Sejumlah peristiwa di Nusa Tengara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi perhatian pembaca detikBali selama satu pekan terakhir. Ada penangkapan anggota DPRD Lombok Tengah gegara kasus sabu-sabu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) KLB rabies, hingga pimpinan pondok pesantren di Sumbawa mencabuli puluhan santriwati. Ada pula peristiwa lima orang warga terseret arus di Lombok Timur. Berikut rangkumannya.
1. Anggota DPRD Lombok Tengah Ditangkap Nyabu
Kapolres Lombok Tengah AKBP Irfan Nurmansyah mengungkap kronologi penangkapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Tengah berinsial RF (35). Menurutnya, anggota dewan dari Partai Berkarya itu ditangkap saat hendak pesta sabu bersama dua orang rekannya berinisial IBS (29) dan BRP (36).
Irfan mengatakan IBS masih berstatus mahasiswa. Ketiganya ditangkap di kediaman IBS yang berlokasi di Dusun Waker, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, pada Jumat (26/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di sana ketiganya belum melakukan pesta sabu, tapi akan melaksanakan. Setelah diamankan, kami menemukan beberapa barang bukti alat hisap dan narkotika seberat 0,38 gram sabu," kata Irfan saat konferensi pers, Senin (29/5/2023).
Irfan mengungkapkan barang bukti lainnya yang turut diamankan, antara lain satu klip sabu dan dua klip diduga bekas sabu yang telah terpakai. Berikutnya satu buah pipa kaca, satu skop yang terbuat dari pipet plastik, korek gas, hingga empat handphone.
"Dari hasil tes urine, ketiganya ini positif amfetamin. Jadi kami duga sudah menggunakan sabu sebelumnya," kata Irfan.
Irfan mengaku masih mendalami modus ketiga pelaku menggunakan sabu. Selain itu, kepolisian juga akan menyelidiki peran ketiganya.
"Ketiganya belum tersangka. Kami nunggu tiga hari lanjutan untuk melihat hasil penyelidikan. Kita akan koordinasi dengan BNN terlebih dahulu," pungkasnya.
2. KLB Rabies di TTS
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies. Ini setelah 20 orang di Desa Fenun terinfeksi rabies dan satu orang meninggal dunia.
Korban gigitan anjing terus bertambah hingga mencapai 139 orang. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan TTS Dianar Atti mengungkap korban gigitan anjing berjumlah 139 orang yang tersebar di 12 kecamatan dan 43 desa. Jumlah korban cenderung meningkat setiap harinya.
"Sehingga kejadian rabies harus menjadi perhatian semua karena selain hewan penular rabies yang jadi korban juga termasuk manusia," ujarnya kepada detikBali di sela-sela pelaksanan vaksinasi di TTS, Sabtu (3/5/2023).
Dianar menuturkan wilayah TTS secara historis merupakan daerah bebas rabies. Namun, daerah hijau itu kini menjadi merah setelah dua sampel anjing yang diteliti di Denpasar, Bali, dinyatakan positif rabies.
Dianar menerangkan langkah pengendalian yang dilakukan yaitu setiap masyarakat harus mengandangkan anjing, kucing, dan kera yang dipelihara. Tiga binatang tersebut merupakan hewan penular rabies.
"Mau tidak mau harus HPR harus dikandangkan, sehingga kita bisa meminimalisasi penularan ke desa dan kecamatan lain di TTS, termasuk kabupaten tetangga," terang Dianar.
3. Pimpinan Ponpes di Sumbawa Cabuli 29 Santriwati
Pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Labangka, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang diduga mencabuli 29 santriwatinya belum ditetapkan sebagai tersangka. Pria berinisial KH (36) itu dilaporkan oleh para korban pelecehan ke Polres Sumbawa.
Kapolres Sumbawa AKBP Heru Muslimin menjelaskan saat ini KH sudah diamankan di Mapolres Sumbawa. "Masih sidik. Kami mengamankan, bukan menahan ya," kata Heru, Sabtu (3/6/2023).
Menurut Heru, kepolisian juga masih mendalami modus dugaan pencabulan tersebut. "Pondoknya tidak tutup ya," imbuhnya singkat.
Berdasarkan potongan video yang beredar, ponpes yang menjadi lokasi dugaan pencabulan 29 santriwati itu dirusak puluhan warga. Mereka tampak melempar pondok tersebut menggunakan batu bata.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Sumbawa Fatriatul Amanda sebelumnya menjelaskan KH mencabuli santriwatinya dengan iming-iming berkah.
"Pelaku sengaja meminta semua santriwati salaman cium tangan agar dapat berkah. Kemudian dia meraba payudara dan bagian kemaluan korban," kata Fatriatul, Kamis (1/6).
4. Tiga Warga Hilang Terseret Arus
Lima orang warga terseret ombak saat mandi di Pantai Tanjung Menangis, Desa Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (2/6/2023) sore. Dari jumlah tersebut, satu orang dinyatakan tewas, satu orang dievakuasi dalam kondisi selamat, dan tiga lainnya hilang.
"Benar ada lima orang (yang terseret) bernama Gian Heri Apriandi (18), Ziad (13), Abdul Hakim (25), Abib Kholik (13), dan Arya (7)," kata Humas Search and Rescue (SAR) Mataram I Gusti Lanang Wiswananda, Jumat malam.
Lanang menuturkan satu orang yang meninggal dunia dalam insiden tersebut bernama Abib Kholik. Ia meninggal dunia diduga akibat kelelahan setelah berusaha menyelamatkan diri saat terseret arus. Sementara itu, tiga orang yang masih dalam pencarian, yaitu Gian Heri Apriandi, Ziad, dan Abdul Hakim.
Terpisah, Direktur Polairud Polda NTB Kombes Kobul Sahrin Ritonga mengungkapkan korban yang terseret ombak di Pantai Tanjung Menangis itu mulai mandi sekitar pukul 16.30 Wita. Saat asyik bermain air, tiba-tiba ombak datang dan menghanyutkan korban bernama Arya.
Panik, empat orang lainnya berusaha menyelamatkan bocah berumur tujuh tahun itu. Menurut Kobul, Arya berhasil diselamatkan oleh nelayan Dusun Ketapang Mahyun.
"Akan tetapi, empat orang yang ikut membantu Arya justru terseret arus," kata Kobul.
(hsa/hsa)