Salat Tidak Diterima Tanpa Bersuci, Ini Haditsnya

Salat Tidak Diterima Tanpa Bersuci, Ini Haditsnya

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Selasa, 28 Nov 2023 08:45 WIB
Istanbul, Turkey - April 07, 2012: Man performing ablution. Ablution is a ritual act, where the person washes himself/herself in order to get ready for the prayer. Image taken during midday at the fountains next to Sultanahmet Mosque in Istanbul.
Ilustrasi salat tidak diterima tanpa bersuci. Foto: iStock
Jakarta -

Salat adalah ibadah yang wajib bagi setiap umat Islam yang mukalaf. Kesucian menjadi kunci utama untuk memastikan diterimanya salat oleh Allah SWT. Menurut sebuah hadits, salat tidak diterima tanpa bersuci.

Hadits yang menyebut bahwa salat tidak diterima tanpa bersuci ini termuat dalam kitab Sunan At-Tirmidzi dan Imam At-Tirmidzi menyebutnya shahih.

Diriwayatkan dari Qutaibah bin Sa'id, dari Abu Awwanah, dari Simak bin Harb dan dari jalur lain dari Hannad, dari Waki, dari Israil, dari Simak, dari Mush'ab bin Sa'ad, dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salat tidak diterima tanpa bersuci dan sedekah tidak diterima dari hasil pengkhianatan." Dalam riwayat Hannad dikatakan, "Kecuali dengan bersuci."

Imam At-Tirmidzi menukil hadits tersebut dari Sunan Ibnu Majah dan Shahih Muslim. Ia mengatakan, ini merupakan hadits yang paling kuat dan baik dalam tema ini.

ADVERTISEMENT

Ada juga hadits serupa yang menegaskan bahwa Allah SWT tidak menerima salat tanpa bersuci. Dikutip dari buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Bersuci dan Shalat Wajib karya Syamsul Rijal Hamid, orang yang berhadas wajib bersuci.

Rasulullah SAW bersabda, "Allah tidak menerima salat orang yang berhadas, sehingga ia berwudhu." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda, "Membersihkan diri adalah sebagian dari iman." (HR Muslim dan Abu Malik Al-Asy'ari RA)

Syarat Sah Salat

Dirangkum dari kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, syarat salat harus dipenuhi oleh setiap muslim yang hendak melakukan salat. Jika tidak dipenuhi, maka salatnya tidak sah. Berikut beberapa syarat sah salat.

1. Mengetahui Masuknya Waktu Salat

Salat tidak sah jika dilakukan tanpa mengetahui waktunya secara yakin atau secara dugaan yang didasarkan atas ijtihad. Termaktub dalam surah An Nisa ayat 103 Allah SWT berfirman,

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣

Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin."

2. Suci dari Hadats Kecil dan Besar

Cara bersuci dari hadats kecil dan besar adalah dengan berwudhu, mandi, atau tayamum. Termaktub dalam surah Al Maidah ayat 6, Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."

3. Badan, Baju, dan Tempat Salat Suci dari Najis yang Terlihat oleh Pancaindra

Hal ini berlaku untuk orang yang mampu membersihkannya. Jika seseorang tidak mampu menghilangkan najisnya, maka ia bisa salat dengannya dan tidak wajib mengulangi salatnya. Rasulullah SAW bersabda,

"Bersucilah kamu (dari air kencing), karena sesungguhnya, pada umumnya siksa kubur berasal darinya." (HR Daraqutni)

4. Menutup Aurat

Menutup aurat termasuk syarat sahnya salat. Termaktub dalam surah Al Araf ayat 31 Allah SWT berfirman,

۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ ٣١

Artinya: "Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."

5. Menghadap Kiblat

Menurut kesepakatan para ulama, bila melaksanakan salat maka harus menghadap ke arah Ka'bah yang terletak di Masjidil Haram, Makkah. Dalam surah Al Baqarah ayat 144 Allah SWT berfirman,

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤

Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."




(kri/kri)

Hide Ads