Tata Cara Bertamu Menurut Islam, Ikuti Sesuai Sunnah

Tata Cara Bertamu Menurut Islam, Ikuti Sesuai Sunnah

Devi Setya - detikHikmah
Senin, 13 Nov 2023 17:45 WIB
Adab menyuguhkan makanan dan bertamu dalam Islam
Ilustrasi menjamu tamu Foto: iStock
Jakarta -

Berkunjung dan bertamu ke rumah kerabat atau keluarga merupakan bagian dari silaturahmi. Ketika hendak bertamu, ada tata cara yang harus diperhatikan.

Setiap muslim dianjurkan untuk berbuat baik terhadap sesama. Anjuran berbuat baik ini juga berlaku dan harus diterapkan ketika bertamu. Hal ini sebagaimana dijelaskan melalui hadits Rasulullah SAW.

Dari Abu Syuraikh al-Khuzai, bahwasanya Nabi SAW bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berbuat baik dengan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam." (HR. Muslim)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Akhlak Keagamaan Kelas XII oleh Rofa'ah dijelaskan bahwa memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan wajah manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilakan tamu untuk duduk di tempat yang baik. Kalau perlu disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selalu dijaga kerapian dan keasriannya.

Pemilik rumah juga dianjurkan untuk menjamu tamu dengan suguhan yang baik. Meskipun sederhana, namun niatkan untuk menghadirkan makanan dan minuman yang baik untuk tamu yang berkunjung.

ADVERTISEMENT

Ketika tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, pemilik rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunya atau tidak.

Menurut Rasulullah SAW, menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi kewajiban.

Sebagaimana Abu Syuraikh al-aduwi, bersabda Rasulullah SAW, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia menghormati tamunya. Bolehnya menjamu tamu itu hanya tiga hari. Apa yang dibelanjakan untuk tamu di atas tiga hari adalah sedekah." (HR. at-Tirmidzi)

Tata Cara Bertamu dalam Islam

Silaturahmi dengan cara bertamu merupakan amalan yang dianjurkan, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang akan berkunjung. Mengutip buku Adab Bertamu oleh Alik al Adhim, berikut beberapa tata cara bertamu sesuai hadits Rasulullah SAW.

1. Minta izin sebelum berkunjung

Sebelum berkunjung ke rumah kerabat, ada baiknya untuk meminta izin terlebih dahulu. Hal ini juga bertujuan agar kehadiran tamu tidak mengganggu aktivitas pemilik rumah.

Rasulullah SAW mengajarkan umat Islam untuk meminta izin maksimal sebanyak tiga kali. Jika pemilik rumah tidak mengizinkan, maka jangan memaksa.

Dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiallahu'anhu, dia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!'" (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mengucap salam sebelum masuk rumah

Saat tiba di rumah kerabat, maka usahakanlah untuk mengucapkan salam. Jangan langsung masuk ke rumah sebelum pemilik rumah mengizinkan masuk.

Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an surat An-Nur Ayat 27

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

Dalam hadits juga dijelaskan dari Kildah ibn al-Hambal radhiallahu'anhu, ia berkata,

"Aku mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan 'assalamu'alaikum', boleh aku masuk?'" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan)

3. Mengucap permisi

Adab berikutnya adalah mengetuk pintu dengan sopan dan mengucapkan permisi. Mengetuk pintu menjadi tanda bahwa seseorang datang untuk berkunjung. Jangan langsung masuk tanpa dipersilahkan dan usahakan mengucapkan permisi.

Diceritakan oleh Anas bin Malik radhiallahu'anhu,

"Kami di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu)

4. Jangan mengintip dan melihat isi rumah secara penasaran

Beberapa orang secara tidak sadar akan mengintip ke dalam rumah atau memandang isi rumah secara penasaran.

Rasulullah SAW sangat mencela perbuatan ini dan memberi ancaman kepada orang-orang yang penasaran dengan hal-hal yang tidak seharusnya diketahui.

"Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu." (HR. Bukhari Kitabul Isti'dzan)

"Dari Anas bin Malik radhiallahu'anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu." (HR. Bukhari Kitabul Isti'dzan)

5. Dianjurkan membawa hadiah

Saat bertamu, sebaiknya membawa hadiah untuk tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda:

"Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari)

Seorang muslim tidak dibenarkan menolak kedatangan sesama muslim untuk bertamu. Seorang muslim harus menerima kedatangan saudaranya dengan penyambutan yang penuh suka cita.

Merujuk Kitab Ihya Ulumuddin, keutamaan memuliakan tamu tercantum dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang berbunyi,

"Sesungguhnya orang yang berakhlak baik dalam memuliakan tamu, akan mendapat derajat kemuliaan orang yang banyak berpuasa dan mendirikan salat sunnah." (Hadits Shahih)




(dvs/lus)

Hide Ads