Pesawat remote control bikinan Guwosari, Pajangan, Bantul ini bukan mainan biasa. Meski hanya, terbuat dari stirofoam bekas kemasan buah anggur, pesawat ini harganya mencapai jutaan rupiah.
Pesawat RC itu bikinan Badari (40). Dia sengaja membuat pesawat itu untuk para pehobi aeromodelling. Ide untuk membuat sendiri pesawat itu muncul saat dia bergabung dengan komunitas pehobi aeromodelling di Bantul.
Selama ini banyak pehobi yang menggunakan pesawat RC bikinan pabrik. Namun pesawat stirofoam bikinan Badari ternyata berhasil mencuri perhatian. Meskipun, pesawat itu dibuat dari barang bekas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badari menggunakan boks pembungkus buah anggur untuk produksinya. Dia memilihnya karena jenis yang digunakan di kemasan buah anggur berbahan stirofoam keras. Badari membeli lima boks tersebut seharga Rp 20 ribu.
"Buatnya dari bahan hard foam atau semacam stirofoam tapi lebih keras. Saya pakai bahan bekas dari boks buah anggur, saya potong pakai cutter, diambil bagian alas sama tutup dan disambung-sambung dan menjadi bagian-bagian pesawat," ucap Badari kepada wartawan di kediaman sekaligus workshop-nya, Guwosari, Pajangan, Bantul, Kamis (12/9/2024).
Untuk membuat 1 pesawat membutuhkan 3-5 boks bekas kemasan buah anggur, tergantung ukuran yang akan dibuat. Setelah dipotong-potong dan dirakit, dia memasang mesin agar pesawat itu bisa terbang dengan remote control.
"Satu pesawat butuh 3-5 boks tergantung ukuran pesawatnya, untuk penggerak elektriknya itu pesan online sekitar Rp 300-500 ribu," kata dia.
Dalam sebulan, Badari mampu memproduksi tiga sampai empat unit pesawat aeromodelling RC. Terkait omzet, Badari enggan mengungkapkannya secara gamblang.
![]() |
"Harga jual untuk yang standar Rp 2,5 sampai Rp 3 juta, itu komplit remote, baterai dan elektroniknya. Untuk ukuran standar itu pengerjaannya 3-7 hari, kalau yang pesawat jenis jet itu lebar sayap 75 cm sama kalau pesawat model capung 120 cm," ucapnya.
Menyoal pemasaran produknya, Badari mengaku sudah mencapai luar Jawa. Semua itu karena pemasarannya secara online melalui komunitas aeromodeling.
"Pemasaran ya, kalau Indonesia timur sampai Sulawesi, Bali. Kalau Indonesia barat, (kirim ke) Sumatera, Palembang, Lampung, Kepulauan Riau, dan Kalimantan," katanya.
Bersaing dengan Produk Pabrikan
Badari mengatakan ide untuk membuat pesawat aeromodelling RC itu muncul saat dia bergabung dengan sebuah komunitas aeromodelling. Dia mengaku tertarik gabung karena melihat komunitas tersebut sering beraktivitas di sawah yang tidak jauh dari rumahnya.
"Mulai di aeromodelling sebenarnya tidak sengaja. Karena lihat di daerah sini ada komunitas aeromodelling dan di sawah pada main itu dan jadi tertarik," katanya.
Saat memulai aktivitasnya di komunitas tersebut dia lantas membeli pesawat aeromodelling buatan pabrik. Pesawat itu dibelinya seharga Rp 1,5 juta dan merupakan miniatur pesawat Cessna.
Namun ternyata pesawat pabrikan itu susah untuk diterbangkan. Bahkan pesawat itu sering jatuh hingga akhirnya rusak. Hal itu kemudian justru memunculkan ide untuk membuat sendiri pesawat tersebut.
"Karena sering rusak lalu saya buat sendiri saja. Saya tanya-tanya ternyata dari stirofoam keras bisa jadi bahan baku aeromodelling," ujarnya.
![]() |
Setelah berhasil membuat sendiri aeromodelling, Badari lalu membawanya ke komunitas. Ternyata komunitasnya tertarik dengan aeromodelling buatan Badari.
Pasalnya, aeromodelling buatannya terbilang terjangkau dan memiliki jangkauan maksimal satu kilometer. Mengingat untuk mengoperasikan aeromodelling menggunakan remote control.
"Kalau bagian paling sulit karena ini pesawat jadi harus simetris, karena kalau tidak imbang atau simetris susah terbang," ujarnya.
(ahr/ams)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas