Nisfu Syaban 2024 Jatuh pada 25 Februari, Ini Amalan Sunnahnya

Nisfu Syaban 2024 Jatuh pada 25 Februari, Ini Amalan Sunnahnya

Kristina - detikHikmah
Senin, 12 Feb 2024 10:15 WIB
Ilustrasi malam lailatul qadar yang terletak pada akhir Ramadan.
Ilustrasi Nisfu Syaban yang jatuh pada 25 Februari 2024. Foto: Getty Images/iStockphoto/pinnacleanimates
Jakarta - Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan awal Syaban 1445 H/2024 M jatuh pada Minggu, 11 Januari 2024. Ini berarti Nisfu Syaban 2024 jatuh pada 25 Februari 2024.

Ikhbar awal Syaban dan Nisfu Syaban tersebut tertuang dalam Pengumuman Nomor : 015/LF-PBNU/II/2024 tentang Awal Bulan Sya'ban 1445 H. LF PBNU berpatokan pada hasil rukyah dalam menentukan permulaan bulan.

"Awal bulan Syaban 1445 H bertepatan dengan Ahad Pon 11 Februari 2024 M (mulai malam Ahad) atas dasar rukyah," bunyi pengumuman yang dikeluarkan pada Sabtu (10/2/2024).

Data Falakiyah pada 29 Rajab 1445 H yang bertepatan dengan Sabtu, 10 Februari 2024 menunjukkan hilal sudah berada di atas ufuk pada saat matahari terbenam. Tinggi hilal sudah lebih dari 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat. Angka ini merupakan standar minimal menurut kriteria MABIMS.

Ikhbar LF PBNU tentang awal Syaban 1445 H/2024 M ini senada dengan kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Bimas Islam Kementerian Agama RI. Disebutkan, awal Syaban 1445 H jatuh pada Minggu, 11 Februari 2024 dan bulan ini akan berakhir pada 11 Maret 2024 (30 hari).

Salah satu waktu istimewa pada bulan Syaban adalah malam pertengahan Syaban yang kemudian dikenal dengan malam Nisfu Syaban. Nisfu Syaban sendiri jatuh pada 25 Februari 2024 sehingga malam Nisfu Syaban dimulai sejak 24 Februari 2024 malam hingga 25 Februari 2024 dini hari.

Amalan Nisfu Syaban

Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto menyebut kaum Muslim dianjurkan salat sunnah 100 rakaat pada malam Nisfu Syaban, dengan membaca Al Fatihah dan 10 kali Al Ikhlas pada setiap rakaatnya.

Rasulullah SAW dalam salah satu hadits menyebut Syaban adalah bulan dihadapkannya amal manusia kepada Allah SWT. Disebutkan dalam kitab Sunan an-Nasa'i, Rasulullah SAW senang berpuasa pada bulan Syaban karena keutamaan waktu tersebut.

Rasulullah SAW bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: "Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR Dawud dan an-Nasa'i. Ibnu Khuzaimah men-shahihkan hadits ini)

Dalam hadits lain dikatakan, Rasulullah SAW paling banyak berpuasa sunnah pada bulan Syaban. Aisyah RA berkata,

وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان

Artinya: "Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Syaban." (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Dawud dan An-Nasa'i turut meriwayatkan hadits serupa dan Al-Albani menyatakan hadits ini shahih. Berikut bunyi haditsnya,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ.

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syaban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadan."


(kri/lus)
Amalan Nisfu Syaban

Amalan Nisfu Syaban

80 konten
Nisfu Syaban adalah waktu pertengahan bulan Syaban yang jatuh pada 15 Syaban dalam kalender Hijriah. Rasulullah SAW dalam haditsnya menganjurkan muslim untuk memperbanyak ibadah pada momen tersebut.

Hide Ads