7 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema

7 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema

Anindya Milagsita - detikJogja
Kamis, 19 Okt 2023 19:22 WIB
Kubah Masjid Raya Baitul Rahman. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
7+ Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Berbagai Tema. (Foto ilustrasi: Dikhy Sasra)
Jogja - Hari Jumat memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat muslim. Selain dikenal mempunyai keutamaan dan keberkahan, hari Jumat juga berbeda dari hari lain karena dilaksanakannya sholat Jumat bagi para laki-laki muslim. Tak hanya melaksanakan sholat dua rakaat, jemaah juga dapat mendengarkan khutbah Jumat yang disampaikan oleh khatib.

Khutbah Jumat memberikan nasihat hingga ajaran mengenai agama Islam dengan berbagai tema, sehingga banyak pesan yang bisa diterima jemaah.

Sebagai syarat sah sholat Jumat, berikut ini contoh teks khutbah jumat yang bisa dijadikan referensi, dikutip dari laman resmi Kemenag RI, NU, dan MUI.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #1: Manusia Terbaik adalah yang Berbakti kepada Orang Tua

Jamaah Sholat Jumat yang Mulia

Setiap berdiri di atas mimbar, para khatib senantiasa mengingatkan pesan takwa kepada dirinya sendiri dan jamaah sholat Jumat. Kalau ada pesan yang harus disampaikan dalam setiap pekan, tentu hal itu menandakan kalau pesan takwa demikian penting. Apalagi takwa adalah senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan. Karenanya, marilah kesempatan hadir di masjid ini kita melakukan koreksi dan evaluasi terkait kualitas takwallah tersebut.

Jamaah yang Berbahagia,

Di dalam beberapa ayat di atas, Allah Taala memerintahkan kepada kita untuk tidak beribadah kecuali kepada-Nya serta berbuat baik kepada kedua orang tua. Bagaimanakah berbuat baik kepada kedua orang tua? Marilah kita simak uraian berikut ini.

Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah dengan berbakti kepada keduanya dan memuliakan keduanya. Begitu tinggi kemuliaan orang tua dalam Islam hingga sahabat Ibnu 'Abbas radliyallallahu 'anhuma berkata:

لَا تَنْفُضْ ثَوْبَكَ فَيُصِيْبَهُمَا الْغُبَارُ

Artinya: Jangan engkau kibaskan pakaianmu, sehingga kedua orang tuamu terkena debunya.

Jamaah Jumat yang Berbahagia,

Disunahkan menaati kedua orang tua dalam segala hal kecuali dalam perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bahkan taat dalam perkara-perkara yang makruh sekalipun juga dianjurkan dan diperintahkan. Para ulama mengatakan bahwa jika salah satu dari kedua orang tua memerintah anaknya untuk melakukan perkara yang mubah atau meninggalkannya, disunahkan bagi anak untuk menaatinya dalam hal tersebut. Namun jika hati bapak atau ibu menjadi sedih dan sangat terpukul jika anak menyalahi keduanya dalam hal itu, maka pada saat itulah menjadi wajib baginya untuk menaati keduanya dalam perkara mubah tersebut.

Rasulullah bersabda:

رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُهُ فِيْ سَخَطِهِمَا (رَوَاهُ الحَاكِم والطَّبَرَانِيّ والبَيْهَقِيّ في شُعَب الإيْمَان

Artinya: Ridla Allah berada pada ridla kedua orang tua dan murka Allah berada pada murka kedua orang tua. (HR Al-Hakim, Ath Thabarani dan Al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Banyak sekali hadits yang menjelaskan mengenai keutamaan berbakti kepada orang tua. Di antaranya:

أَعْظَمُ النَّاسِ حَقًّا عَلَى الْمَرْأَةِ زَوْجُهَا وَأَعْظَمُ النَّاسِ حَقًّا عَلَى الرَّجُلِ أُمُّهُ (رواه الحاكم)

Artinya: Orang yang paling agung haknya terhadap seorang perempuan adalah suaminya dan orang yang paling agung haknya terhadap seorang laki-laki adalah ibunya. (HR Al-Hakim).

Dipahami dari hadits di atas bahwa ibu didahulukan atas bapak dalam hal berbakti kepadanya. Hal itu dikarenakan keletihan dan kelelahannya dalam merawat anak dengan penuh kasih sayang serta berbagai kesulitan yang dilaluinya. Dari mulai saat mengandung, rasa sakit ketika melahirkan, letih saat menyusui dan rasa lelah saat mengurus dan merawat anak hingga sering kali tidak tidur di malam hari.

Suatu ketika sahabat 'Abdullah bin 'Umar Radliyallahu 'Anhuma melihat seorang laki-laki menggendong ibunya di punggungnya thawaf mengelilingi Ka'bah. Laki-laki itu lalu bertanya kepada Ibnu 'Umar: Wahai Ibnu 'Umar, apakah Anda menilai aku telah memenuhi hak ibuku? Ibnu 'Umar menjawab:

وَلَا بِطَلْقَةٍ وَاحِدَةٍ مِنْ طَلْقَاتِهَا وَلٰكِنْ قَدْ أَحْسَنْتَ وَاللهُ يُثِيْبُكَ عَلَى الْقَلِيْلِ كَثِيْرًا

Artinya: Belum, bahkan sama sekali tidak sebanding dengan satu di antara sekian kali rasa sakit yang dialaminya saat melahirkan, akan tetapi engkau telah berbuat baik kepadanya, dan mudah-mudahan Allah membalasmu atas kebaikan yang sedikit ini dengan balasan yang banyak.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Jika berbakti kepada orang tua berpahala sangat agung, maka durhaka kepada keduanya adalah dosa besar. Bahkan Rasulullah bersabda:

كُلُّ الذُّنُوْبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلَّا عُقُوْقَ الْوَالِدَيْنِ، فَإِنَّهُ يُعَجَّلُ لِصَاحِبِهِ (رواه الحاكم)

Artinya: Balasan dari setiap dosa akan Allah tangguhkan sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali durhaka kepada kedua orang tua, sesungguhnya Allah akan mempercepat siksaan bagi pelakunya. (HR Al-Hakim).

Hadirin Rahimakumullah,

Termasuk berbakti kepada kedua orang tua adalah berbakti kepada orang yang dicintai oleh bapak atau ibu setelah keduanya meninggal, dengan cara mengunjungi mereka dan berbuat baik kepada mereka.

Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ أَنْ يَبَرَّ الرَّجُلُ أَهْلَ ودِّ أَبِيْهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّـيَ (رواه مسلم)

Artinya: Di antara berbakti yang paling utama adalah apabila seseorang berbuat baik kepada orang yang dicintai oleh ayahnya setelah ayahnya meninggal (HR Muslim).

Di antara bentuk bakti kepada kedua orang tua juga adalah berziarah ke makam keduanya setelah meninggal. Janganlah kita mencukupkan diri untuk menyayangi keduanya dengan kasih sayang kita yang fana' di dunia. Tapi kita ziarahi dan kita doakan agar keduanya memperoleh kasih sayang dan rahmat Allah yang kekal. Yang demikian itu sebagai balasan karena keduanya telah menyayangi dan mendidik kita sewaktu kecil. Tentunya, doa ini khusus bagi bapak ibu yang Muslim, bukan bapak ibu yang meninggal dalam keadaan selain Islam.

Hadirin yang Dirahmati Allah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan, amin.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #2: Karakter Kepemimpinan Rasulullah

Jamaah sholat jum'at rahimakumullâh,

Ada sebuah ayat Al-Qur'an yang cukup menggambarkan bagaimana karakter kepemimpinan Rasulullah sebagai penyampai risalah sekaligus pemimpin. Ayat tersebut berbunyi:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS at-Taubah: 128)

Ayat ini setidaknya mengungkap empat hal. Pertama, Allah menurunkan risalah kepada umat manusia melalui sosok mulia yang juga manusia, bukan jin ataupun malaikat yang sukar dijangkau. Hal ini mengandung hikmah untuk memudahkan umat manusia dalam meneladani sosoknya. Nabi Muhammad SAW adalah figur yang sangat dekat dengan umatnya, memahami dan sanggup berkomunikasi (berbahasa) secara baik dengan sasaran dakwahnya.

Sebagaimana manusia lainnya, Rasulullah merasakan apa yang dirasakan makhluk fisik pada umumnya: lapar, haus, butuh istirahat, bisa terluka, kepanasan, kedinginan, dan lain sebagainya. Namun, justru dari sinilah umatnya bisa belajar keteladanan luar biasa tentang kesederhanaan, kesabaran, keikhlasan, keberanian, kejujuran, kedermawanan, dan sifat-sifat positif lainnya dalam wujud yang sangat nyata. Rasulullah tampil dalam wujud yang manusiawi, tapi sekaligus sarat nilai-nilai kemanusiaan.

Kedua, Rasulullah memiliki empati yang amat tinggi terhadap penderitaan umatnya. Beliau memberi teladan kepemimpinan yang tidak memberatkan. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengaitkan kalimat 'azîzun 'alahi mâ 'anittum dengan dua hadits:

بُعِثْتُ بِاْلحَنِيْفِيَّة السَّمْحَة

"Aku (Muhammad SAW) diutus untuk membawa agama yang lurus dan toleran."

إِنَّ هَذَا الدِّيْنَ يُسْرٌ

"Sesungguhnya agama ini (Islam) adalah kemudahan."

Dengan bahasa lain, Rasulullah sama sekali tak menghendaki adanya hal-hal yang menyulitkan umatnya, bahkan untuk urusan ibadah sekalipun. Sebagai contoh, tentang sholat tahajud yang Nabi laksanakan tiap malam secara istiqamah di masjid. Begitu tahu sahabat-sahabatnya berbondong-bondong meneladani rutinitasnya, Rasulullah beberapa hari kemudian tak pergi ke masjid. Alasan beliau, tak ingin memberi kesan bahwa sholat tahajud wajib sehingga bakal memberatkan umatnya di kemudian hari. Rasulullah juga pernah menegur sahabatnya, Mu'adz, yang membaca bacaan terlalu panjang saat memimpin sholat berjamaah. Menurut Nabi, seorang imam harus mempertimbangkan makmumnya yang mungkin terdiri dari orang tua dan orang-orang yang mempunyai keperluan.

Jamaah shalat jum'at rahimakumullâh,

Ketiga, Nabi juga merupakan sosok yang sangat menginginkan keselamatan dan kebahagiaan bagi umatnya. Ibnu Katsir saat menerangkan harîshun 'alaikum menghubungkannya dengan hidayah dan kemaslahatan bagi umatnya baik di dunia maupun di akhirat. Beliau mendorong adanya proses kesadaran ilahiyah dalam setiap embusan nafas manusia, juga tersingkirnya mudarat atau kerugian bukan hanya secara duniawi tapi juga ukhrawi.

Keempat, ayat tersebut menegaskan tentang sifat Nabi yang raûf (welas asih) lagi rahîm (penyayang) kepada umatnya. Kita tahu bahwa dua sifat itu adalah bagian dari 99 asmaul husna. Ini sekaligus menunjukkan keistimewaan derajat Nabi Muhammad. Dua nama indah Allah dilekatkan pada diri beliau.

Rahmat atau kasih sayang tersebut mewujud dalam karakter kepemimpinan Rasulullah yang tidak kasar menghadapi masyarakat. Beliau juga gemar memaafkan dan memohonkan ampun ketika umatnya yang berlaku salah, bersedia bermusyawarah, dan bertawakal kala tekad sudah bulat. Seperti yang dituturkan Al-Qur'an:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS Ali Imran: 159)

Demikianlah karakter Nabi Muhammad SAW yang kita yakini sebagai teladan paling ideal bagi umat manusia. Keyakinan ini juga dibenarkan oleh ayat suci bahwa di dalam diri Rasulullah ada contoh yang baik (al-Ahzab: 22). Namun yang menjadi pertanyaan, seberapa besar kesadaran tentang hal itu tertanam kuat dalam masing-masing diri kita lalu mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari?

Jamaah sholat jum'at rahimakumullah,

Semoga kita semua mampu menyerap pelajaran dari watak pemimpin agung kita tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Beliaulah sosok yang paling pantas menjadi panutan ideal umat manusia di seluruh dunia.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Pada kesempatan mulia ini mari kita terus meningkatkan dan meneguhkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Takwa inilah yang akan membedakan kemuliaan seseorang di sisi Allah SWT dibandingkan dengan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Al Hujurat ayat 13:

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam setiap aktivitas kehidupan, manusia selalu membutuhkan orang lain. Oleh karenanya, diperlukan kehidupan yang harmonis dengan saling membantu dan memudahkan urusan orang lain. Ketika kita bisa menjadi jiwa yang baik dan mampu memberi jalan kemudahan bagi kesulitan orang lain, maka Allah pun akan memberikan balasan berupa kemudahan pada kesulitan yang kita hadapi baik di dunia maupun di akhirat. Seperti ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat."

Oleh karena itu, mari hindari berprilaku buruk dengan mempersulit orang lain melalui berbagai macam alasan yang direkayasa sedemikian rupa. Apalagi kita memanfaatkan kesulitan yang dihadapi orang lain untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri, terlebih hal itu melanggar ketentuan dan syariat yang telah ditetapkan oleh agama. Mari berikan hak-hak yang memang itu menjadi milik orang lain dengan menjauhi sikap senang mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. Selayaknya, kita harus menjadi orang-orang yang mampu memberi manfaat pada orang lain, bukan orang yang memanfaatkan orang lain untuk kepentingan kita. Nabi Muhammad SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

"Sebaik-baik orang adalah yang dapat memberi manfaat kepada sesama."

Terkait dengan saling menolong ini, Allah SWT telah mengingatkan kepada kita untuk saling membantu hanya dalam hal kebaikan dan bisa meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT. Kita dilarang untuk saling membantu dalam hal keburukan dan kejahatan seperti manipulasi dan konspirasi yang menghantarkan kita kepada dosa. Oleh karenanya, ketika ada orang lain yang memiliki keperluan dengan kita, maka bantulah dengan tidak menyulitkannya dan gunakan cara-cara yang baik. Mari budayakan membantu masalah yang dihadapi orang lain dengan prinsip: "Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit". Jangan sebaliknya yakni: "Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kesulitan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini merupakan sunnatullah yang bakal dihadapi setiap orang. Masalah yang kita hadapi tak boleh mematahkan semangat hidup kita. Allah SWT telah menegaskan bahwa Ia tidak akan memberikan beban berat pada manusia, kecuali manusia itu bisa menyelesaikannya. Dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi, kita akan menemukan pelajaran atau hikmah yang bisa kita gunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang pasti akan kita temui di masa depan. Janganlah lari dari masalah karena bisa jadi kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Mari kita berikhtiar menyelesaikan masalah dan selanjutnya bertawakkal pada Allah SWT. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk tidak terbebani oleh masalah yang kita hadapi, namun kita diberi cara untuk menyelesaikan masalah itu.

Allah SWT telah memberikan penegasan dalam Al-Qur'an surat Al-Insyirah ayat 5-6:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Mari kita amalkan doa Nabi yang termaktub dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas r.a:

عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلّم يقول : اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ, والعَجْزِ وَاْلكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وضَلْعِ الدَّينِ, وغَلَبةِ الرِّجَال.

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan keganasan orang lain."

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat kali ini, semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi orang baik yang senantiasa suka membantu orang lain. Dan semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Amin

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #4: Agar Mencintai dan Dicintai Rasulullah

Hadirin jamaah sholat Jumat hafidhakumullâh,

Pada kesempatan ini marilah kita perkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya. Berusaha keras melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang.

Hadirin jamaah sholat Jumat hafidhakumullâh,

Di bulan Rabi'ul Awal di tahun ini marilah kita mengingat peristiwa penting kelahiran manusia sempurna pilihan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad. Mengingat dalam arti mempelajari sejarah perjuangannya dalam mendakwahkan agama Islam, meneladani kebaikan-kebaikan akhlaknya, dan mengikuti sunnah-sunnah serta memperbanyak bacaan shalawat atasnya. Agar kita semua termasuk orang-orang yang selalu mencintai dan dicintai oleh rasulillah dan akan mendapatkan syafaatnya di dunia sampai di akhirat kelak.

Ma'asyiral muslminin wazumratal mu'minin hafidhakumullâh,

Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia. Bulan di mana lahir manusia pilihan Allah sebagai utusan di muka bumi, yakni Muhammad bin Abdillah. Beliau bukan hanya diutus untuk kalangan bangsa Arab, namun seluruh manusia bahkan alam semesta. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat as-Saba' ayat 28:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. As-Saba'[34]: 28).

Prof KH Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, (2002: 519) memandang ayat ini memiliki empat hal pokok yang harus dimengerti, yaitu adanya utusan Allah dalam hal ini Rasulullah Muhammad, ada yang mengutus yakni Allah, yang diutus kepada mereka seluruhnya yakni alam, dan risalah, yaitu rahmat yang bersifat luas. Menurutya bahwa Rasulullah Muhammad bukan sekadar membawa rahmat bagi seluruh alam namun justru kepribadian beliau lah yang menjadi rahmat. Begitu mulianya sifat Rasulullah Muhammad sehingga Allah menyebutkan dengan pujian yang sangat agung.

Kemuliaan sifat Rasulullah tercermin dalam cara beliau berdakwah. Sehingga Islam dikenal sebagai agama yang mengajarkan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat. Usman Abu Bakar dalam bukunya Paradigma dan Epistimologi Pendidikan Islam (2013: 65) memahami pengertian rahmat pada diri Rasul adalah ajaran tentang persamaan, persatuan dan kemuliaan umat manusia, hubungan sesama manusia, hubungan sesama pemeluk agama, dan hubungan antar agama. Rasulullah mengajarkan untuk saling menghargai, saling menolong, menjaga persaudaraan, perdamaian, dan sebagaianya. Lebih dari itu, Rasulullah juga mengajarkan etika terhadap binatang. Sehingga dalam melakukan sembelihan binatang pun diajarkan cara-cara yang maslahat dan tidak menyakiti binatang.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa visi pendidikan Rasulullah adalah terciptanya kedamaian dan keselamatan dunia dan akhirat. Sepantasnya sebagai umatnya kita semua kaum muslimin bersyukur atas diutusnya Rasulullah dan senantiasa mencintai beliau dengan sepenuh hati, dengan kecintaan yang sebenar-benarnya.

Walaupun tidak ada aturan yang menjelaskan cara mencintai rasul secara khusus, namun kecintaan terhadap Rasulullah dapat dibuktikan dengan beberapa hal, di antaranya dengan memperbanyak membaca shalawat. Sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an surah al-Ahzab ayat 56,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab[33]: 56).

Amin Syukur dalam bukunya Terapi Hati (2012: 123) menjelaskan sejumlah sahabat Rasulullah telah membuktikan kecintaanya terhadap Rasulullah secara nyata, di antaranya adalah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika tidak ada satupun orang yang percaya kepada Rasulullah telah diisra dan dimi'rajkan, dia lah orang yang pertama kali meyakini atas kebenaran tersebut. Selanjutnya ada Umar Bin Khattab yang tidak rela Rasulullah dikabarkan telah meninggal dunia. Ada juga Ali Bin Abi Thalib yang rela menggantikan Rٌasulullah saat pengepungan oleh kaum Quraisy ketika Rasulullah hendak hijrah. Selanjutnya Ummu Sulaym yang mengumpulkan keringat Rasulullah dan diabadikan.

Sidang Jumat hafidhakumullâh,

Selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah adalah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah Rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah.

Dikisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli. Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah dan shalawat setiap selesai sholat fardhu, yaitu:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ. فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Dan membaca shalawat

صَلَّى اللهُ عَلَيْكَ يَا مُحَمَّد

Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap Syaikh Syibli dan ternyata Syaikh Syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan Rasulullah dalam mimpi Ibn Mujahid tersebut.

Melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun istiqomah atau konsisten dan terus menerus. Kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah.lah yang dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu bershalawat dan menjalankan sunnah Rasulullah sebagai bukti cinta kita. Dan kita semua akan mendapatkan cinta dan syafaat dari beliau Rasulullah Muhammad, amiin ya Rabbal 'alamin.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #5: Kekeringan Sebagai Muhasabah Massal

Jamaah jumat yang dirahmati Allah

Marilah kita panjatkan puja dan puji kehadirat Allah Yang Maha Besar. Semoga kita senantiasa dilindungi dari bencana, malapetaka, dan lain sebagainya. Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw.

Tidak lupa pula, berdirinya khatib di sini hendak mengingatkan kepada diri pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Hanya dengan iman dan takwa, kita dapat bertahan di tengah bencana dan kesulitan hidup. Lebih dari itu, iman dan takwa dapat menjadi modal bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Jamaah jumat yang dimuliakan Allah

Musibah kekeringan yang sedang dialami saat ini seharusnya menjadi sebuah muhasabah massal bagi kita semua. Kekeringan, sebagai bagian dari takdir yang datang dari Allah, juga merupakan konsekuensi dari perbuatan manusia yang telah mengabaikan kelestarian lingkungan.

Dalam QS. Ar-Rad ayat 11 Allah berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

Dalam konteks kekeringan, kita harus merenungkan firman di atas sebagai panggilan untuk bertindak. Kekeringan bukanlah fenomena yang hanya terjadi begitu saja, tetapi seringkali merupakan hasil dari perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Kekeringan yang melanda berbagai wilayah adalah bukti nyata dari ketidakseimbangan yang telah diciptakan oleh manusia dalam ekosistem. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, deforestasi, polusi, dan perubahan iklim adalah sebagian besar penyebab dari musibah ini. Kita telah terlalu lama mengabaikan tanggung jawab kita sebagai penghuni bumi untuk menjaga dan merawat alam.

Jamaah jumat yang berbahagia

Dalam Fikih Kebencanaan disebutkan bahwa bencana-dalam hal ini kekeringan-berfungsi sebagai media untuk introspeksi seluruh perbuatan manusia yang mendatangkan peristiwa yang merugikan manusia itu sendiri.

Di sini berlakulah firman Allah dalam QS. Al Hasyr ayat 18:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Muhasabah massal adalah saat yang tepat bagi kita untuk merenungkan peran kita dalam menciptakan kondisi saat ini. Sangat penting untuk lebih sadar akan kelestarian ekologis dan dampak negatif yang bisa timbul dari tindakan kita. Ini adalah momen di mana kita harus bertanya pada diri sendiri apakah kita telah menjalani kehidupan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Langkah pertama dalam muhasabah ini adalah meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya pelestarian alam. Kita perlu memahami bahwa kita bukanlah pemilik alam ini, tetapi hanya penjaga sementara yang bertanggung jawab untuk melestarikannya bagi generasi mendatang.

Pemilik sejati alam raya ini hanyalah Allah, sementara manusia hanyalah nisbi. Dalam QS. An-Nisa ayat 131, Allah berfirman:

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَاِيَّاكُمْ اَنِ اتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَاِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَنِيًّا حَمِيْدًا

"Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Allah Mahakaya, Maha Terpuji."

Selanjutnya, kita harus mengambil tindakan nyata. Ini bisa berarti mendukung upaya-upaya untuk menghentikan deforestasi, mengurangi polusi, dan mempromosikan energi terbarukan. Setiap individu, lembaga, dan pemerintah memiliki peran dalam menjaga ekosistem yang rapuh ini. Hal ini sejalan dengan Sabda Rasulullah Saw:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

"Tak seorang pun muslim yang menanam pohon atau menabur benih tanaman, lalu (setelah ia tumbuh) dimakan oleh burung, manusia, atau hewan lainnya, kecuali akan menjadi sedekah baginya" [HR. Bukhari].

Dalam hadis lain disebutkan bahwa jika seseorang menebang pohon tanpa alasan yang sah atau tanpa keperluan yang mendesak akan menghadapi hukuman Allah yang serius, yaitu dengan mengarahkan kepalanya ke neraka. Pesan ini menunjukkan betapa pentingnya penghormatan terhadap alam dan sumber daya yang telah dianugerahkan Allah kepada kita.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُبْشِىٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِى النَّارِ

Dari 'Abdullah bin Hubsyi (ia berkata): Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang menebang pohon sidrah (sejenis bidara), maka Allah akan mengarahkan kepalanya ke neraka" [HR. Ahmad. Dinyatakan shahih oleh al-Albani].

Muhasabah massal tentang kekeringan yang kita alami saat ini adalah panggilan untuk berubah. Dengan tindakan yang tepat, kita dapat mencegah kekeringan yang lebih parah dan merestorasi keseimbangan lingkungan. Ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi tanggung jawab bersama kita sebagai umat manusia. Mari kita bersatu untuk melindungi rumah kita bersama-sama, karena kita tidak punya planet lain.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #6: Islam Membenci Kekerasan dan Peperangan

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan nikmat kesehatan dan juga kedamaian serta kerukunan di Tanah Air Indonesia sehingga kita bisa menjalankan seluruh aktivitas kita sehari-hari dengan tenang dan lancar. Termasuk kehadiran kita di tempat suci ini untuk melaksanakan kewajiban ibadah sholat Jumat akan sulit terealisasi jika kita berada dalam kondisi stabilitas keamanan yang tidak baik seperti berada di tengah konflik dan peperangan.

Oleh karena itu mari kita jaga kondusivitas lingkungan, daerah, dan negara kita yang selama ini dalam keadaan damai. Mari kita ungkapkan syukur kita biqauli Alhamdulillahirabbil alamin. Mudah-mudahan, dengan komitmen bersama, kita bisa mempertahankan ketenangan ini sehingga kita bisa terus melaksanakan misi utama kita di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.

Selanjutnya pada kesempatan mulia ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Selain sebagai kewajiban dan rukun di dalam khutbah Jumat yang tak boleh ditinggalkan, wasiat takwa dan ketakwaan itu sendiri menjadi modal penting dalam mengarungi kehidupan kita di dunia. Takwa sendiri didefinisikan sebagai:

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا

Yakni kita melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Baik dalam keadaan sunyi ataupun ramai, secara lahir maupun batin, dan dilihat orang lain maupun tidak dilihat sama sekali.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Di antara perintah dan larangan Allah dalam kehidupan ini adalah senantiasa menjadi pribadi yang cinta pada perdamaian dan menjauhi perselisihan dan peperangan. Hal ini selaras dengan materi khutbah Jumat yang akan khatib sampaikan yakni berjudul: "Islam Membenci Kekerasan dan Peperangan".

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Kedamaian merupakan dambaan semua manusia. Kita diperintahkan untuk menyebarkan kedamaian dalam kehidupan seperti dicontohkan Nabi dengan menebar salam, apabila bertemu dengan orang lain, baik orang yang dikenal maupun tidak. Nabi bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُو السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوْا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ

Artinya: "Wahai manusia, tebarkanlah (salam) perdamaian, berilah makan orang lain, dan sholatlah di saat orang-orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai." (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Kedamaian adalah sebuah hal yang mutlak dan didambakan oleh setiap manusia karena bermula dari hati setiap manusia. Tidak mungkin mampu memberikan kedamaian kepada orang lain jika hatinya sendiri tidak damai. Rasulullah dihadirkan ke muka bumi ini adalah dalam rangka mewujudkan perdamaian dan keselamatan dengan menyingkirkan segala upaya kekerasan termasuk di dalamnya adalah perang.

Peperangan merupakan hal yang dibenci dalam agama Islam. Seperti dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 216 disebutkan:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Artinya: "Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Dalam ayat ini, Allah memerintahkan perang kepada umat Islam. Namun, sebenarnya umat Islam merasa berat dan tidak senang terhadap peperangan. Jiwa umat Nabi Muhammad sudah terdidik untuk cinta pada perdamaian sehingga ketika turun ayat ini Allah menambahkan dengan kalimat wa huwa kurhul lakum (padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci).

Ayat ini berbicara tentang perang, namun sebenarnya kandungannya mengisyaratkan bahwa jiwa umat Islam dididik oleh nabi untuk selalu enggan berperang. Seorang muslim pun tidak diwajibkan untuk mengislamkan seluruh dunia dengan perang. Perang dilakukan untuk membela agama, membela kepercayaan demi meraih kedamaian. Sehingga jika terjadi peperangan antara kaum muslimin dengan orang lain kemudian ada permintaan perdamaian, maka umat Islam harus menyambut ajakan perdamaian itu.

Namun Syekh Muhammad Abduh, seorang ulama Mesir di akhir abad 19 pernah mengungkapkan bahwa al Islamu mahjubun bil muslimin (Islam tertutup oleh umat Islam). Ditutupi di sini bermakna rahmat dan kebaikannya yang ditutupi oleh ulah umat Islam sendiri dengan sikap-sikap seperti radikal, keras, dan melampaui batas kepada orang-orang yang tidak sejalan dengannya.

Kekerasan akan menghalangi datangnya rahmat Allah SWT kepada manusia. Islam sendiri tercoreng reputasinya oleh segelintir umatnya yang melakukan kekerasan atas nama Islam. Ada pandangan keliru di masyarakat dengan menggunakan dalil sepotong-sepotong untuk dijadikan landasan perbuatan keras yang bertentangan dengan kedamaian. Seperti penafsiran sepotong ayat:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

Artinya: "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka..." (QS al-Fath ayat 29)

Ayat ini sering dijadikan dasar bagi sebagian kelompok untuk menghalalkan kekerasan dalam perilaku mereka. Padahal makna keras ini memiliki tingkatan dan tidak semua kekerasan yang dilakukan seseorang harus dilawan dengan kekerasan pula.

Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat rahimakumullah, Dalam konteks kekinian di zaman modern, kita tentu prihatin masih saja terjadi kekerasan dan peperangan di beberapa penjuru dunia. Peperangan telah mengakibatkan ribuan jiwa manusia meninggal dunia. Bukan hanya pihak yang berperang, namun juga rakyat sipil, orang tua sampai anak-anak menjadi korbannya. Tentu kita sangat prihatin.

Selain prihatin, kondisi ini juga harus kita sikapi dengan bijaksana. Jangan sampai konflik peperangan yang terjadi bertambah buruk dengan ulah kita menjadi pemicu tersebarnya konflik peperangan ke penjuru dunia yang lain. Terlebih di era teknologi informasi saat ini di mana provokasi sangat mudah dilakukan oleh seseorang sehingga bisa memperkeruh suasana.

Sudah seharusnya kita menjadi agen-agen perdamaian yang senantiasa mengajak kepada perdamaian dengan narasi-narasi menyejukkan khususnya di media sosial. Mari kita serukan perdamaian dunia, kita doakan semoga peperangan yang terjadi segera usai dan penduduk dunia bisa kembali damai dan tenang. Peperangan yang berkepanjangan hanya akan membawa kesengsaraan.

Kita doakan, saudara-saudara kita yang berada dalam bayang-bayang peperangan diberikan keselamatan dan kekuatan oleh Allah. Semoga ke depan, dunia akan diwarnai dengan kesejukan dan kebersamaan untuk bersama-sama membangun peradaban yang mulia. Amin.

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #7: Mempersiapkan Bekal Sebelum Kematian

Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang insya Allah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT. Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.

Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.

Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah; segala puji hanya milik Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik Allah semata.

Pada kesempatan yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak kepada hadirin sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintahNya. Takwa dalam arti kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepadaNya. Sehingga akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Al-Quran, Surat Ali Imran, ayat 102)

Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Sidang salat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Dalam Khutbah Jumat singkat ini, mari kita merenung sejenak tentang apa yang terjadi di sekitar kita saat ini, di mana kita sedang menjalani masa pandemi Covid 19 yang sudah berjalan lebih dari setahun. Sudah banyak orang yang meninggal, tidak sedikit di antara mereka adalah Saudara kita, tiba tiba sahabat kita meninggal dunia, siapa saja dan kapan atau di mana saja bisa meninggal dunia.

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati."

Kematian adalah sesuatu yang pasti kita hadapi. Sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat adalah kematian.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Dalam Surat Al-Baqarah ayat 28, Allah berfirman:

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan."

Dalam Tafsir Ibn Katsir, dijelaskan bahwa ayat ini menjelaskan akan kekuasaan Allah dan sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah sementara manusia awalnya tiada, lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi ini. Ayat ini juga menunjukkan bahwa kita semua pasti mati. Dan kita semua pasti akan dibangkitkan kembali setelah kematian itu.

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah SWT,

Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini sebagai persiapan diri kita sebelum menghadapi kematian? Tentunya ada banyak hal. Namun setidaknya ada tiga hal yang akan kita bahas pada kesempatan berharga ini.

Pertama, beramal sebaik mungkin. Dalam surat Al-Mulk ayat 1-2, Allah berfirman:

تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ

1. Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 2. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,

Seperti apakah amalan yang terbaik itu? Salah satu indikatornya adalah, pekerjaan itu dilakukan dengan istiqamah. Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

فَإِنَّ خَيْرَ الْعَمَلِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

Artinya; "sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin (berkelanjutan), meskipun itu sedikit."

Beramal sebaik mungkin juga berarti bahwa pekerjaan itu kita lakukan dengan seikhlas mungkin, semaksimal mungkin dan dengan sesempurna mungkin. Baik dalam interaksi kita kepada Allah maupun kepada sesama manusia, dalam tiap amal kita patrikan dalam diri kita bahwa bisa jadi itu adalah amal terakhir kita.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!

Yang kedua, menyiapkan amal yang terus mengalir pahalanya. Di antara yang dapat kita persiapkan adalah dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik anak kita menjadi anak yang saleh yang dapat mendoakan kita kelak. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: ((إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ))؛ رواه مسلم

Artinya: "diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak shalih yang selalu mendo`akan orang tuanya." (HR. Muslim).

Yang ketiga, berdoa agar diberikan husnul khatimah. Apakah itu husnul khatimah? Di antara tanda utama husnul khatimah ialah apabila ia mengucap kalimat laa ilaaha illallaah di akhir hayatnya. Dalam sebuah hadith shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda:

‏" مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ‏"‏

"Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah 'Laa ilaaha illallaah' maka dia akan masuk Surga."

Indikator lainnya dari seorang yang husnul khatimah apabila ia mengerjakan pekerjaan baik di akhir hidupnya.

قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ ‏"‏ ‏.‏ فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ ‏"‏ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ‏" ‏"

Rasulullah SAW bersabda: Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal. Para sahabat bertanya; "Bagaimana membuatnya beramal? beliau menjawab: Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Selain berusaha dengan segenap amal saleh untuk mencapai husnul khatimah, kita juga harus selalu berdo'a agar Allah mewafatkan kita dalam keadaan husnul khatimah.

Akhirnya, "semoga kita menjadi hamba Allah yang berhasil dalam mempersiapkan kehidupan kita, yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dan Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang wafat dalam keadaan husnul khatimah."

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #8: Jihad Santri untuk Negeri

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Rasulullah bersabda:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Artinya: "Bertakwalah kepada Allah swt di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik." (HR. at Tirmidzi)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Santri merupakan bagian penting dari masyarakat Indonesia. Dalam perjalanannya, santri telah lama berperan dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan bangsa. Sejatinya Jihad santri dalam perspektif historis dapat dimaknai sebagai perjuangan santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada masa penjajahan, banyak santri yang ikut serta dalam perjuangan melawan penjajah. Mereka berjuang dengan berbagai cara, mulai dari perang gerilya, perang terbuka, hingga perang diplomasi. Salah satu contoh perjuangan santri dalam melawan penjajah adalah peristiwa Perang Diponegoro. Dalam perang ini, banyak santri yang ikut serta dalam pasukan Diponegoro untuk melawan Belanda.

Perjuangan santri juga terekam oleh sejarah saat sekutu ingin kembali menjajah Indonesia yang baru mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Untuk mempertahankan ini, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari mencetuskan Fatwa Resolusi Jihad yang diilhami keyakinan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Dalam resolusi Jihad tersebut ditegaskan bahwa berjuang mengusir penjajah hukumnya fardlu 'ain (wajib pribadi) bagi setiap umat Islam dalam radius 94 kilometer dari "tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh" dan di luar radius itu sebagai fardlu kifayah (boleh diwakili sebagian warga saja).

Mendapatkan fatwa ini, sebagai seorang santri yang patuh pada kiai, serentak bersama warga NU di Surabaya dan sekitarnya turun bersama warga lainnya. Para santri melawan tentara Sekutu mulai 25 Oktober 1945, berujung ribuan pejuang syahid mengorbankan nyawa mempertahankan Surabaya, yang memuncak pada perang 10 November 1945. Sejatinya, para santri sejak awal menyadari bahwa nyawa mereka diserahkan sepenuhnya kepada Allah SWT untuk cita-cita mulia menyelamatkan negara.

Selain itu, para santri juga berperan penting dalam perumusan dasar negara Indonesia. Banyak tokoh santri yang terlibat dalam perumusan Pancasila, UUD 1945, dan pembentukan konstitusi Indonesia. Dengan demikian, kiprah santri di masa lalu begitu besar dalam membentuk Indonesia merdeka dan berdaulat. Kemudian pertanyaannya, bagaimana jihad santri dalam perspektif kontekstual dalam membangun kejayaan negeri?

Sejatinya, jihad santri hari sampai hari ini tidak pernah mati ataupun tertutup. Pada masa kini, santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Santri dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi negeri. Santri dapat berperan aktif melalui jihad dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan industri. Jihad adalah upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jihad tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik, tetapi juga mencakup perjuangan non-fisik, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

Sejatinya, jihad di masa kini menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti kemiskinan, kebodohan, dan penindasan. Jihad di bidang-bidang ini adalah cara untuk memperbaiki kondisi umat Islam dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Allah dalam Q.S Al-Ankabut, ayat 8-9 menyebutkan bahwa makna jihad tidak hanya sebatas berperang dan angkat senjata, lebih dari itu jihad adalah berbuat baik dan berperang melawan diri sendiri. Allah berfirman

وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَحْسَنَ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.

Artinya: "Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan."

Menurut Profesor M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur'an (2017), menjelaskan makna jihad yang dimaksud dalam ayat ini bukan dengan mengangkat senjata. Pasalnya ayat ini turun pada periode Makkah-sebelum Nabi Muhammad hijrah-, dan izin atau perintah untuk berperang dan mengangkat senjata baru diizinkan setelah nabi hijrah (periode Madinah).

Ayat ini lebih menekankan perintah atau mendorong untuk beramal saleh. Maka, Allah menegaskan, barang siapa berjihad, yakni mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal saleh hingga ia bagaikan berlomba dalam kebajikan, maka sesungguhnya manfaat dan kebaikan jihadnya untuk diri sendiri

Dengan demikian, jihad era modern ini, tidak sebatas peperangan. Untuk itu, santri dapat berjihad untuk negeri dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai menjadi guru atau dosen guna mencetak generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia.

Selanjutnya, jihad santri era modern juga bisa dilakukan dengan memberdayakan ekonomi umat. Sejatinya, memberdayakan ekonomi umat merupakan bentuk jihad santri untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam.

Santri dapat mengembangkan usaha ekonomi produktif, baik secara individu maupun kelompok. Usaha ini dapat berupa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), koperasi, atau usaha lainnya seperti menyediakan pelatihan dan pendampingan usaha kepada masyarakat, terutama masyarakat yang kurang beruntung. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam berwirausaha.

Lebih dari itu, bentuk jihad santri era modern adalah kampanye lingkungan hijau. Sejatinya, kampanye lingkungan hijau merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Kampanye ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti sosialisasi, edukasi, dan aksi nyata.

Sejatinya, santri memiliki peran penting dalam kampanye lingkungan hijau. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Terakhir, perjuangan ini tidak hanya dilakukan di masa lalu, tetapi juga di masa kini. Santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dan dapat berkontribusi dalam berbagai bidang. Selamat Hari Santri. Jihad Santri, Jayakan Negeri.

Demikian sejumlah contoh teks khutbah Jumat singkat dengan berbagai tema yang bisa dijadikan referensi. Semoga bermanfaat, Dab!


(dil/aku)

Hide Ads