Sholat dhuha adalah ibadah sunnah yang dikerjakan pagi hari menjelang waktu zuhur. Bagaimana hukumnya sholat dhuha yang dikerjakan di luar rumah? Dan bagaimana tips serta trik mengerjakan sholat dhuha bagi orang yang bekerja kantoran?
Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan setelah matahari terbit sampai menjelang waktu Zuhur, dengan jumlah rakaat paling sedikit 2 rakaat dan terbanyak 12 rakaat.
Di Indonesia, waktu untuk menunaikan sholat dhuha adalah sekitar pukul 08.00-11.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kumpulan Doa Pagi Hari Islam, Yuk Amalkan! |
Rasulullah SAW bersabda,
"Siapa pun yang melaksanakan sholat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (Shahih al-Jami:6346)
Hukum asal sholat sunnah adalah di rumah. Banyak dalil yang menjelaskan keutamaan sholat sunnah yang dikerjakan di rumah.
Mengutip buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari: Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki oleh Ustadz Arif Rahman menjelaskan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik sholat seseorang adalah di rumahnya kecuali sholat wajib." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, "Jadikanlah sholat-sholat kalian di rumah kalian dan janganlah jadikan rumah tersebut seperti kuburan." (HR Bukhari dan Muslim)
Lantas bagaimana jika seseorang yang bekerja telah ada di tempat kerjanya sebelum datang waktu dhuha?
Seorang pegawai sebaiknya tidak melalaikan pekerjaan yang hukumnya wajib sebagai bentuk tanggung jawab dan profesionalisme. Sementara sholat dhuha termasuk dalam amalan sunnah yang hukumnya tidak wajib dikerjakan.
Namun jika memungkinkan untuk mengerjakan sholat dhuha di kantor tanpa mengganggu aktivitas pekerjaan, maka hal ini akan lebih utama. Atau bisa mengerjakan sholat dhuha sebelum berangkat ke kantor, hal ini tentu harus menyesuaikan waktu sholat dan waktu masuk bekerja.
Trik Sholat Dhuha di Kantor
Masih mengutip dari sumber yang sama, ada beberapa trik yang dibagikan Ustaz Arif Rahman jika pegawai kantoran ingin mengerjakan sholat dhuha.
1. Usahakan berangkat ke kantor lebih pagi. Misalnya jam kerja dimulai pukul 8 pagi, maka datanglah pukul 7.45. Manfaatkan waktu 15 menit untuk menunaikan sholat dhuha.
2. Apabila jam kerja masuk lebih pagi, misalnya jam 7. Maka cobalah meminta izin kepada atasan untuk menunaikan sholat dhuha. Jika diizinkan, bisa menjadi amalan rutin setiap hari. Namun jika tidak diizinkan maka prioritaskan diri pada pekerjaan dan niatkan mencari nafkah karena Allah dan untuk keluarga.
Sholat Sunnah di Rumah atau di Masjid?
Banyak dalil yang menerangkan keutamaan dan anjuran sholat sunnah di rumah. Meskipun demikian, tidak semua sholat sunnah baiknya dikerjakan di rumah.
Melansir laman NU Online (24/7/2023) Rasulullah SAW beberapa kali mencontohkan serta menunjukkan sholat sunnah yang sebaiknya dikerjakan di rumah dan sholat sunnah yang bisa dikerjakan di luar rumah, misalnya di masjid.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi dijelaskan bahwa Rasul pernah meminta para sahabat untuk mengerjakan sholat sunnah setelah maghrib (ba'diyah maghrib) di rumah.
عن سعدِ بن إسحاقَ بن كَعْبِ بن عُجْرَةَ عن أبيهِ عن جَدّهِ قال: "صَلّى النبيّ صلى الله عليه وسلم في مَسْجِدِ بَني عبدِ الأشْهَلِ المغْرِبَ فَقَامَ نَاسٌ يَتَنَفّلُونَ، فقَال النبيّ صلى الله عليه وسلم: عَلَيكُمْ بهَذِهِ الصّلاة في البُيُوتِ".
Artinya, "Dari Said bin Ishaq bin Kaab bin 'Ujrah dari ayahnya dari kakeknya berkata bahwa ketika Rasulullah selesai melakukan shalat maghrib di masjid Bani Abdil Ashal, beberapa orang kemudian melakukan shalat sunah. Kemudian Rasul Saw bersabda, 'Lakukanlah shalat ini di rumah-rumah kalian,' (Lihat Abu Isa At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, [Beirut: Darul Gharb Al-Islami, 1998), juz I, halaman 742).
Rasulullah secara khusus melakukan sholat sunnah malam hari di rumah, berbeda halnya dengan sunnah rawatib di siang hari.
واستدل به على أن فعل النوافل الليلية في البيوت أفضل من المسجد بخلاف رواتب النهار
Artinya, "Ibnu Umar berpendapat dengan hadits tersebut bahwa sesungguhnya lebih utama mengerjakan shalat sunah malam hari di rumah daripada di masjid, berbeda halnya dengan shalat sunah rawatib di siang hari," (Lihat Abul Ala' Al-Mubarakfuri, Tuhfatul Ahwadzi fi Syarhi Sunan At-Tirmidzi, [Madinah: Maktabah Salafiyah, 1963], juz III, halaman 222).
Terkait keutamaan sholat sunah di rumah, Al-Azhim Abadi menjelaskan dalam Aunul Ma'bud-nya bahwa sholat sunnah di rumah menjaga diri dari sikap riya'.
أي الأفضل كونها فيها لأنها أبعد من الرياء وأقرب إلى الإخلاص لله تعالى ، ولأنه فيه حظ للبيوت من البركة في القوت،
Artinya, "Yakni lebih utama shalat sunah di rumah karena menjauhkan dari sifat riya dan mendekatan pada keikhlasan kepada Allah SWT. Selain itu, shalat sunah di rumah juga dapat memberikan kemakmuran dari berkahnya makanan sehari-hari," (Lihat Abu Thib Muhammad Syamsul Haq Al-Azhim Abadi, Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud, [Madinah: Al-Maktabatus Salafiyah, 1968], juz IV, halaman 184).
Namun, tidak semua sholat sunnah dianjurkan untuk dilakukan di rumah. Untuk syiar Islam, beberapa sholat sunnah dianjurkan dilakukan di masjid, yaitu sholat idul fitri, idul adha, sholat gerhana, dan sholat istisqa.
(dvs/nwk)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal