Shalat Istisqa merupakan salah satu ibadah yang dilaksanakan oleh umat Islam ketika menghadapi kekeringan yang berkepanjangan akibat tidak turunnya hujan.
Ibadah ini dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar memberikan rahmat-Nya berupa hujan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dan alam.
Shalat ini biasanya dilaksanakan secara berjamaah di lapangan terbuka dengan penuh kerendahan hati dan kesungguhan doa. Dengan mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, umat Islam berharap agar doa-doa dalam Shalat Istisqa dikabulkan dan wilayah yang dilanda kekeringan dapat segera mendapatkan hujan.
Hukum Shalat Istisqa
Menurut buku Panduan Praktis dan Lengkap Menuju Kesempurnaan Salat karya Ustaz Abu Sakhi, salat sunnah Istisqa adalah salat yang dilakukan sebagai permohonan kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.
Hukum pelaksanaan salat ini adalah sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan. Tidak ada waktu tertentu untuk melaksanakan salat Istisqa, sehingga ibadah ini bisa dilakukan kapan saja saat terjadi kekeringan dan air dibutuhkan.
Niat Shalat Istisqa
Sama seperti ibadah lainnya, shalat istisqa harus dilaksanakan dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah SWT. Niat ini menjadi kunci dalam setiap ibadah, termasuk saat memohon hujan melalui shalat istisqa, agar doa dan permohonan yang kita panjatkan diterima.
Berdasarkan buku Shalat Sunnah Hikmah & Tuntunan Praktis yang ditulis oleh Nasrul Umam Syafi'i, berikut adalah niat yang dapat dibacakan ketika hendak melaksanakan shalat istisqa.
اُصَلِّى سُنَّةً الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ إمَامًا / مَأمُوماً لِلّٰهِ تَعَالَى.اَللّٰهُ اَكْبَرْ
Arab latin: Ushalli sunnatal istisqo'i rak'ataini immaman/makmuuman lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat salat istisqa dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Shalat Istisqa
Dijelaskan dalam buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i karya Syaikh DR Alauddin Za'tari, disebutkan bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat istisqa sebanyak dua rakaat, serupa dengan pelaksanaan shalat Id.
Setelah selesai shalat, imam memberikan dua khutbah, mirip dengan khutbah yang dilakukan dalam shalat Id. Khutbah tersebut berfokus pada permohonan ampun dan istighfar kepada Allah SWT.
Dari Thalah, ia berkata:
'Marwan menyuruhku menemui Ibnu Abbas untuk menanyakan kepadanya tentang salat istisqa. Ibnu Abbas menjawab:
"Salat istisqa sama seperti salat idul fitri dan salat idul adha. Hanya saja Rasulullah SAW memindahkan kain surbannya. Beliau memindahkan yang berada di sebelah kanan ke sebelah kiri, lalu dari sebelah kiri ke sebelah kanan. Beliau salat dua rakaat. Pada rakaat pertama beliau bertakbir tujuh kali, lalu membaca surat Al-A'la. Dan pada rakaat kedua beliau bertakbir lima kali, lalu membaca surat Al-Ghasyiyah. Setiap kali bertakbir beliau mengangkat kedua tangannya. Beliau membaca dengan suara keras. Sebaiknya yang dibaca dalam dua rakaat sama seperti yang dibaca dalam sholat id." (HR Ad-Daruquthni)
Sebelum melaksanakan shalat istisqa, imam disunnahkan mengajak umat Islam berpuasa selama tiga hari berturut-turut. Selain itu, mereka dianjurkan meninggalkan segala bentuk kezaliman, bertobat, dan menjauhi perbuatan maksiat.
Setelah puasa selesai, pada hari keempat, kaum muslimin berkumpul di lapangan terbuka dengan membawa ternak mereka. Mereka juga dianjurkan mengenakan pakaian sederhana tanpa menggunakan wewangian, kemudian melaksanakan shalat istisqa secara berjamaah.
Berikut adalah tata cara pelaksanaan shalat istisqa:
1. Membaca niat shalat istisqa.
2. Pada rakaat pertama, melakukan takbir sebanyak tujuh kali, kemudian membaca doa iftitah, Surah Al-Fatihah, dan Surah Al-A'la.
3. Pada rakaat kedua, dilakukan takbir sebanyak lima kali, diikuti dengan membaca Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Gasyiyah.
4. Setelah selesai shalat, imam menyampaikan dua khutbah. Pada khutbah pertama, dimulai dengan membaca istighfar sebanyak sembilan kali. Berikut bacaannya:
"Astaghfirullah al-'azhim alladzi la ilaha illa huwa al-hayyu al-qayyum wa atubu ilaihi"
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tidak ada tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus makhluk Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya.
5. Selama khutbah, dianjurkan untuk beristighfar serta membaca Surah Nuh ayat 10-12. Imam hendaknya berdoa,
اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثًا مُغيثًا، هَنيئًا مَريئًا، غَدَقًا مُجَلِّلًا، عامًّا طَبَقًا، سَحًّا دائمًا، اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيثَ ولا تَجعَلْنا منَ القانِطينَ، اللَّهُمَّ إنَّ بالعبادِ والبلادِ والبهائمِ والخَلقِ منَ اللَّأْواءِ والجَهْدِ والضنْكِ ما لا نَشْكوه إلَّا إليكَ، اللَّهُمَّ أنْبِتْ لنا الزرْعَ، وأدِرَّ لنا الضَّرْعَ، واسْقِنا من بَرَكاتِ السماءِ، وأنْبِتْ لنا من بَرَكاتِ الأرضِ، اللَّهُمَّ ارفَعْ عنَّا الجَهدَ والجوعَ والعُريَ، واكشِفْ عنَّا منَ البَلاءِ ما لا يَكشِفُه غيرُكَ، اللَّهُمَّ إنَّا نَستَغفِرُكَ إنَّكَ كُنْتَ غفَّارًا، فأرسِلِ السماءَ علينا مِدْرارًا
Arab latin: Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan marii'an ghadaqan mujalla lan 'aaman thabaqan sahhan daa'iman. Allaahummasqinal ghaitsa wa laa taj'alnaa minal qaanithiina. Allaahumma bil 'ibaadi walbalaadi walbahaa'imi wal khalqi minal-la'awaa'i waljahdi wadh-dhanki maa laa nasykuhu illaa ilaika. Allahumma anbit lanaz-zar'a wa adirra lanadh-dhar'a, wasqinaa min barakaatis-samaa'i, wa anbit lanaa min barakaatil ardhi. Al laahummarfa' 'annal jahda, wal juu'a wal 'uraa, waksyif 'annaa minal balaa'i maalaa yaksyifuhu ghairuka. Allaahumma innaa nastaghfiruka innaka kunta ghaffaaran, fa arsilis-samaa'a 'alainaa midraaran.
Artinya: Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang deras, yang menyenangkan, yang berakibat baik, yang membawa kesuburan, yang melimpah, dan yang selalu membawa manfaat. Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang deras, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah, sesungguhnya pada hamba dan negeri ini ada kesusahan, penderitaan, dan kesempitan yang hanya kami adukan kepada Engkau. Ya Allah, tumbuhkanlah untuk kami tanaman, deraskan untuk kami puting susu ternak, dan turunkan kepada kami hujan dari berkah-berkah bumi.Ya Allah, hilangkan dari kami kesusahan, lapar, dan telanjang. Keluarkan kami dari bencana di mana selain Engkau tidak ada yang sanggup mengeluarkannya. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampunan kepada Engkau. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun, kirimkanlah dari langit hujan yang deras kepada kami.
6. Pada khutbah kedua, imam beristighfar tujuh kali sambil menghadap kiblat. Imam dianjurkan untuk membalikkan kain sorbannya dari kanan ke kiri dan dari kiri ke kanan, serta membalikkan sorban yang bawah ke atas.
7. Pada khutbah kedua, imam berdoa dengan suara pelan diikuti oleh jemaah. Berikut ini adalah bacaan doanya:
اَللّهُمَّ أَنْتَ أَمَرْتَنَا بِدُعَائِكَ، وَوَعَدْتَنَا إِجَابَتَكَ، وَقَدْ دَعَوْنَاكَ كَمَا أَمَرْتَنَا، فَأَجِبْنَا كَمَا وَعَدْتَنَا ، اَللّهُمَّ امْنُنْ عَلَيْنَا بِمَغْفِرَةِ مَا قَارَفْنَا، وَإِجَابَتِكَ فِيْ سُقْيَانَا، وَسَعَةِ رِزْقِنَا
Arab latin: Allahumma anta amratan bidu'aika wawa'adtana ijaabataka waqad da'awnaaka kamaa amartanaa fa ajabnaa kamaa wa'adtanaa, Allahumma amnun alaynaa bimaghfirati ma qaarafnaa wa ijaabatika fi suqyaana wasa'ati rizqina
Artinya: "Ya Allah, Engkau memerintahkan kami untuk Berdoa kepada-Mu, dan menjanjikan kepada kami kalau Engkau akan mengabulkannya. Sesungguhnya kami telah Berdoa kepada-Mu sebagaimana yang Engkau perintahkan. Kabulkanlah doa kami, sebagaimana yang Engkau janjikan. Ya Allah, karuniakan kepada kami ampunan atas apa yang telah kami langgar, perkenan-Mu menurunkan hujan kepada kami, dan kelapangan rezeki kami."
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana