Khutbah Jumat bukan sekadar ritual mingguan, tetapi sarana strategis untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada umat Islam. Salah satu tema yang sangat relevan dan perlu terus digaungkan dari mimbar masjid adalah tema pendidikan, apalagi hari ini bertepatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Pendidikan dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi. Bahkan, wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW adalah perintah membaca, yang menandai bahwa Islam hadir dengan misi mencerdaskan umat manusia. Maka tak heran, pendidikan menjadi fondasi utama dalam membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.
Melalui khutbah Jumat bertema pendidikan, para khatib dapat mengajak jamaah untuk merenungi kembali pentingnya ilmu, peran orang tua dalam mendidik anak, hingga urgensi menjaga nilai-nilai keislaman dalam proses belajar-mengajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Contoh Khutbah Jumat dengan Berbagai Tema |
Khutbah Jumat Tema Pendidikan
Simak contoh khutbah Jumat dengan tema pendidikan yang bisa dijadikan referensi bagi para dai dan khatib. Diharapkan, khutbah bertema pendidikan ini dapat menjadi pengingat sekaligus motivasi bagi umat untuk terus menuntut ilmu dan mencerdaskan generasi.
1. Khutbah Jumat: Peran Penting Ilmu Pengetahuan dalam Membangun Bangsa
Khutbah I
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ، فَإِنِّيْ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن قَالَ اللهُ تعالى: وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia. Pada awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan kita dengan sebenar-benarnya takwa. Utamanya dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia. Pendidikan membuka gerbang menuju masa depan yang lebih cerah, membebaskan dari jeratan kebodohan dan kemiskinan, serta mengantarkan menuju peradaban yang lebih adil dan sejahtera. Tanpa ilmu, manusia bagaikan terombang-ambing di lautan tanpa kompas.
Ilmu menjadi kompas yang menuntun manusia untuk memilih jalan yang benar, membedakan mana yang baik dan buruk, serta membantu menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan. Di sisi lain, pendidikan bagaikan fondasi kokoh bagi kemajuan bangsa.
Peran sentralnya dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas tak perlu diragukan lagi. Sejatinya, melalui pendidikan, manusia Indonesia dapat digali potensinya, dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta ditanamkan nilai-nilai luhur yang akan mengantarkan menjadi individu yang unggul dan berdaya saing.
SDM berkualitas adalah motor penggerak inovasi. Dengan pendidikan yang mumpuni, manusia Indonesia akan mampu melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.
SDM yang unggul akan menjadi pionir dalam berbagai bidang, mulai dari sains dan teknologi hingga seni dan budaya, dan membawa bangsa Indonesia ke kancah internasional. Lebih dari itu, pendidikan juga menjadi kunci untuk membuka gerbang pertumbuhan ekonomi.
SDM yang terdidik dan terampil akan menjadi aset berharga bagi bangsa. Mereka mampu mengisi berbagai sektor pekerjaan dan mendorong produktivitas nasional. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan individu dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa setiap insan Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Pemerintah, institusi pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat harus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita ini.
Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat membangun bangsa Indonesia yang maju, sejahtera, dan bermartabat melalui pendidikan. Dalam Islam, pendidikan memiliki peran penting dan fundamental dalam kehidupan manusia.
Pendidikan dipandang sebagai kunci utama untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendidikan dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu pengetahuan agama, tetapi juga mencakup berbagai bidang ilmu lainnya, seperti sains, teknologi, dan sosial.
Hal ini karena Islam memandang bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah swt dan bermanfaat bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah jilid IV halaman 80 menjelaskan, surat Al-Mujadalah ayat 11 menyingkap tentang derajat orang beriman dan berilmu. Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu memiliki tingkatan derajat yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya beriman.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ilmu yang dimiliki seseorang berperan besar dalam meraih ketinggian derajatnya. Bukan semata-mata faktor eksternal di luar ilmu yang menjadi penentu. Tentu saja, yang dimaksud dengan "orang yang diberi ilmu" (وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ) adalah mereka yang beriman dan menghias diri dengan ilmu pengetahuan.
Pada sisi lain, ayat juga membagi kaum beriman menjadi dua kelompok besar, yaitu pertama hanya beriman dan beramal saleh, dan kedua beriman, beramal saleh, dan memiliki ilmu pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini lebih tinggi.
Bukan hanya karena nilai ilmu yang mereka sandang, tetapi juga karena amal dan usaha mereka dalam menyebarkan ilmu tersebut kepada orang lain. Baik secara lisan, tulisan, maupun melalui keteladanan. Ilmu yang dimaksud dalam ayat ini bukan hanya ilmu agama, melainkan ilmu apa pun yang bermanfaat. Dalam Al-Qur'an surat Fathir ayat 27-28, Allah swt memaparkan berbagai macam makhluk ciptaan-Nya dan fenomena alam:
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ ثَمَرٰتٍ مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا ۗوَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ ۢبِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ (27) وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ (28)
Artinya: (27) Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan (air) itu Kami mengeluarkan hasil tanaman yang beraneka macam warnanya. Di antara gunung-gunung itu ada bergaris-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (28) (Demikian pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Kemudian ayat tersebut ditutup dengan pernyataan bahwa: "Yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.
Hal ini menunjukkan bahwa ilmu dalam pandangan Al-Qur'an bukan hanya terbatas pada ilmu agama. Ayat ini juga menunjukkan bahwa ilmu haruslah menghasilkan rasa takut dan kagum kepada Allah, yang pada gilirannya mendorong orang yang berilmu untuk mengamalkan ilmunya dan memanfaatkannya untuk kepentingan makhluk hidup lainnya.
Sementara itu, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di antara amalan-amalan yang pahalanya terus mengalir bagi pelakunya, bahkan setelah ia meninggal dunia, adalah ilmu yang diajarkan dan diamalkan oleh orang lain.
Ilmu yang bermanfaat bagaikan sungai yang airnya terus mengalir, membasahi dan menyuburkan kehidupan di sekitarnya. Ilmu yang bermanfaat adalah harta yang tak ternilai. Ia adalah investasi terbaik untuk akhirat, karena pahalanya akan terus mengalir selama ilmu itu terus diamalkan. Nabi saw bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ، إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: Ketika manusia meninggal, amalnya terputus kecuali tiga perkara, yaitu kecuali sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.
Pendidikan membantu memahami ajaran Islam, sehingga dapat menjalankan ibadah dengan sempurna. Pendidikan juga membekali manusia dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan berkarya, sehingga dapat berkontribusi untuk bangsa. Membangun bangsa berdaya saing dengan ilmu pengetahuan.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ كَمَا شَرَّفْتَنَا بِاْلإِيْمَانِ بِكَ، وَكَرَّمْتَنَا فِيْ أَرْكَانِ الإِسْلَامِ بِالصِّيَامِ لَكَ، أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ فِيْهِ، وَاجْعَلِ اللّهُمَّ صَفَاءَ أَرْوَاحِنَا فِي اسْتِقْبَالِهِ وَسِيْلَةً لِلْإِجَابَةِ فِي كُلِّ مَا نَسْأَلُ، مِمَّا عَلَّمْتَنَا أَنْ نَدْعُوَكَ بِهِ فِي قَوْلِكَ فِيْ كِتَابِكَ الْكَرِيْمِ اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ
2. Khutbah Jumat: Islam Agama Pendidikan
Khutbah I
أَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ, يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ, خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat.
Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal 'alamin.
Di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan memotivasi diri untuk selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Sebagaimana kita ketahui, pendidikan merupakan tolok ukur bagi nilai kemajuan peradaban suatu bangsa. Bangsa yang besar ialah mereka yang dihuni oleh sumber daya manusia yang tidak hanya melimpah namun juga merupakan orang-orang yang berpengetahuan dan bermoral baik.
Mengenai pentingnya keberlangsungan pendidikan, Islam adalah agama yang sangat peduli terhadap pendidikan. Ada banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan pentingnya pendidikan, di antaranya:
وَمَا كَانَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةٗۚ فَلَوۡلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرۡقَةٖ مِّنۡهُمۡ طَآئِفَةٞ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوۡمَهُمۡ إِذَا رَجَعُوٓاْ إِلَيۡهِمۡ لَعَلَّهُمۡ يَحۡذَرُونَ
Artinya: Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?. (QS At-Taubah: 122).
Ayat di atas turun pasca berangkatnya umat Islam untuk pergi dalam barisan jihad di jalan Allah setelah sebelumnya beberapa dari mereka mangkir dalam keikutsertaan di perang Tabuk. Namun, setelahnya, Allah mengisyaratkan agar dari umat Islam tidak semuanya berangkat ke medan perang untuk mengkaji ilmu pengetahuan.
Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah. Pada ayat di atas, Allah memberikan ultimatum kepada umat Islam pada saat itu untuk tidak semuanya berangkat ke medan perang. Agar ada dari mereka yang mengkaji ilmu pengetahuan bersama Nabi Muhammad di Madinah.
Ini membuktikan bahwa Islam sangat mementingkan keberlangsungan pendidikan di tengah masyarakat. Bahkan dalam situasi perang saat itu, Allah masih memberikan perintah agar pendidikan masih tetap berjalan dan terlaksana.
Dalam ayat lain ntuk memotivasi umat akan pentingnya belajar dan menuntut ilmu, Allah memberikan penyemangat dengan memberi janji kepada orang-orang yang bersemangat dalam menuntut ilmu. Allah berfirman:
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
Artinya: Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mujadalah: 11).
Pada ayat di atas, Allah berjanji akan mengangkat derajat orang yang berilmu, ini menunjukkan bahwa Islam benar-benar peduli terhadap pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, peduli terhadap kader-kader yang akan memperjuangkan ilmu dengan memberikan motivasi untuk mencari dan memperdalaminya.
Hadis yang bersumber dari Abdullah bin Mas'ud, Nabi Muhammad saw juga pernah bersabda bahwa hanya ada dua jenis manusia yang halal kita iri terhadapnya, yaitu mereka yang diberi harta melimpah dan menghabiskannya untuk kemaslahatan juga orang yang diberi ilmu pengetahuan yang mengamalkan dan mengajarkannya terhadap orang lain.
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Artinya: Tidak diperkenankan hasud kecuali terhadap dua jenis manusia: yaitu ia yang beri Allah harta dan mengbiskannya untuk sesuatu yang hak, dan ia yang diberi ilmu pengetahuan dan mengamalkannya serta mengajarkannya. (HR Al-Bukhari).
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah. Pentingnya pendidikan dalam Islam juga dapat dipahami dari 5 ayat pertama al-Qur'an (Al-'Alaq: 1-5), di mana pada ayat tersebut Allah jelas-jelas memberikan isyarat kepada muslim melalui Nabi Muhammad saw akan pentingnya membaca dan menulis sebagai medium untuk belajar dan mencari ilmu.
Ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang sangat peduli dan mementingkan pendidikan bagi umatnya. Pendidikan adalah hal yang harus diperjuangkan keberlangsungannya di setiap generasi. Sebab tanpa adanya ilmu pengetahuan yang memadai, keberlangsungan kehidupan umat tidak akan terlaksana.
Semoga kita dapat menjadi pioner bagi keberlangsungan pendidikan bagi generasi kita dan menebarkan kemanfaatan dengan pengetahuan terhadap umat manusia. Amiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
3. Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Pentinge Pendidikan Agama ing Keluarga
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، يُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ يَشَاءُ وَيَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ يَشَاءُ وَيُعِزُّ مَنْ يَشَاءُ وَيُذِلُّ مَنْ يَشَاءُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً عَصَمَ اللهُ قَائِلِيهَا دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الإِسْلَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ اللهُ بِالْهُدَى رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ فِي الأَوَّلِيْنَ وَالأخِرِيْنَ وَفِي كُلِّ حِيْنٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قال اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah shalat Jumat ingkang minulya. Wonten ing pambuka sidang khutbah ingkang minulya punika, kepareng Khatib ngaturaken pepeling kagem kita sedaya, manggaha kita tansah ningkataken takwa kita, kelawan nindaake perintahe Gusti saha nebihi sedaya awisane. Mugi-mugi kita kalebet golongan ingkang angsal Ridha saking Gusti Allah ta'ala.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ
Artosipun: Pada (gawa) sanguha sira kabeh, mangka setuhune luwih bagus-baguse sangu, yaiku takwa marang Allah. Lan padha takwaha sira kabeh ing Ingsun (Allah), hei wong kang padha duweni akal. (QS Al Baqarah: 197).
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah. Keluarga gadahi peran ingkang penting damel sahe ing dalem tatanan negara. Sebab mulai saking keluarga menika, para putra-putri kita angsal pendidikan awal. Langkung-langkung ing dalem pendidikan agama. Bapak saha ibu, gadahi peran ingkang penting, supados para lare tetep teguh ing dalem agama Islam. Gusti Allah sampun paring dhawuh ing surat At-Tahrim ayat 6:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artosipun: Hai, wong-wong kang padha iman, sira kabeh padha ngreksaha awak-awak lan keluarga ira kabeh saking geni neraka. Kang empan-empane neraka kui, rupa manungsa kafir lan watu. Kang neraka kui dijaga malaikat-malaikat kang kasar tur keras tindakane, kang malaikat-malaikat mau ora nyulayani Allah ta'ala, tumerap apa kang den perintahake dening Allah ta'ala marang deweke.
Ayat menika dados perintah kangge para tiyang sepuh, supaya ngreksa awake dewe saha keluargane saking geni neraka. Caranipun supaya kados mekaten, inggih punika tentu para lare dipun didik kelawan ilmu agama. Anggene maringi pendidikan marang para putra-putri, mulai nalika ing kandungan.
Ibu dhahar kanthi dhahar kang halal lan sahe, supaya dados makanan kang sahe kangge lare. Sinambi asring dipun waosaken ayat-ayat Al-Quran, shalawat, lan kalimat-kalimat ingkang sahe sanesipun. Lajeng menawi lair, bapak maosaken azan lan iqamah, supaya lare kenal marang Pengerane, inggih punika Gusti Allah Swt.
Menika sedaya dados ikhtiar, kangge mendidik lare kita saking awal. Jamaah shalat Jumat ingkang minulya Putra-putri kita ugi kedah dipun didik, kelawan ilmu kang bakal dadi kewajibane menawi sampun baligh utawi mukallaf. Kados dene syarat, rukun, lan carane shalat, pasa, lan sanesipun.
Menawi mboten saget kita didik piyambak, mangka saget kita sekolahake ing madrasah utawi pondok pesantren. Menika sedaya gadahi maksud, supaya para putra-putri kita ngerti ing babagan agama utawi dadi wong kang alim. Dhawuhipun Kanjeng Nabi Muhammad saw:
كُنْ عَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا أَوْ مُسْتَمِعًا أَوْ مُحِبًّا وَلَا تَكُنِ الخَامِسَةَ أي مُبْغِضًا فَتَهْلِكَ
Artosipun: Dadio sliramu wong kang alim, utawa murid, utawa ngrungokke, utawa seneng (ilmu). Lan aja dadio sliramu wong kang nomer lima, yaiku wong kang gething (ilmu), kamangka sliramu bakal rusak." (HR Al-Bazzar, At-Thabarani, lan Al-Baihaqi).
Jamaah shalat Jumat ingkang minulya. Menawi gadahi putra, kita tiyang sepah mesti pingin lare-lare kita dados lare kang soleh ingkang saget nerusaken amal perjuangan lan purun dungake marang tiyang sepahe. Dhawuhipun Kanjeng Nabi Muhammad saw ing hadits kang diriwayatake saking sahabat Abu Hurairah ra:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artosipun: Nalika wis mati menungsa, mangka bakal pedhot amale, kajaba 3 perkara: sedekah jariyah, ilmu kang manfaat, lan lare saleh kang dungake marang wong tuane. (HR Muslim).
Awit saking menika, mangga kita saget didik putra-putri kita supaya padha dadi lare kang saleh lan salehah. Mugi-mugi Gusti Allah ta'ala maringi kita keberkahan dhumateng keluarga kita sedaya. Amin ya Rabbal Alamin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا، أَمَّا بَعْدُ فَيآ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
(hil/irb)