuannya sederhana. Ingin mengumpulkan praktisi-praktisi hipnotis yang berada di Kota Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di 2013 itu akhirnya kita bentuk. Paling banyak (anggotanya) adalah dari murid-murid anggota komunitas yang awal-awal bergabung," kata Eko saat dihubungi wartawan, Sabtu (28/9/2024).
Dalam perjalanan waktu, komunitas ini tumbuh pesat. Banyak orang yang kemudian tertarik bergabung. Memang awalnya di komunitas ini tidak ada sistem kepengurusan.
Baru ketika anggota kian bertambah, mereka memutuskan agar ada struktur organisasi. Jadilah Eko menjadi ketua pertama komunitas ini dan disahkan pada November 2013.
"Saat ini saya di organisasi jadi pembina Komunitas Hipnotis Jogja," katanya.
Dengan banyaknya anggota, makin banyak juga minat, dan spesialisasi. Empat divisi pun terbentuk.
"Ada street hipnotis, ini untuk komedi di jalan ya. Kemudian ada stage hipnotis yang dari panggung ke panggung. Ada yang suka memanfaatkan hipnotis untuk terapi, pengobatan, kita buat divisi hipnoterapi. Keempat, ada yang memanfaatkan hipnotis untuk pengembangan diri," ujarnya.
Komunitas yang beralamat di Gang Wijayadanu II, Sorosutan, Umbulharjo, Kota Jogja, ini sempat mengalami pasang surut. Awal-awal ada ratusan orang yang bergabung. Kini hanya tinggal puluhan orang saja.
"Tahun 2017 ketika ada WA kita kumpulkan lagi, sekarang yang di grup ada 75 orang. Tapi nggak semua di Kota Jogja," ucap dia.
Menyandang nama komunitas hipnotis, membuat Eko dan kawan-kawan harus rela dikaitkan dengan tindak kriminal. Namun, stigma negatif itu terus digerus.
"Kata hipnotis ini kan masih tabu di masyarakat. Padahal pemanfaatannya paling banyak untuk pertunjukkan, tapi visi misi kami adalah untuk memberikan arti dan manfaat sebenarnya dari hipnotis," ucapnya.
Sosialisasi demi sosialisasi terus dilakukan komunitas ini agar stigma negatif bisa dihilangkan. Termasuk adanya pelatihan seperti public speaking agar masyarakat paham dengan hipnotis.
"Kita jelaskan tentang komunitas kita, apa itu hipnotis. Kita adakan pelatihan bahasa di situ kita disisipkan. Jadi penjelasannya tidak langsung," jelas dia.
Seiring berjalannya waktu, komunitas ini juga konsen pada kesehatan mental. Melalui hipnoterapi, sebagian anggota komunitas memberikan pelayanan secara gratis.
"Hipnoterapi ini juga jadi konsen kami. Dulu kami juga melakukan kegiatan hipnoterapi secara gratis," kata Eko.
Ada juga yang kini membuka praktik. Tapi melalui proses sertifikasi terlebih dahulu agar bisa membuka praktik.
"Tapi tidak banyak yang jadi hipnoterapi. Karena ada yang nyambi kerja lain juga," ucapnya.
Eko paham kemampuan hipnotis ini rawan disalahgunakan. Namun, dia percaya dan selalu menekankan ke anggota komunitas agar bisa memanfaatkan kemampuan hipnotis untuk entertain atau kesehatan.
"Penyalahgunaan secara kriminal di anggota kami tidak ada dan kami berharap tidak ada. Karena teknik-teknik untuk kejahatan itu tidak kami ajarkan," pungkas dia.
(ams/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas