Bolehkah Puasa Asyura Hanya 1 Hari? Begini Penjelasan Jumhur

Bolehkah Puasa Asyura Hanya 1 Hari? Begini Penjelasan Jumhur

Kristina - detikHikmah
Kamis, 27 Jul 2023 14:01 WIB
Fresh date fruits with almonds on a table
Ilustrasi puasa Asyura hanya 1 hari. Foto: iStock
Jakarta -

Puasa Asyura dianjurkan dikerjakan dalam 2 hari bahkan mazhab Syafi'i menganjurkannya 3 hari. Lantas, bolehkah puasa Asyura hanya 1 hari?

Puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada 10 Muharram. Para ulama menganjurkan untuk mendahului puasa Asyura dengan puasa Tasua pada 9 Muharram.

Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin menjelaskan, anjuran berpuasa pada 9 Muharram ini untuk membedakan dengan puasanya orang Yahudi. Menurut sebuah riwayat, orang Yahudi mengkhususkan tanggal 10 Muharram untuk berpuasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalil Puasa Asyura

Dalil puasa Asyura bersandar pada sejumlah hadits, salah satunya seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA.

ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω ابْنِ ΨΉΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΨ§Ψ³Ω رَآِيَ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡ΩΩ…ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩŽ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„ΩŽ اللهِ ο·Ί Ψ΅ΩŽΨ§Ω…ΩŽ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ عَاشُورَاَؑ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ…ΩŽΨ±ΩŽ Ψ¨ΩΨ΅ΩΩŠΩŽΨ§Ω…ΩΩ‡Ω

ADVERTISEMENT

Artinya: "Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh untuk berpuasa pada hari itu." (Muttafaq 'alaih)

Selain itu, dalam hadits Hafshah binti Umar bin Khattab RA, ia berkata,

"Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW, yaitu puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh." (HR Ahmad dan An Nasa'i)

Dalil puasa Asyura juga termuat dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi, disebutkan,

Ψ­ΩŽΨ―Ω‘ΩŽΨ«ΩŽΩ†ΩŽΨ§ Ω‡ΩŽΨ§Ψ±ΩΩˆΩ†Ω بْنُ Ψ₯ΩΨ³Ω’Ψ­ΩŽΨ§Ω‚ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ω‡ΩŽΩ…Ω’Ψ―ΩŽΨ§Ω†ΩΩŠΨŒ Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ: Ψ­ΩŽΨ―Ω‘ΩŽΨ«ΩŽΩ†ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΨ¨Ω’Ψ―ΩŽΨ©Ω بْنُ Ψ³ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω…ΩŽΨ§Ω†ΩŽΨŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ω‡ΩΨ΄ΩŽΨ§Ω…Ω بْنِ ΨΉΩΨ±Ω’ΩˆΩŽΨ©ΩŽΨŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ Ψ£ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‡ΩΨŒ ΨΉΩŽΩ†Ω’ عَائِشَةَ، Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽΨͺΩ’: ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ عَاشُورَاُؑ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω‹Ψ§ ΨͺΩŽΨ΅ΩΩˆΩ’Ω…ΩΩ‡Ω ΩΩŽΨ±ΩŽΩŠΩ’Ψ³ΩŒ فِي Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΨ§Ω‡ΩΩ„ΩΩŠΩ‘ΩŽΨ©Ω ΩˆΩŽΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„Ω Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ο·Ί ΩŠΩŽΨ΅ΩΩˆΩ’Ω…ΩΩ‡Ω ΩΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§ Ω‚ΩŽΨ―ΩΩ…ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩŽΨ―ΩΩŠΩ†ΩŽΨ©ΩŽ Ψ΅ΩŽΨ§Ω…ΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ…ΩŽΨ±ΩŽ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ§Ψ³ΩŽ Ψ¨ΩΨ΅ΩΩŠΩŽΨ§Ω…ΩΩ‡ΩΨŒ ΩΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§ Ψ§ΩΩ’Ψ±ΩΨΆΩŽ Ψ±ΩŽΩ…ΩŽΨΆΩŽΨ§Ω†Ω ΩƒΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ±ΩŽΩ…ΩŽΨΆΩŽΨ§Ω†Ω Ω‡ΩΩˆΩŽ Ψ§Ω„Ω’ΩΩŽΨ±ΩΩŠΨΆΩŽΨ©ΩΨŒ وΨͺΩŽΨ±ΩŽΩƒΩŽ عَاشُورَاَؑ، ΩΩŽΩ…ΩŽΩ†Ω’ شَاَؑ Ψ΅ΩŽΨ§Ω…ΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΩ…ΩŽΩ†Ω’ شَاَؑ ΨͺΩŽΨ±ΩŽΩƒΩŽΩ‡Ω. وَفِي Ψ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΨ§Ψ¨Ω ΨΉΩŽΩ†Ω ابْنِ Ω…ΩŽΨ³Ω’ΨΉΩΩˆΩ’Ψ―ΩΨŒ ΩˆΩŽΩ‚ΩŽΩŠΩ’Ψ³Ω بْنِ Ψ³ΩŽΨΉΩ’Ψ―ΩΨŒ وَجَابِرِ بْنِ Ψ³Ω…ΩΨ±ΩŽΨ©ΩŽΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ψ¨Ω’Ω†Ω ΨΉΩΩ…ΩŽΨ±ΩŽΨŒ ΩˆΩŽΩ…ΩΨΉΩŽΨ§ΩˆΩΩŠΩŽΨ©ΩŽ. ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΩ…ΩŽΩ„Ω ΨΉΩΩ†Ω’Ψ―ΩŽ Ψ£ΩŽΩ‡Ω’Ω„Ω الْعِلْمِ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ψ­ΩŽΨ―ΩΩŠΩ’Ψ«Ω عَائِشَةَ، ΩˆΩŽΩ‡ΩΩˆΩŽ حَدِيثُ Ψ΅ΩŽΨ­ΩΩŠΨ­ΩŒΨ› Ω„ΩŽΨ§ ΩŠΩŽΨ±ΩŽΩˆΩ’Ω†ΩŽ Ψ΅ΩΩŠΩŽΨ§Ω…ΩŽ ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…Ω عَاشُورَاَؑ ΩˆΩŽΨ§Ψ¬ΩΨ¨Ω‹Ψ§ΨŒ Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ Ω…ΩŽΩ†Ω’ رَغِبَ فِي Ψ΅ΩΩŠΩŽΨ§Ω…ΩΩ‡Ω Ω„ΩΩ…ΩŽΨ§ Ψ°ΩΩƒΩΨ±ΩŽ ΩΩΩŠΩ‡Ω Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„Ω’ΩΩŽΨΆΩ’Ω„Ω.

Artinya: "Dari Harun bin Ishaq al-Hamdani, dari Abdah bin Sulaiman, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata, 'Pada awalnya, Asyura adalah hari yang di dalamnya orang-orang Quraisy berpuasa pada masa jahiliyah. Ketika itu, Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari Asyura. Kemudian beliau datang ke Madinah, beliau juga berpuasa pada hari Asyura tersebut dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa di dalamnya. Lalu ketika puasa Ramadan diwajibkan, maka puasa Ramadanlah yang menjadi fardhu, dan beliau meninggalkan kewajiban puasa Asyura. Maka barang siapa mau berpuasa pada hari itu, ia boleh berpuasa. Dan barang siapa tidak ingin melakukannya, maka ia boleh untuk tidak berpuasa." (Shahih Abu Dawud, No 2110: Muttafaq 'alaih)

Keutamaan Puasa Asyura

Keutamaan puasa Asyura adalah dapat menghapus dosa setahun yang telah lalu, menurut hadits yang termuat dalam Shahih Muslim. Diriwayatkan,

ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω’ أَبِي ΩΩŽΩ†ΩŽΨ§Ψ―ΩŽΨ©ΩŽ رَآِيَ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡Ω Ψ£ΩŽΩ†Ω‘ΩŽ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„ΩŽ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω سُئل ΨΉΩ† Ψ΅ΩŠΩŽΨ§Ω…Ω ΩŠΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ عَاشُورَاَؑ، ΩΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ: Β«ΩŠΩΩƒΩŽΩΩ‘ΩΨ±Ω Ψ§Ω„Ψ³Ω†Ψ© Ψ§Ω„Ω…Ψ§ΨΆΩŠΨ©

Artinya: "Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, 'Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu'." (HR Muslim dalam Kitab Puasa bab Anjuran Puasa Asyura Tiga Hari)

Waktu Pelaksanaan Puasa Asyura

Waktu pelaksanaan puasa Asyura adalah pada 10 Muharram. Meski demikian, para ulama menganjurkan untuk mengerjakan puasa Asyura mulai tanggal 9 Muharram. Hal ini bersandar pada hadits yang berasal dari Ibnu Abbas RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ΩˆΩ„ΩŽΨ¦ΩΩ† Ψ¨ΩŽΩ‚ΩŠΨͺُ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ω‚ΩŽΨ§Ψ¨ΩΩ„ Ω„ΩŽΨ£ΩŽΨ΅ΩΩˆΩ…ΩŽΩ†Ω Ψ§Ω„ΨͺΩ‘ΩŽΨ§Ψ³ΩΨΉΩŽ

Artinya: "Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram." (HR Muslim)

Sementara itu, Imam Syafi'i dalam Kitab al-Umm dan al-Imlaa' mengatakan sunnah untuk berpuasa pada 9, 10, dan 11 Muharram. Lantas, bolehkah puasa Asyura hanya 1 hari?

Hukum Puasa Asyura Hanya 1 Hari

Sejumlah ulama telah menjelaskan mengenai boleh tidaknya puasa Asyura hanya 1 hari. Wahbah az-Zuhaili dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu Juz 3 menjelaskan, jika seseorang hanya berpuasa Asyura tanpa puasa Tasua, disunnahkan baginya berpuasa pula pada tanggal 11. Ini merupakan pendapat mazhab Syafi'i.

Sementara itu, ulama mazhab Hambali berpendapat, jika seorang muslim tidak bisa memastikan awal bulan, hendaknya dia berpuasa 3 hari agar dia bisa yakin telah melaksanakan puasa ini.

Adapun menurut jumhur, seperti dijelaskan Wahbah az-Zuhaili, tidak makruh kecuali mengkhususkan puasa hanya pada tanggal 10.

Tahun ini, 10 Muharram bertepatan dengan hari Jumat. Menurut ketetapan Syara', hari Jumat adalah hari Id dan makruh hukumnya mengkhususkan puasa pada hari Jumat tanpa diawali dengan berpuasa pada hari Kamis atau hari Sabtunya, sebagaimana dijelaskan dalam Taudhihul Adillah karya Syafi'i Hadzami.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads