Umumnya, kebanyakan salat sunnah dilakukan sendiri atau munfarid. Namun, ada beberapa salat sunnah yang dikerjakan secara berjamaah.
Diterangkan dalam buku Ringkasan Khusus Pendidikan Agama Islam susunan A Miftahul Basar, salat sunnah secara berjamaah adalah salat yang dikerjakan dua orang atau lebih secara bersama-sama. Salah satu menjadi imam, sementara lainnya menjadi makmum dengan syarat yang telah ditentukan.
Lantas, salat sunnah apa saja yang bisa dikerjakan secara berjamaah?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4 Salat Sunnah yang Bisa Dikerjakan secara Berjamaah
Mengutip buku 33 Macam Jenis Shalat Sunah susunan Muhammad Ajib Lc MA, berikut sejumlah salat sunnah yang bisa dikerjakan secara berjamaah.
1. Salat Khusuf
Salat khusuf biasa disebut sebagai salat gerhana bulan. Para ulama berpendapat, salat ini disyariatkan pada Jumadil Akhir tahun kelima hijriah.
Tata cara pengerjaannya dianjurkan dua rakaat di dalam masjid dengan dua kali rukuk. Pada rukuk pertama, disunnahkan untuk rukuk lebih lama ketimbang pada rakaat kedua.
Kemudian setelah i'tidal, muslim tidak langsung sujud melainkan dilanjut membaca surah Al Fatihah dan surah lainnya. Sementara pada rakaat kedua dianjurkan membaca surah An Nisa dan surah Al Maidah.
Terkait salat khusuf diterangkan dalam hadits Nabi SAW,
"Sesungguhnya, gerhana matahari dan gerhana bulan tidak berkaitan dengan kehidupan atau kematian seseorang, melainkan manifestasi kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu, jika kalian menyaksikan gerhana matahari atau gerhana bulan, hendaklah kalian bangkit dan melaksanakan sholat." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Salat Id
Salat Id dilakukan saat Idul Fitri maupun Idul Adha. Mazhab Hanafi dan Hanabilah mengatakan bahwa syarat sah keduanya harus dilakukan secara berjamaah.
Pada salat Id rakaat pertama, takbirnya dibaca tujuh kali. Bacaannya persis seperti takbir pada takbiratul ihram, sedangkan pada rakaat kedua takbir dibaca sebanyak lima kali.
Dalil salat Id tercantum dalam hadits shahih dari Abu Bakar As-Shiddiq,
"Abu Bakar As-Shiddiq berkata: 'Kewajiban bagi setiap yang punya nithaq untuk keluar sholat dua hari raya." (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 2/184 dengan derajat shahih)
3. Salat Istisqa
Salat istisqa adalah salat yang dikerjakan ketika muslim memohon turunnya hujan. Umumnya, amalan ini dilakukan saat kemarau panjang.
Dalil pelaksanaan salat istisqa tercantum dalam hadits dari Abbad bin Tamim dari pamannya,
"Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah keluar bersama orang-orang untuk minta hujan. Lalu beliau shalat istisqa 2 rakaat dengan mengeraskan bacaan. Beliau merubah posisi selendangnya, dan mengangkat kedua tagannya untuk berdoa dengan menghadap kiblat." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud & Tirmidzi)
Hukum salat sunnah istisqa adalah sunnah muakkad yang artinya dianjurkan. Salat tersebut boleh diulang lebih dari satu kali sampai Allah SWT menurunkan hujan.
4. Salat Tarawih
Salat sunnah lainnya yang bisa dikerjakan secara berjamaah adalah salat tarawih. Muhammad Bagir dalam buku Fiqih Praktis-nya mengartikan tarawih sebagai istirahat. Secara istilah, tarawih baru dipakai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Dahulu, salat tarawih dikenal dengan sebutan qiyam Ramadan.
Dari Abu Hurairah, ia berkata:
"Barangsiapa mengadakan qiyam Ramadan karena keimanan dan pengharapan pahala, makka akan ia diampun dosa-dosanya yang telah lampau," (HR Bukhari, Muslim & Tirmidzi)
Salat tarawih dikerjakan sepanjang bulan Ramadan. Biasanya, ibadah ini berjumlah delapan sampai dua puluh rakaat ditambah dengan tiga rakaat witir.
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan