Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja menerapkan skema buka tutup depo sampah. Skema ini meniru permainan dakon.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Penanganan Persampahan DLH Kota Jogja Mareta Hexa Sevana mengatakan buka tutup depo sampah meniru skema permainan dakon yang bertujuan memindahkan sampah. Tepatnya saat satu depo penuh sampah maka akan dipindah ke depo lainnya.
Penerapan skema ini tetap mempertimbangkan kapasitas timbunan sampah per harinya. Pergeseran sampah antardepo bertujuan agar kapasitas tampungan merata. Selain itu juga mencegah penumpukan sampah di satu depo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami gunakan skema permainan dakon. Jadi tetap ada koordinasi di mandor-mandor setiap depo untuk bisa saling mengisi," jelasnya saat dihubungi, Minggu (5/5/2024).
Skema yang berjalan sebulan ini diklaim olehnya efektif. Setidaknya tidak terjadi penumpukan sampah di satu depo. Di sisi lain, tetap diimbangi pengambilan sampah untuk dibawa ke lokasi pengolahan sampah.
Selain itu juga membuat jeda hari pembuangan sampah. Inilah yang menyebabkan seluruh depo sampah di Kota Jogja memberlakukan buka tutup agar tak terjadi penumpukan sampah pada hari yang sama.
"Karena di lapangan kondisi depo ada yang kosong, ada yang sangat penuh. Jadi ya saling mengisi," katanya.
Dari total sampah yang dibuang, sebanyak 50 persen adalah sampah organik. Mareta menuturkan bahwa warga sejatinya bisa memilah sebelum membuang sampah. Utamakan untuk membuang sampah anorganik atau bahkan residunya.
"Program Mbah Dirjo itu kalau dijalankan betul, saya yakin lumayan mengurangi produksi sampah sekitar 50 persen. Karena sampah organik kalau dimasukkan ke biopori itu kan pasti kempis dan juga tidak begitu bau jadi tidak mengganggu tetangga," ujarnya.
Mareta menyebut edukasi pengolahan sampah juga diperlukan karena masih ada warga yang belum menjalankan konsep dan skema pengelolaan sampah. Terutama dengan menjalankan program bank sampah di tingkat RT.
Tercatat Kota Jogja menghasilkan sampah hingga 200 ton/hari. Dari total tersebut yang bisa terolah di TPST kisaran 70 hingga 75 ton. Bisa menyentuh angka 100 ton/hari jika ditambah pihak swasta dan warga.
"Mudah-mudahan di tiap keluarga akan tersentuh, karena ketua RT sekarang juga sudah mulai mengikuti sosialisasi. Apalagi di tahun ini juga akan ada bantuan di tiap kelurahan Rp 100 juta untuk pelatihan sampah organik," imbuhnya.
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong