Sama seperti karya sastra yang lain, cerpen atau cerita pendek juga memiliki unsur intrinsik. Apa saja unsur-unsur intrinsik dalam cerpen? Berikut informasinya!
Unsur intrinsik cerpen merupakan unsur pembangun cerita sebuah karya sastra. Unsur intrinsik cerpen melibatkan elemen-elemen yang terdapat dalam cerita tersebut. Semua unsur di dalam cerpen membentuk keseluruhan cerita dan memberikan pengalaman membaca yang berkesan bagi pembaca.
Unsur-unsur intrinsik inilah yang mampu menggambarkan kekayaan estetika suatu karya sastra. Simak di bawah ini unsur-unsur intrinsik dalam cerpen berikut dengan contoh dan analisisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
Dirangkum dari buku Bahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII, adapun unsur-unsur intrinsik cerpen adalah sebagai berikut:
1. Tema
Tema dalam cerpen biasanya berisikan permasalahan utama yang menjiwai keseluruhan cerita. Tema yang ditampilkan pada umumnya bersifat aktual dan dekat dengan realitas kehidupan, tetapi tak menutup kemungkinan bisa juga berkembang sesuai imajinasi pengarang.
2. Alur
Alur disebut juga sebagai plot yang kehadirannya menceritakan sebuah peristiwa penting yang terjadi di dalam cerpen. Tak hanya itu, alur juga berkaitan dengan momen yang dialami oleh para tokohnya. Pengarang umumnya menyajikan alur cerita mulai dari klimaks hingga penyelesaian.
3. Penokohan
Kehadiran tokoh sangat penting dalam jalannya sebuah cerita dalam cerpen. Penokohan berkaitan dengan penentuan tokoh utama, pemberian nama, hingga penetapan perwatakannya.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang disebut juga sebagai point of view. Unsur yang satu ini berkaitan dengan cara pandang pengarang dalam menyampaikan cerita. Biasanya sudut pandang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu orang pertama sebagai tokoh utama, orang pertama sebagai pengamat, dan orang ketiga yang berada di luar cerita.
5. Latar
Latar di dalam cerpen meliputi tempat, waktu, dan suasana. Meskipun bersifat fiktif, latar yang disajikan biasanya terasa realistis saat dibaca oleh pembaca.
6. Amanat
Pada setiap cerpen sering kali pengarang menyelipkan pesan yang disampaikan melalui tokoh atau jalan cerita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehadiran unsur ini mampu memberikan pengalaman berharga tentang kehidupan kepada para pembaca.
Contoh Cerpen Sahabat Angin karya Rifqi Azzah Syahrizal
Dirangkum melalui buku Cerita Kita untuk 2022: Kumpulan Cerpen Karya TN-31, berikut teks cerpen berjudul Sahabat Angin yang ditulis oleh Rifqi Azzah Syahrizal.
"Angiiin... ada angiiin...!"
Gaga mendengar suara teman-temannya dari jalan depan rumah. Mereka berlarian sambil berseru senang. Musim angin telah tiba. Tandanya mereka bisa bermain kincir dengan puas. Semakin besar angin, semakin kencang putaran kincirnya.
"Bu, Gaga boleh main kincir, ya?" tanya Gaga pada ibu.
Ibu yang sedang membuat teh untuk bapak memandang Gaga tak percaya. Ia lalu menarik nafas panjang.
"Tidak usah, ga. Kamu di rumah aja, ya!" kata Ibu tegas.
Gaga menunduk kecewa. Ia kembali ke ruang depan, memandangi teman-temannya yang berlarian dengan gembira. Kincir di tangan mereka berputar dengan cepat. Tiba-tiba seorang anak berhenti dan memandang ke arah jendela kaca rumah Gaga. Itu Danu, teman sekelas Gaga.
"Ga, kamu sendirian? Aku temani, ya!" Danu melihat ke dalam, "Kamu enggak main kincir? Anginnya kan besar" tanya Gaga.
"Tadinya sih, aku mau main. Tapi kasihan kamu sendirian" kata Danu. "Kincir itu kamu bikin sendiri?"tanya Gaga.
"Iya, Ga! Kamu mau aku ajari membuatnya?" tanya Danu.
"Wahhh, boleh! Tapi aku nggak punya bahannya" kata Gaga.
"Aku ambil bahan di rumahku dulu ya, Ga!"
"Wah terima kasih Danu."
Ah, Danu memang sahabat yang baik. Gaga senang memiliki sahabat seperti Danu. Tak lama kemudian, Danu kembali ke rumah Gaga dengan membawa bahan-bahan kincir.
Ada potongan bambu yang lebar, ada yang berbentuk seperti lidi besar, dan ada bambu kecil dengan diameter sekitar 2 cm. Lalu mereka pindah ke beranda samping rumah untuk membuatnya. Baling-balingnya dibuat terlebih dahulu. Potongan bambu yang lebar ditipiskan pada kedua ujungnya. Bagian tengah agak tebal. Setelah diraut sampai halus, bagian tengah dilubangi.
"Sudah jadi baling-balingnya. Tinggal bikin porosnya" kata Danu.
Mereka membuat poro dari potongan bambu yang berbentuk lidi. Baling-baling yang sudah dilubangi dipasang pada poros tersebut. Setelah itu dimasukkan pada bambu kecil sampai bisa berputar dengan lancar. Terakhir, pada kedua ujung poros bagian dalam, dipasang pengganjal agar kincir tidak lepas.
"Nih, coba pegang!" Danu memberikan kincir itu kepada Gaga.
Gaga juga mencoba mengacungkan kincir itu tinggi-tinggi. Sayangnya, ia tidak berhasil menemukan tiupan angin. Danu memandangnya sedikit prihatin.
"Kamu enggak ingin main kincir di luar, Ga?" tanya Danu.
"Aku ingin sekali. Tapi" Gaga menunduk sedih memandang kakinya.
Danu mengerti. Sejak lahir, kaki Gaga memang tidak tumbuh normal. Karena itu, ia harus terus menggunakan kursi roda.
"Enggak boleh sama ibumu, ya?" tanya Danu, Gaga mengangguk.
"Bagaimana kalau aku yang mendorong kursi rodamu? Main kincir asyik, lo!" Danu menawarkan diri.
Mata Gaga berbinar, "Benarkah?"
"Iya! Tapi, besok ya. Sekarang sudah sore. Aku pulang dulu ya!" kata Danu sekalian berpamitan.
Malamnya, Gaga tidak bisa tidur. Semoga besok anginnya besar, bisiknya dalam hati. Ia meraih spidol dan menuliskan sesuatu pada baling-baling kincir. Sahabat Angin. Gaga tersenyum puas. Ia tak sabar menunggu besok.
Keesokan harinya Gaga meminta izin pada ibu, "Boleh, ya bu?" pinta Gaga memelas.
Ibu memandang Gaga tak yakin.
"Bukannya tidak boleh. Ibu hanya takut terjadi apa-apa," ibu tampak khawatir.
"Sama saya kok, tante! Nanti saya yang mendorong kursi roda Gaga dengan hati-hati," Danu membantu meminta izin.
"Apakah Danu tidak kerepotan?" tanya Ibu Gaga.
"Tida, tante! Saya malah senang bisa bermain bersama Gaga" jawab Danu. Ibu menarik nafas panjang, memandang Gaga dan Danu bergantian.
"Baiklah, tapi hati-hati ya!" kata ibu akhirnya.
Gaga bersorak. "Terima kasih Ibu!"
Danu pun segera mendorong kursi roda Gaga ke jalan. Kincir angin yang dibikin kemarin sudah berada di tangan Gaga. Kincir itu diacungkan tinggi-tinggi.
"Siap Ga?" tanya Danu. "Siaaappp" jawab Gaga.
Wushhh... ! Angin bertiup kencang memutar kincir Gaga. Gaga sangat senang. Sudah lama ia ingin bermain kincir, menjadi sahabat angin, seperti teman-temannya yang memiliki kaki normal.
Analisis Unsur Intrinsik dalam Cerpen Sahabat Angin
1. Tema
Tema yang ditampilkan dalam cerpen Sahabat Angin adalah persahabatan. Hal ini dapat dilihat pada kisah yang terjalin antara Gaga dan Danu yang awalnya hanya merupakan teman sekelas. Namun, berkat momen membuat kincir angin dan memainkannya bersama, mereka menjadi lebih dekat.
2. Alur
Alur dalam cerpen Sahabat Angin dimulai dari perkenalan yang menunjukkan Gaga tengah melihat teman-temannya bermain kincir angin. Klimaks terjadi saat Gaga tak bisa ikut bermain dan hanya bisa menyaksikannya dari jauh. Selanjutnya antiklimaks berlangsung setelah Danu muncul di depan rumah. Dirinya menawarkan kepada Gaga untuk membuat kincir angin dan bermain bersama keesokan harinya. Penyelesaian cerpen Sahabat Angin berlangsung saat akhirnya Gaga dan Danu dapat bermain kincir angin bersama.
3. Penokohan
Penokohan dalam cerpen Sahabat Angin antara lain ada Gaga, ibu dari Gaga, dan Danu.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen Sahabat Angin adalah sudut pandang orang ketiga. Hal ini karena narator berada di luar cerita, tetapi menceritakan tentang persahabatan Gaga dan Danu.
5. Latar
Latar yang dipilih dalam cerpen Sahabat Angin berlangsung di rumah Gaga pada saat sore hari.
6. Amanat
Melalui cerpen Sahabat Angin pembaca dapat mengambil pesan moral bahwa berbuat baik kepada seseorang, terasa sangat berharga bagi yang menerimanya.
Demikian tadi informasi mengenai unsur-unsur intrinsik cerpen yang disertai dengan contoh analisisnya. Semoga membantu!
(par/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi