Fidyah: Pengertian, Dalil, Ketentuan dan Besarannya

Fidyah: Pengertian, Dalil, Ketentuan dan Besarannya

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Selasa, 24 Jan 2023 10:01 WIB
Hukum dan Cara Membayar Fidyah untuk Ganti Puasa
Ilustrasi pengertian fidyah dalam ajaran Islam Foto: iStock
Jakarta -

Fidyah sering disangkutpautkan dengan puasa. Fidyah wajib dibayarkan oleh orang yang meninggalkan puasa wajib karena alasan tertentu. Apa itu fidyah?

Dikutip dari buku Kosakata Keagamaan oleh M. Quraish Shihab, fidyah berasal dari kata fada-yafdi yang artinya jenis makanan, dan menempatkan sesuatu di tempat yang lain dengan tujuan melindungi.

Adapun fidyah dalam buku Kupas Tuntas Fidyah oleh Sutomo Abu Nashr, berarti memberikan harta untuk menebus seseorang. Sementara menurut istilahnya, fidyah merupakan suatu pengganti atau tebusan yang membebaskan seorang mukallaf dari sebuah perkara hukum yang berlaku padanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah Fidyah dalam Ibadah Puasa

Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir Jilid 1 menerangkan bahwa fidyah pada puasa adalah pemberian makanan kepada seorang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Adapun jenis makanannya yakni bahan makanan pokok umum yang dikonsumsi.

Adapun fidyah dalam puasa adalah wajib hukumnya, bagi mereka yang dalam kondisi susah payah untuk berpuasa. Hal ini bersandar pada Surat Al-Baqarah ayat 184:

ADVERTISEMENT

وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ

Arab Latin: wa 'alallażīna yuṭīqụnahụ fidyatun ṭa'āmu miskīn

Artinya: Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.

Sebab Memberi Fidyah Puasa

Dalam buku Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 3 oleh Wahbah az-Zuhaili, disebutkan sejumlah penyebab yang bisa membuat seseorang memberi fidyah:

1. Tidak mampu berpuasa. Berlaku atas orang yang sama sekali tidak dapat menjalani puasa, seperti orang lanjut usia. Dikatakan bila mereka sulit melaksanakan keajiban puasa, maka boleh tidak berpuasa, dengan syarat mesti memberi makan orang miskin, untuk sejumlah hari puasa yang dilewatkannya.

2. Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh, lantaran puasa tidak dibolehkan terhadapnya, sehingga ia perlu mengasih berupa makanan kepada orang miskin.

3. Wanita hamil dan menyusui. Apabila orang itu khawatir akan kesehatan atau kondisi anaknya yang sedang dikandung atau disusui, maka boleh tidak mengerjakan puasa wajib, asalkan perlu memberi makan orang miskin.

4. Orang yang lalai dalam mengqadha puasa Ramadhan. Di mana mereka terus menunda mengganti puasa itu hingga kedatangan bulan Ramadhan di tahun berikutnya. Fidyah yang diberikan sebanyak jumlah hari puasa yang ditinggalkannya.

Besaran Pemberian Fidyah

Mengutip buku 125 Masalah Puasa oleh Muhammad Anis Sumaji, fidyah hanya diberikan kepada satu orang miskin dengan ditotal sebanyak hari puasa yang dilewatkan.

Menurut Imam Syafi'i dan Maliki, kadar fidyah yang mesti dikeluarkan adalah satu mud setiap hari, sekitar 5 atau 6 liter makanan pokok. Sementara madzhab Hanafi berpandangan kira-kira satu sha' atau 3,125 kg kebiasaan makanan setempat.

Wahbah az-Zuhaili mengemukakan pendapatnya mengenai besaran fidyah, yakni satu sha' yang setara empat mud. Adapun satu mud-nya adalah 674 gram. Sehingga empat mud sekitar 2,176 kg atau 2,75 liter bahan makan pokok.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Negara Indonesia membolehkan memberi fidyah kepada orang miskin dengan diuangkan. Kemudian ditetapkan kadar bayar fidyah puasa dalam SK Ketua BAZNAS No. 07 Tahun 2023 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah Ibukota DKI Jakarta Raya dan Sekitarnya, sebesar Rp60.000,-/hari/jiwa




(dvs/dvs)

Hide Ads