Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) segera merombak struktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara besar-besaran. Ribuan BUMN beserta anak-cucunya akan dirombak. Tak hanya itu, jajaran direksi dan komisaris juga turut dipangkas.
Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto, menjelaskan langkah ini diambil lantaran lebih dari separuh BUMN berada dalam kondisi merugi. Berdasarkan hasil evaluasi, sekitar 52 persen entitas tercatat memiliki kinerja keuangan negatif.
"Dari 1.067 kami mau squeeze, efisienkan, menjadi sekitar 250-an. Dengan catatan, tidak boleh ada layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK)," kata Bhimo dalam Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025), dikutip dari detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bhimo, keberlanjutan bisnis tidak bisa dilepaskan dari profitabilitas. Karena itu, perbaikan tata kelola dan efisiensi struktur menjadi kunci agar BUMN mampu berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 8 persen.
Bhimo mengungkapkan pemangkasan ini dilakukan dengan menyinergikan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor serupa dan selama ini justru saling bersaing. Sebagian entitas akan dilebur, direstrukturisasi, atau dialihkan fokus bisnisnya agar menciptakan nilai tambah yang lebih besar.
Di sisi lain, Bhimo juga menyoroti struktur BUMN yang dinilai terlalu gemuk hingga ke level anak dan cucu usaha. Misalkan PT Pertamina (Persero) yang menurutnya memiliki sekitar 250 entitas anak-cucu hingga tujuh lapis.
"Ada orang tua, anak, cucu, canggah, itu sampai tujuh layer dan ada 250 entity anak cucu di Pertamina. Tidak jelek, karena pada saat itu dibutuhkan. Tapi kami juga sudah pelajari, kalau kita bisa lakukan restructuring, jadi ini yang sekarang kami sedang lakukan," imbuhnya.
Restrukturisasi tak hanya menyasar jumlah perusahaan, tetapi juga jajaran direksi dan komisaris. Danantara menilai perampingan manajemen penting untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas pengambilan keputusan.
"Kalau itu bisa kami buat lebih efisien, sebagian memang karena rugi dan industri yang juga tidak tumbuh, kita mesti diverse. Karena bukan core bisnisnya, dan sebagian bisa kami sinergikan. Ada sangat masif sebenarnya value creation yang bisa kita ciptakan bersama-sama," kata dia.
Bhimo menegaskan langkah efisiensi besar-besaran ini tidak boleh menimbulkan terjadinya pemutusan hubungan kerja. Menurutnya, PHK bisa dicegah misalkan dengan melakukan realokasi sumber daya.
"Kalau kita melakukan golden shake hand (program pensiun dini sukarela), harusnya IRR (Internal Rate of Return) juga cukup bagus begitu ya. Jadi tidak harus layoff, kita bisa melakukan realokasi resource seperti itu," ujar Bhimo.
Danantara menargetkan proses restrukturisasi BUMN ini bisa rampung lebih cepat pada 2026 dari sebelumnya ditargetkan pada 2027. Seluruh BUMN diminta bergerak lebih cepat dengan pengawasan proyek yang diperketat.
Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!
Simak Video "Video COO Danantara: Penunjukan Direksi Tak Satu pun Diintervensi Prabowo"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)











































