Kisah Sa'ad bin Ubadah, Pemimpin Dermawan Kaum Anshar

Kisah Sa'ad bin Ubadah, Pemimpin Dermawan Kaum Anshar

Hanif Hawari - detikHikmah
Sabtu, 01 Nov 2025 05:00 WIB
Biblical vector illustration series, young Jesus teaches at the temple
Ilustrasi Sa'ad bin Ubadah (Foto: Getty Images/rudall30)
Jakarta -

Sa'ad bin 'Ubadah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai pemimpin terhormat dari bani Khazraj di Madinah. Kisah kehidupannya sarat dengan keteladanan, keberanian, dan loyalitas terhadap perjuangan Islam sejak masa awal dakwah Nabi SAW.

Sebagai salah satu tokoh penting dari kaum Anshar, Sa'ad bin 'Ubadah memainkan peran besar dalam pembentukan masyarakat muslim di Madinah. Melalui kisah perjuangan dan kepemimpinannya, kita dapat melihat bagaimana semangat pengorbanan dan persaudaraan sejati menjadi fondasi kuat dalam sejarah Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Sa'ad bin 'Ubadah

Dijelaskan dalam buku Yang Merangkak Ke Surga, Sirah 60 Sahabat Rasulullah oleh Khalid Muhammad, Sa'ad bin 'Ubadah bin Dulaim adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal karena kepemimpinan dan kedermawanannya. Ia merupakan tokoh besar dari bani Khazraj, salah satu suku utama penduduk Madinah pada masa awal Islam.

Sebagai pemimpin bani Sa'idah, Sa'ad memiliki pengaruh besar di kalangan kaumnya dan dihormati karena kebijaksanaan serta keberaniannya. Dalam sejarah Islam, namanya sering disebut bersama para tokoh penting kaum Anshar yang turut menegakkan Islam di Madinah.

ADVERTISEMENT

Sebelum masuk Islam, Sa'ad dikenal sebagai sosok yang kaya dan dermawan, serta memiliki hubungan dagang dengan para pembesar Quraisy di Makkah. Hubungan baik ini kelak membantunya ketika ia ditawan oleh kaum Quraisy setelah Baiat Aqabah II.

Sa'ad termasuk di antara 75 orang Yastrib yang berbaiat kepada Nabi Muhammad SAW di Bukit Aqabah. Ia menunjukkan kesetiaan luar biasa dengan siap melindungi Nabi SAW dan kaum Muslim meski harus menghadapi bahaya besar dari musuh-musuh Islam.

Setelah hijrahnya Nabi SAW ke Madinah, Sa'ad bin 'Ubadah menjadi salah satu pendukung utama dalam membangun masyarakat Islam. Ia sering dipercaya oleh Rasulullah SAW untuk memimpin kaum Muslim ketika Nabi SAW meninggalkan Madinah untuk berperang.

Selain dikenal sebagai pemimpin, Sa'ad juga dikenal karena kedermawanannya yang luar biasa seperti ayah dan kakeknya. Sifat mulia inilah yang membuatnya dicintai banyak orang dan dikenang sebagai salah satu sahabat Nabi SAW yang berperan besar dalam sejarah Islam.

Kisah Sa'ad bin 'Ubadah Pembawa Bendera Anshar

Dikisahkan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X oleh Abu Achmadi dan Sungarso, Sa'ad bin 'Ubadah dikenal sebagai sosok dermawan yang luar biasa di kalangan kaum Anshar. Sejak awal kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah, ia telah membaktikan harta dan tenaganya untuk membantu kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah.

Kedermawanan Sa'ad bukan hanya muncul karena dorongan iman, tetapi juga merupakan sifat turun-temurun dari keluarganya. Ayah dan kakeknya sudah dikenal luas di masa jahiliah sebagai orang-orang yang dermawan dan disegani.

Sa'ad menyediakan perbekalan tidak hanya bagi Rasulullah SAW, tetapi juga bagi banyak sahabat yang datang dari Makkah. Sementara sahabat Ansar lainnya membawa satu atau dua orang Muhajirin ke rumah mereka, Sa'ad menampung hingga delapan puluh orang sekaligus.

Karena pengorbanan dan keikhlasannya, Rasulullah SAW mendoakan Sa'ad agar keluarganya senantiasa diberkahi dengan rezeki dan rahmat dari Allah SWT. Doa Nabi ini menjadi bukti bahwa ketulusan Sa'ad benar-benar diakui dan dicintai oleh Rasulullah SAW.

Selain dermawan, Sa'ad juga dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan ahli dalam memanah. Dalam setiap peperangan, Rasulullah SAW mempercayakan kepadanya bendera kaum Anshar, sementara bendera kaum Muhajirin dipegang oleh Ali bin Abi Thalib.

Menjelang akhir hayatnya, Sa'ad memilih meninggalkan Madinah untuk menghindari potensi perselisihan dengan Khalifah Umar bin Khathab. Namun, sebelum mencapai Suriah, ia wafat di daerah Hauran dan meninggalkan kisah keteladanan yang abadi bagi umat Islam.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads