Bolehkah Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua? Begini Hukumnya

Bolehkah Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua? Begini Hukumnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 16 Jul 2024 10:15 WIB
Mosques dome on dusk sunset sky and crescent moon symbol religion of Islamic free space text with Ramadan month, Eid Al Adha, Eid Ul Fitr, Muharram
Ilustrasi malam Muharram (Foto: Getty Images/iStockphoto/Sumetha Suebchat)
Jakarta -

Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dapat diamalkan umat Muslim pada hari kesepuluh bulan Muharram. Namun, bolehkah puasa Asyura tanpa puasa Tasua?

Muharram adalah bulan pertama di kalender Hijriah yang sangat istimewa. Bulan Muharram adalah salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan Allah SWT, sebagaimana yang tercantum dalam surat At-Taubah ayat 36,

عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada bulan Muharram, sebab banyak keutamaan yang akan diperoleh. Salah satu ibadah yang dapat diamalkan yaitu puasa Asyura.

ADVERTISEMENT

Tahun ini, Puasa Asyura jatuh pada Selasa, 16 Juli 2024. Pelaksanaan puasa Asyura umumnya didahului dengan puasa Tasua, tapi bolehkah puasa Asyura tanpa puasa Tasua? Berikut hukumnya!

Mengenal Puasa Tasua dan Puasa Asyura

Merujuk buku Fiqih Kontroversi Jilid 2 karya H.M Anshary, puasa Tasua dan Asyura merupakan dua puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Muharram. Puasa Tasua dikerjakan pada 9 Muharram sedangkan puasa Asyura diamalkan pada 10 Muharram.

Rasulullah SAW sempat memerintahkan umat Islam untuk puasa Tasua dan Asyura. Namun, seiring berjalannya waktu, kewajiban itu bergeser setelah turunnya syariat puasa Ramadan.

Keterangan tersebut berdasarkan dari hadits yang menceritakan saat Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura.

Rasulullah SAW bertanya, "Hari apa ini?"

Mereka menjawab, "Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah."

Akhirnya, Rasulullah SAW bersabda, "Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian." Kemudian, Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa." (HR Muslim)

Selain melaksanakan puasa Asyura, Rasulullah SAW juga menganjurkan dan mengajarkan umat Islam untuk puasa Tasua sebagai pembeda umat Islam dengan Yahudi. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut,

"Wahai Rasulullah, hari ini (10 Muharram) adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.' Lantas beliau mengatakan,'Apabila tiba tahun depan-insya Allah (jika Allah menghendaki)-kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.' Ibnu Abbas mengatakan, 'Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia'." (HR Muslim no. 1134)

Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua

Mengutip buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifah Zain Nasrullah, Rasulullah SAW telah menganjurkan puasa Tasua sebelum puasa Asyura untuk menyelisihi kaum Yahudi yang hanya berpuasa di hari Asyura. Dengan demikian puasa Tasua dianjurkan untuk dilaksanakan dan kemudian disambung dengan melaksanakan puasa Asyura.

Ulama Mazhab Syafi'i berpendapat tidak masalah jika tidak berpuasa sehari sebelum atau sesudah hari Asyura. Hal ini dijelaskan dalam I'anatut Thalibin karya Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi,

وفي الأم لا بأس أن يفرده (أي لا بأس أن يصوم العاشر وحده

Artinya: "(Di dalam kitab Al-Umm, tak masalah hanya mengamalkan puasa Asyura saja) maksudnya, agama tidak mempermasalahkan orang yang hanya berpuasa 10 Muharram saja (tanpa diiringi dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya)."

Anjuran untuk berpuasa sebelum dan sesudah hari Asyura bertujuan untuk menyelisihi umat Islam dengan kaum Yahudi dan menyempurnakan puasa Asyura. Namun, meskipun hanya mampu mengerjakan puasa Asyura saja tidak masalah dan tetap memperoleh keutamaannya.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)
Amalan Bulan Muharram

Amalan Bulan Muharram

80 konten
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan. Ada beberapa amalan yang dapat kita kerjakan seperti puasa tasua, asyura hingga puasa sunnah lain.

Hide Ads