Lempar jumrah merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang perlu untuk dilakukan oleh para jemaah haji. Namun, mungkin tidak sedikit kaum muslim yang belum mengetahui terkait sejarah lempar jumrah ibadah haji, sehingga berikut akan dipaparkan penjelasannya secara rinci.
Dikutip dari buku 'Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah' karya Agus Arifin, jumrah dalam bahasa Arab memiliki bentuk jamak yaitu jamarat. Adapun arti dari jumrah adalah kerikil kecil. Kemudian apabila dimaknai secara istilah, jumrah adalah melontarkan atau melempar dengan menggunakan batu kerikil yang diambil oleh jemaah saat mabit menuju ke sasaran tempat jumrah.
Sebagai salah satu rangkaian ibadah haji, ternyata lempar jumrah menyimpan sejarah yang perlu untuk diketahui oleh setiap muslim. Lantas seperti apa sejarah lempar jumrah ibadah haji? Mari simak rangkuman penjelasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Lempar Jumrah?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa jumrah secara istilah dapat diartikan sebagai lempar atau melontarkan batu kerikil ke sasaran tempat jumrah tertentu. Masih dikutip dari buku yang sama, setidaknya ada tiga jumlah sasaran jumrah. Berikut rincian tiga tempat jumrah yang dimaksud:
- Al-Jumrah As-Shughra atau Al-Jumrah Al-Ula: jumrah pertama atau jumrah kecil
- Al-Jumrah Al-Wutha: jumrah kedua atau jumrah pertengahan
- Al-Jumrah Al-'Aqabah: jumrah aqabah
Sementara itu, disampaikan dalam buku 'Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul' karya Ahmad Hawassy, melempar jumrah merupakan salah satu rangkaian ibadah yang harus dilakukan oleh jemaah haji. Hukum lempar jumrah adalah wajib dan bagi yang tidak dapat melaksanakannya, maka akan dikenakan dam atau denda ibadah haji.
Kemudian gambaran lempar jumrah adalah saat para jemaah haji melempari tiang besar dengan batu-batu yang kecil. Rangkaian ibadah haji ini memiliki filosofi tersendiri. Disampaikan buku tersebut bahwa lempar jumrah yang mengenai tiang besar merupakan wujud simbol bagi kaum muslim yang tengah melakukan ibadah haji untuk melawan setan atau iblis.
Adapun pelaksanaan lempar jumrah dapat dilakukan pada tanggal 10-13 Dzulhijjah. Lalu, lemparan batu kerikil pada saat jumrah telah ditentukan waktu, tempat, dan jumlahnya. Redaksi penjelasan tersebut berasal dari buku 'Hanya Jauhari yang Mengenal Manikam (Jalan Syari'at Hakikat dalam Setiap Ibadah)' karya Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar: Shabri Shaleh Anwar bin Anwar Bujang.
Sejarah Lempar Jumrah Ibadah Haji
Lantas seperti apa awal mula lempar jumrah sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji? Masih merujuk dari buku sebelumnya, tiang yang menjadi lokasi lempar jumrah merupakan tempat penanda bahwa setan muncul di sana. Kemudian dikisahkan Nabi Ibrahim AS melemparinya dengan kerikil.
Sementara itu, menurut buku 'Sejarah Ibadah' karya Syahruddin El-Fikri, sejarah lempar jumrah merupakan sebuah cara untuk meneladani sikap Nabi Ibrahim AS. Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri yang bernama Nabi Ismail AS. Pada saat itu, datang iblis yang mencoba untuk membujuk Nabi Ibrahim AS untuk mengurungkan niatnya agar tidak mentaati perintah dari Allah SWT.
Namun, Nabi Ibrahim AS menyadari bahwa iblis tengah berupaya untuk membuat dirinya tergoda. Alhasil untuk menghalangi upaya iblis untuk terus membujuknya, maka Nabi Ibrahim AS mengambil tujuh buah batu dan melemparkannya ke arah iblis. Lemparan batu tersebut kemudian dijuluki sebagai jumrah ula atau pertama.
Tak berhenti sampai di situ, upaya iblis untuk membujuk Nabi Ibrahim AS agar tidak mentaati perintah Allah SWT berlanjut kepada istri Nabi Ibrahim AS yang bernama Siti Hajar. Iblis berusaha untuk membujuk Siti Hajar agar melarang Nabi Ibrahim AS menyembelih Nabi Ismail AS. Serupa dengan suaminya, Siti Hajar juga ikut menolak dengan keras dan melempari iblis dengan batu. Lemparan batu tersebut dinamakan jumrah wustha atau pertengahan.
Setelah gagal membujuk Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar, iblis tak menyerah dan datang kepada Nabi Ismail AS. Iblis merasa yakin karena menganggap Nabi Ismail AS memiliki keimanan yang cenderung rapuh. Namun, Nabi Ismail AS justru memiliki pendirian yang sangat teguh dan memantapkan hati untuk mentaati perintah Allah SWT. Demi mengusir bujukan iblis tersebut, Nabi Ismail AS juga melemparinya dengan batu. Lemparan batu tersebut lantas dijuluki sebagai jumrah aqabah.
Keteguhan hati Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, sekaligus Siti Hajar membuat Allah SWT memberikan balasan kepada mereka. Allah SWT kemudian menebus penyembelihan Nabi Ismail AS dengan seekor domba. Terkait dengan hal tersebut telah dijelaskan di dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran Surat Ash-Shaffat ayat 104-107. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُۙ ١٠٤ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَاۚ اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ ١٠٥ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ ١٠٦ وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ ١٠٧
Wa nâdainâhu ay yâ ibrâhîm. Qad shaddaqtar-ru'yâ, innâ kadzâlika najzil-muḫsinîn. Inna hâdzâ lahuwal-balâ'ul mubîn. Wa fadainâhu bidzib-ḫin 'adhîm.
Artinya: "Kami memanggil dia, 'Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar."
Doa Melempar Jumrah saat Ibadah Haji
Setelah mengetahui pengertian dan sejarah lempar jumrah ibadah haji, perlu bagi setiap muslim untuk memahami doa yang sebaiknya dipanjatkan saat melakukan salah satu dari rangkaian ibadah haji tersebut. Mengutip dari buku 'Doa-Zikir Haji & Umrah' yang disusun oleh Ahmad Zayyidin Ansori, Lc Dipl dan Hj Indriya R Dani, berikut bacaan doa yang disunnahkan saat melempar jumrah:
بِسْمِ اللهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. رَجْمًا لِلشَّيَاطِينِ وَرِضًا لِلرَّحْمَنِ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَبًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا
Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani. Allahummaj'al hajjan mabruuran wa sa'yan masykuuran.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhoan bagi Allah Yang Maha Kasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini diterima (mabrur) dan sa'iku ini disyukuri."
Demikian tadi penjelasan mengenai sejarah lempar jumrah beserta dengan pengertiannya dan doa yang bisa diamalkan. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan seputar ibadah haji kepada detikers, ya.
(par/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas