Ceramah dapat dijadikan sebagai media belajar bersama. Dikutip melalui buku Khutbah Jum'at karangan Taufiq al Farisi, berikut adalah contoh teks ceramah tentang malam Lailatul Qadar yang membahas mengenai perbedaan malam Lailatul Qadar dengan malam Nuzulul Qur'an.
Contoh Teks Ceramah tentang Malam Lailatul Qadar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Para hadiri jemaah yang diberi rahmat Allah.
Di antara momentum yang berharga di bulan Ramadan adalah terdapat malam Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar. Keduanya merupakan ruang bersejarah yang menentukan kehidupan kita di dunia selanjutnya.
Hal ini disebabkan lantaran keduanya berhubungan langsung dengan proses turunnya Al Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an surah Al Baqarah ayat 185,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya: "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan juga sebagai pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."
Akan tetapi permasalahannya, seringkali kita salah paham mengenai keterangan antara Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar, bahkan bisa jadi saling tumpang tindih antar keduanya. Jika demikian, lantas apakah perbedaan Nuzulul Qur'an dengan Lailatul Qadar?
Untuk menjawab hal ini ada baiknya kita merujuk pendapat Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu bahwa Al Qur'an diturunkan oleh Allah dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan. Dan kemudian Allah menurunkannya secara berangsur-angsur kepada nabi besar Muhammad saw untuk pertama kalinya pada malam 17 Ramadan di Gua Hira melalui perantara malaikat Jibril.
Dengan demikian malam Nuzulul Qur'an yang diperingati umat muslim di Indonesia pada malam tanggal 17 Ramadan merujuk pada kali pertama Al-Qur'an diturunkan secara berangsur kepada Rasulullah SAW. Adapun lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur'an oleh Allah dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah, secara keseluruhan.
Hadirin yang berbahagia,
Berbicara Lailatul Qadar, kita perlu memahami makna kata Al Qadar. Dalam hal ini, Syaikh Muhammad Abduh memaknai kata Al Qadar dengan kata takdir. Beliau berpendapat demikian, karena Allah SWT pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu, sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang membelenggu mereka.
Kata Al Qadar diartikan juga sebagai Asy-Syarf yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran). Maksudnya Allah SWT telah mengangkat kedudukan nabi-Nya pada malam Qadar itu dan memuliakannya dengan risalah dan membangkitkannya menjadi rasul terakhir.
Mengenai hal ini diisyaratkan dalam surah Al Qadr. Bahwa malam itu adalah malam yang mulia, malam diturunkannya Al-Qur'an sebagai kitab suci yang terakhir. Surah Al Qadr itu lengkapnya sebagai berikut:
إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar: 1-5)
Dari ayat tersebut, maka jelaslah Lailatul Qadar adalah malam yang memiliki keistimewaannya sendiri dibanding dengan malam-malam yang lainnya. Dan apabila malam itu digunakan untuk ibadah kepada Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala berlipat ganda satu berbanding seribu amal kebajikan (ibadah) yang dilakukan di selain malam lailatul qadar.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Tentang kepastian waktu lailatul qadar seolah menjadi misteri bagi setiap hamba yang mencari dan menanti kehadirannya, hanya sedikit orang yang dapat menemukannya, seakan lailatul qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hamba-Nya tertentu yang dikehendaki untuk menemukannya. Mengenai ketentuan waktu kapan Lailatul Qadar itu terjadi, tidak ada ketetapan secara pasti dalam tanggal-tanggal Ramadan.
Tetapi sudah menjadi kesepakatan ulama, bahwa Lailatul Qadar itu ada dalam satu diantara malam-malam bulan Ramadan, dan pendapat ulama yang kuat mengatakan, malam Lailatul Qadar itu terjadi salah satu diantara malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan (21, 23, 25, 27, dan 29).
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرُّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: Dari Aisyah Radhiyallahu anha, ia menyampaikan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda, 'Carilah malam Qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadan." (HR Bukhari & Muslim, bersanad shahih)
Demikian ceramah kali ini, semoga kita semua dapat meraih Lailatul Qadar bersama-sama. Ya Allah kami hamba-Mu ini bukanlah orang yang malas untuk beribadah kepada-Mu, tetapi alangkah bersyukurnya kami, jika kau takdirkan kami menjadi hamba-hamba yang shaleh. Aamiin yaa Rabbalalamiin.
Semoga dengan contoh teks ceramah tentang malam Lailatul Qadar ini dapat membantu dalam menyusun teks ceramah dalam berbagai kesempatan.
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana