Surah Al-Baqarah memiliki arti Sapi Betina. Dinamakan demikian sebab di dalam surah ini terdapat kisah penyembelihan sapi betina. Al-Baqarah terdiri dari 286 ayat dan menjadikannya surah terpanjang dalam Al- Qur'an. Di dalamnya, terdapat banyak pelajaran penting bagi umat Islam.
Salah satunya Al-Baqarah ayat 11 yang menerangkan larangan Allah SWT untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Qur'an, Al-Baqarah merupakan surah ke-2 dan tergolong surah Madaniyyah sebab diturunkan di kota Madinah.
Surah Al-Baqarah Ayat 11: Arab, Latin dan Arti
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wa iżā qīla lahum lā tufsidū fil-arḍ(i), qālū innamā naḥnu muṣliḥūn(a).
Artinya: Apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi, mereka menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan."
Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 11
Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surah Al-Baqarah ayat 11 menerangkan perbuatan orang-orang munafik yang senang melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak bumi.
Apabila diberi nasihat kepada mereka (golongan orang munafik), "Janganlah berbuat kerusakan di bumi," perbuatan yang dapat merusak bumi yang dimaksud di antaranya ialah melanggar nilai-nilai yang ditetapkan agama, menghalangi orang dari jalan Allah, menyebar fitnah, dan memicu konflik, mereka justru mengklaim bahwa diri mereka tak bersalah dan berdalih mereka tidak berniat melakukan perbuatan tersebut.
Dikutip dalam Tafsir Ibnu Kasir Jilid 1 yang disusun oleh Abdullah disebutkan bahwa dalam tafsirnya as-Suddi menceritakan dari Abu Malik dan dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas, dari Murrah ath-Thabib al-Hamdani, dari Ibnu Mas'ud, dari beberapa sahabat Nabi mengenai surah Al-Baqarah ayat 11 disebutkan bahwa "Mereka itu adalah orang-orang munafik. Sedangkan kerusakan yang dimaksud adalah kekufuran dan kemaksiatan."
Pada zaman Rasulullah SAW, orang-orang munafik juga membocorkan rahasia orang beriman Madinah kepada orang kafir Makkah, membuat tipu daya kepada orang kafir Makkah untuk menyerang orang mukmin Madinah. Serta, tindakan menghalangi orang lain untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW, dan tindakan kufur serta upaya menghalangi orang lain dari jalan Allah.
Al-Hasan al-Bashri juga mengatakan, "Di antara bentuk kerusakan yang dilakukan di muka bumi ini adalah mengangkat orang kafir sebagai wali-wali (pemimpin atau pelindung)".
Setelah dijelaskan larangan tersebut, golongan orang munafik pun menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." Mereka juga tidak menyadari dan menyesali perbuatan tersebut. Hal tersebut disebabkan keangkuhan, kebodohan dan kesombongan mereka. Maka, itulah sifat dari orang munafik.
Ibnu Jarir mengatakan, orang-orang munafik itu sebenarnya meragukan agama Allah SWT. Mereka juga berbohong kepada orang-orang mukmin melalui pengakuan palsu mereka, padahal keyakinan mereka dipenuhi oleh kebimbangan dan keraguan.
Di dalam buku Mutiara Di Samudra Al-Fatihah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah, juga diterangkan bagi siapa yang keimanannya disusupi oleh keragu-raguan maka imannya akan tercabik-cabik. Barangsiapa yang pendengaran-nya dipengaruhi syubhat kesamar-samaran mereka, maka keyakinan di dalam hatinya akan lenyap.
Orang-orang munafik mengatakan bahwa tindakan-tindakan mereka yang merusak itu sebagai suatu usaha perbaikan untuk menipu kaum Muslimin.
Dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 karya Abdullah, dijelaskan orang-orang munafik memang tampak dan bersikap seolah-olah beriman, hal ini sangat membingungkan orang-orang muslim.
Orang munafik menipu orang-orang muslim dan mukminin melalui ucapannya yang sama sekali tidak benar serta menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin bagi orang-orang mukmin. Diterangkan pula jika orang munafik lebih buruk tindakannya dari orang kafir.
Kalau saja perbuatan mereka hanya sebatas yang pertama (yaitu sebagai orang kafir) masih lebih ringan kejahatannya. Dan andai saja orang munafik itu ikhlas dalam beramal dan ibadah semata-mata karena Allah SWT serta menyesuaikan ucapannya dengan perbuatannya, niscaya orang itu termasuk orang-orang yang beruntung.
Wallahu 'alam.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Iran-Israel Memanas, PBNU Minta Kekuatan Besar Dunia Tak Ikut Campur