Doa untuk Kelancaran Berbicara dan Adabnya dalam Islam

Doa untuk Kelancaran Berbicara dan Adabnya dalam Islam

Indah Fitrah - detikHikmah
Jumat, 25 Jul 2025 17:51 WIB
A female adult is putting both hands together for doa (Muslim way of praying) during partial lockdown in Malaysia.
Ilustrasi berdoa. Foto: Getty Images/Alex Liew
Jakarta -

Kemampuan berbicara dengan tenang dan jelas sangat berguna dalam berbagai situasi. Ketika seseorang harus menyampaikan pendapat, memberikan penjelasan, atau berbicara di depan orang banyak, kadang muncul rasa gugup atau bingung merangkai kata.

Dalam Islam, berbicara dengan baik adalah bagian dari akhlak mulia. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 83:

وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا...

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artina: "...Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia..."

Melalui ayat ini, kita diajarkan untuk berbicara dengan cara yang santun, bukan hanya isi perkataan, tetapi juga cara menyampaikannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Kemenag, umat Islam diminta untuk bertutur kata yang baik kepada manusia seluruhnya tanpa kecuali.

ADVERTISEMENT

Doa untuk Kelancaran Berbicara

Berdasarkan buku Work Pray Balance: Meraih Keseimbangan Karier Dunia Akhirat 2024 yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo, Nabi Musa AS pernah merasa kurang percaya diri ketika diperintahkan Allah untuk berdakwah kepada Fir'aun. Beliau merasa tidak fasih berbicara dan takut tidak mampu menyampaikan pesan dengan baik.

Maka beliau memohon pertolongan Allah dengan doa yang tercantum dalam Surah Thaha ayat 25 sampai 28:

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Arab-latin: rabbisyraḥ lī ṣadrī wa yassir lī amrī waḥlul 'uqdatam mil lisānī yafqahụ qaulī

Artinya: "Ya Rabb-ku, lapangkanlah dadaku, dan ringankanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."

Selain doa tersebut, ada juga doa kelancaran berbicara lainnya yang terdapat dalam Al-Qur'an surah Asy-Syu'ara ayat 12 dan 13.

قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّكَذِّبُوْنِ ۗ ١٢ وَيَضِيْقُ صَدْرِيْ وَلَا يَنْطَلِقُ لِسَانِيْ فَاَرْسِلْ اِلٰى هٰرُوْنَ ١٣

Arab-latin: Qāla rabbi innī akhāfu ay yukażżibụn, Wa yaḍīqu ṣadrī wa lā yanṭaliqu lisānī fa arsil ilā hārụn.

Artinya: "Dia (Musa) berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku. Dadaku terasa sempit dan lidahku kelu. Maka, utuslah Harun (bersamaku)."

Ayat ini menunjukkan bahwa merasa ragu atau gugup saat berbicara adalah hal yang manusiawi. Namun, Allah mengajarkan untuk menghadapinya dengan doa dan ketergantungan kepada-Nya.

Adab saat Berbicara

Selain memohon kelancaran melalui doa, Islam juga mengajarkan beberapa adab dalam berbicara. Dalam buku Penuntun Doa, Yuk!: Beserta Tata Caranya karya Abu Ihsan, disebutkan beberapa sikap yang perlu diperhatikan agar lisan tetap terjaga dengan baik.

  1. Merendahkan suara saat berbicara dengan orang tua atau guru sebagai bentuk penghormatan.
  2. Mengucapkan kata-kata dengan jelas agar mudah dipahami.
  3. Tidak menyela atau memotong ucapan orang lain.
  4. Bersikap jujur dan tidak berkata bohong.
  5. Berbicara dengan tenang dan sopan, tidak menggunakan nada tinggi.
  6. Menunjukkan sikap rendah hati saat berbicara.
  7. Tidak membicarakan hal-hal yang tidak diketahui kebenarannya.

Dengan menjaga doa dan adab ini, seseorang akan lebih mudah menyampaikan maksudnya tanpa membuat orang lain tersinggung. Ucapan yang baik dan jelas mencerminkan kepribadian yang matang dan hati yang bersih. Islam mengajarkan agar setiap kata yang diucapkan membawa manfaat, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.




(inf/kri)

Hide Ads