Teks Ceramah Singkat tentang Malam Lailatul Qadar

#RamadanJadiMudah by BSI

Teks Ceramah Singkat tentang Malam Lailatul Qadar

Indah Fitrah - detikHikmah
Senin, 17 Mar 2025 04:30 WIB
Ilustrasi Ceramah Agama.
Ilustrasi ceramah agama. Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash
Jakarta -

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa di bulan Ramadan. Allah SWT menjadikannya lebih baik dari seribu bulan, artinya ibadah di malam ini memiliki pahala yang luar biasa.

Dalam beberapa teks ceramah singkat tentang Malam Lailatul Qadar ini, kita akan membahas mengapa malam ini begitu penting, tanda-tandanya, dan amalan yang bisa dilakukan agar mendapatkan keberkahannya.

Teks Ceramah Singkat tentang Malam Lailatul Qadar

1. Lailatul Qadar Lebih Baik daripada Seribu Bulan

Berikut teks ceramah singkat tentang malam lailatul qadar yang diambil dari buku Kumpulan Kultum Setahun Jilid 2 yang disusun oleh Fuad bin Abdul 'Aziz Asy-Syalhub.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Segala puji bagi Allah yang telah menjamin untuk memelihara Al-Qur'an dan menjaganya dari penyelewengan, kesalahan, dan lupa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada sebaik-baik manusia yang menunaikan shalat, berpuasa, dan membaca Al-Qur'an. Semoga shalawat juga senantiasa dicurahkan kepada beliau dan kepada segenap keluarganya dengan diiringi salam.

Allah Ta'ala berfirman:

ADVERTISEMENT

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (Al-Qadr: 1-5)

Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) adalah malam yang penuh berkah, sebagaimana disebutkan dalam surat Ad-Dukhan. Allah Ta'ala berfirman:

"Haa Miim. Demi Kitab (Al-Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul." (Ad-Dukhan: 1-5)

Malam ini memiliki kedudukan yang agung, karena pada malam inilah Al-Qur'an diturunkan. Malam ini setara dengan nilai ibadah selama seribu bulan-sekitar delapan puluh tiga tahun dan empat bulan. Pada malam tersebut, para malaikat turun, termasuk Ar-Ruh (Jibril), bersama dengan banyaknya rahmat dan berkah. Malam kemuliaan ini dipenuhi dengan kesejahteraan, kebaikan, dan berkah hingga terbitnya fajar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (Ad-Dukhan: 4)

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pada malam kemuliaan ini, segala sesuatu dari Lauh Mahfuzh dirinci hingga sampai kepada para penulis perkara, termasuk ketetapan mengenai ajal dan rezeki. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Umar, Mujahid, Abu Malik, Adh-Dhahhak, dan beberapa ulama salaf lainnya. Allah juga menegaskan bahwa ketetapan ini bersifat muhkam, tidak akan diganti dan tidak akan diubah.

Di antara dalil yang menjelaskan keutamaan malam kemuliaan adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

"Barangsiapa melakukan shalat pada malam kemuliaan dengan penuh keimanan dan penuh harap akan ridha Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lampau." (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah karunia besar dari Allah Ta'ala. Amal yang sedikit mendapat pahala yang besar. Ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada umat Muhammad, mengingat usia mereka yang lebih pendek dibandingkan umat sebelumnya. Oleh karena itu, mereka diberi kesempatan memperoleh pahala besar melalui puasa dan shalat malam pada bulan Ramadhan. Seorang Muslim yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan shalat dan doa akan mendapatkan pahala yang setara dengan ibadah selama delapan puluh tiga tahun dan empat bulan. Segala puji dan anugerah hanya milik Allah.

Terkait waktu terjadinya Lailatul Qadar, para ulama berbeda pendapat. Namun, yang paling kuat adalah bahwa malam ini terjadi pada malam-malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Upayakan mendapatkan malam kemuliaan pada malam-malam ganjil pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Setiap Muslim hendaknya bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dengan harapan memperoleh malam yang penuh berkah ini. Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca pada malam tersebut adalah:

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka mengampuni, maka ampunilah aku."

Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata:

"Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui malam apa yang merupakan malam kemuliaan, apa yang harus aku ucapkan?' Beliau menjawab, 'Katakanlah:

(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Mahamulia, dan suka mengampuni, maka ampunilah aku)." (HR. Tirmidzi)

Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat, salam, dan keberkahan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, serta seluruh umatnya. Dan segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.

2. Meraih Keberkahan Lailatul Qadar

Selanjutnya kultum singkat tentang lailatul qadar yang dikutip dari buku Kumpulan Kultum Terlengkap & Terbaik Sepanjang Tahun susunan A.R. Shohibul Ulum.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Tidak terasa Ramadhan telah memasuki sepertiga akhir. Ini berarti kita sudah berada di 10 malam terakhir Ramadhan, yang oleh masyarakat Jawa sering disebut dengan likuran. Pada malam-malam ini, banyak umat Muslim yang berbondong-bondong melakukan iktikaf di masjid guna mendapatkan Lailatul Qadar, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Setiap Muslim berlomba-lomba untuk meraihnya, terutama pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.

Suasana malam menjelang dini hari hingga fajar menjadi semarak di berbagai masjid. Suasana ini berbeda dengan malam-malam sebelumnya di bulan Ramadhan, apalagi dengan hari-hari di luar Ramadhan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 3)

Dalam surah ini, Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam Lailatul Qadar, sebuah malam yang penuh berkah. Ibadah yang dilakukan pada malam tersebut memiliki nilai lebih baik daripada ibadah selama 83 tahun 4 bulan. Ini merupakan anugerah luar biasa yang Allah berikan kepada umat Nabi Muhammad, yang umurnya relatif lebih pendek dibandingkan umat terdahulu.

Jamaah yang dirahmati Allah,

Mencari dan memburu Lailatul Qadar adalah sunnah Rasulullah. Beliau sendiri sangat giat dalam mencarinya dengan memperbanyak ibadah, membangunkan keluarganya, serta menjauhi hubungan suami istri demi fokus beribadah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits:

"Barang siapa yang beribadah pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)

Secara ringkas, berikut beberapa amalan untuk meraih Lailatul Qadar:

  1. Menghidupkan malam Lailatul Qadar sebagai bukti keimanan seseorang. Rasulullah bersabda: "Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari)
  2. Berpuasa dengan penuh keimanan karena ibadah puasa berkaitan erat dengan Lailatul Qadar. Rasulullah bersabda: "Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari)
  3. Mencari Lailatul Qadar di 10 malam terakhir sebagaimana disebutkan dalam hadits dari 'Aisyah bahwa Nabi selalu mencari Lailatul Qadar di malam-malam tersebut. (HR. Bukhari)
  4. Mengutamakan malam-malam ganjil di 10 malam terakhir, terutama malam 21, 23, 25, 27, dan 29. (HR. Bukhari)
  5. Berdasarkan beberapa riwayat, Lailatul Qadar sering terjadi pada malam ke-27 dan juga malam ke-23. Abdullah bin Unais menyebut bahwa Nabi pernah melihat Lailatul Qadar pada malam 23. (HR. Muslim)
  6. Lailatul Qadar dapat terlihat dalam mimpi yang benar. Beberapa sahabat Nabi pernah bermimpi melihat Lailatul Qadar di 7 malam terakhir. (HR. Bukhari)
  7. Ciri-ciri malam Lailatul Qadar: Tidak panas, tidak dingin, tidak berawan, tidak berangin, dan tidak hujan. Keesokan paginya, matahari terbit dengan cahaya yang lembut. (HR. As-Suyuthi)
  8. Kadang-kadang Lailatul Qadar juga disertai hujan, sebagaimana dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang menyebutkan bahwa Nabi sujud di atas tanah yang basah. (HR. Bukhari)
  9. Pagi setelah Lailatul Qadar, matahari bersinar dengan cahaya putih yang tidak menyilaukan. (HR. Muslim)
  10. Lailatul Qadar hanya bermanfaat bagi orang yang beriman dan mengharap ridha Allah. (HR. Muslim)
  11. Malaikat yang turun pada malam itu lebih banyak dari jumlah kerikil di bumi. (HR. Thayalisi)

Jamaah yang dirahmati Allah,

Jika kita merasakan kehadiran Lailatul Qadar, maka perbanyaklah membaca doa yang diajarkan Rasulullah kepada 'Aisyah:

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni." (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku). (HR. Tirmidzi)

Allah sengaja merahasiakan waktu pasti Lailatul Qadar agar kita bersungguh-sungguh mencarinya. Oleh karena itu, marilah kita memanfaatkan kesempatan ini dengan beribadah sebaik-baiknya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan Lailatul Qadar dan keluar dari Ramadhan sebagai pribadi yang bertakwa. Aamiin.




(inf/kri)

Hide Ads