- Pengertian Teks Hikayat
- Ciri-ciri Teks Hikayat
- Unsur-unsur Intrinsik Teks Hikayat
- Unsur-unsur Ekstrinsik Teks Hikayat
- Nilai-nilai Hikayat
- Gaya Bahasa Teks Hikayat
- Tujuan Teks Hikayat
- Jenis Teks Hikayat A. Jenis Hikayat Berdasarkan Isinya B. Jenis Hikayat Berdasarkan Asalnya
- Struktur Teks Hikayat
- Kumpulan Contoh Teks Hikayat Contoh Teks Hikayat #1: Hikayat Nabi Sulaeman Contoh Teks Hikayat #2: Hikayat Si Miskin Contoh Teks Hikayat #3: Hikayat Isma Yatim
Sering mendengar istilah teks hikayat? Jenis teks yang satu ini memang mudah sekali dijumpai dan telah malang-melintang di pelbagai platform. Mulai dari koran, majalah, hingga media online. Yuk, simak beberapa contoh teks hikayat di bawah ini!
Tahukah detikers apa itu teks hikayat? Teks ini tentu memiliki kekhasannya sendiri ketimbang jenis-jenis tulisan lainnya. Karenanya, pengetahuan seputar pengertian, ciri, unsur, struktur, hingga contohnya penting untuk dimiliki.
Oleh karena itu, simak penjelasan seputar pengertian, ciri, unsur, hingga contoh teks hikayat berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Teks Hikayat
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, hikayat adalah karya sastra lama melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Teks ini dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar meramaikan pesta.
Lebih lanjut, dalam buku 'Memahami Hikayat dalam Sastra Indonesia' karya Siti Baroroh Baried dkk, dijelaskan bahwa hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti cerita, kisah, atau dongeng-dongeng. Adapun jika diartikan menurut bahasa Melayu, hikayat berarti cerita, cerita kuno, atau cerita lama dalam bentuk prosa.
Wilkinson mengartikan hikayat sebagai dongeng atau cerita dalam bahasa Malaysia berarti roman (prosa) sebagai lawan cerita yang berbentuk syair, sejarah, atau kitab-kitab agama, serta berarti pula cerita yang dibawakan pelipur lara.
Ringkasnya, hikayat adalah sebuah karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa. Isinya bisa berupa cerita-cerita, undang-undang, silsilah, keagamaan, historis, atau biografis. Hikayat ini dibaca untuk tiga tujuan, yakni pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar peramai pesta.
Ciri-ciri Teks Hikayat
Dirangkum dari Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ciri hikayat di antaranya adalah:
- Kemustahilan (dari segi bahasa ataupun cerita. Artinya, hikayat berisi hal tidak logis atau tidak bisa dinalar)
- Kesaktian (banyak tokoh hikayat digambarkan memiliki kesaktian)
- Anonim (tidak diketahui secara pasti siapa pengarang atau pencerita suatu hikayat)
- Istanasentris (tema yang sering diangkat adalah kerajaan)
- Disebarkan secara lisan.
- Tradisional (kebiasaan masyarakat zaman dahulu atau adat istiadat terlihat jelas dalam teks hikayat, baik dari cara pengungkapan atau susunannya)
Unsur-unsur Intrinsik Teks Hikayat
Dihimpun dari buku 'Cendekia Berbahasa' karya Erwan Juhara dkk, unsur-unsur intrinsik pembangun hikayat memiliki kesamaan dengan cerita pendek. Unsur intrinsik teks hikayat adalah tokoh, latar, tema, motif, dan nilai. Ini penjabaran ringkasnya:
- Tokoh
Umumnya, tokoh dalam teks hikayat berasal dari kalangan istana. Biasanya, ia juga memiliki kelebihan dibanding manusia biasa. - Latar
Kehidupan istana adalah latar paling dominan dalam teks hikayat. Namun, tak jarang juga ditemui hikayat yang berlatarkan dunia gaib atau kahyangan. - Tema
Tema dalam teks hikayat bermacam-macam, mulai dari masalah cinta, dendam, perjuangan, dan selainnya. - Motif
Motif adalah alasan mengapa suatu jalan cerita bergerak. Motif ini nantinya bersumber dari tindakan parah tokoh yang menggerakkan alur cerita. Di antara motif dalam teks hikayat adalah kekuasaan, cinta, atau balas dendam. - Nilai
Amanat atau nilai tentu terkandung dalam setiap teks hikayat. Nilai ini dapat detikers pahami usai membaca teksnya secara menyeluruh. Pun juga persepsi pembaca memengaruhi nilai yang dapat diambil.
Unsur-unsur Ekstrinsik Teks Hikayat
Dalam buku 'Bahasa Indonesia 2 SMA Kelas XI' oleh Sri Sutarni dan Sukardi, dijabarkan bahwa unsur ekstrinsik teks hikayat sama dengan karya prosa lainnya. Berdasar informasi tersebut, disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik teks hikayat adalah:
1. Latar belakang agama
2. Adat
3. Budaya
4. Nilai dan norma kehidupan
Nilai-nilai Hikayat
Terdapat enam nilai yang terkandung dalam hikayat, yakni nilai budaya, moral, agama, pendidikan, estetika, dan sosial. Ini penjelasan ringkasnya:
- Nilai Budaya
Nilai ini diambil dari budaya yang berkembang secara turun-temurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut. - Nilai Moral
Nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat seputar budi pekerti, perilaku, atau tata susila. Nilai ini dapat diperoleh pembaca usai membaca teks hikayat secara menyeluruh. - Nilai Agama
Nilai religi biasanya tercantum dalam kalimat-kalimat mengenai konsep Tuhan, makhluk gaib, ataupun surga-neraka. - Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam rangka mendewasakan seseorang via pelatihan dan pengajaran. - Nilai Estetika
Nilai ini berkaitan dengan keindahan dan seni. - Nilai Sosial
Umumnya, nilai-nilai sosial berhubungan dengan kehidupan dalam masyarakat. Seperti misalnya gotong royong dan silaturahmi.
Gaya Bahasa Teks Hikayat
Di antara gaya bahasa yang kerap dijumpai dalam teks hikayat adalah:
1. Penggunaan majas.
2. Penggunaan konjungsi pada awal kalimat.
3. Penggunaan kata-kata arkais.
Tujuan Teks Hikayat
Disadur dari buku 'CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia' oleh Tomi Rianto, ini tujuan teks hikayat:
1. Sarana pembangkit semangat pembaca.
2. Sarana penghibur
3. Sarana peramai acara.
4. Sarana penyampaian nilai-nilai luhur.
Jenis Teks Hikayat
Masih diambil dari buku yang telah disebut, jenis teks hikayat dapat dikategorikan berdasarkan isi dan asalnya.
A. Jenis Hikayat Berdasarkan Isinya
Berdasar isinya, hikayat terbagi atas:
1. Cerita rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan biografi
6. Cerita bertingkat
B. Jenis Hikayat Berdasarkan Asalnya
Adapun berdasar asalnya, hikayat dikategorikan menjadi:
- Hikayat Melayu Asli (contohnya seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Indera Bangsawan, dan Hikayat Malim Deman)
- Hikayat Pengaruh Jawa (contohnya Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati, dan Hikayat Indera Jaya)
- Hikayat Pengaruh Hindu (contohnya Hikayat Sri Rama, Hikayat Perang Pandhawa, dan Hikayat Sang Boma)
- Hikayat Pengaruh Arab-Persia (contohnya Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bachtiar, dan Hikayat Seribu Satu Malam)
Struktur Teks Hikayat
Dirujuk dari jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa berjudul 'Kemampuan Menganalisis Makna Tersirat Struktur Teks Hikayat "Si Miskin" Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 UNISMUH Makassar' karya Jusnina dkk, struktur teks hikayat terdiri atas:
- Abstraksi (pengenalan situasi awal atau latar belakang)
- Orientasi (penjelasan tentang konteks cerita dan tokoh)
- Komplikasi (munculnya masalah)
- Evaluasi (tokoh mengevaluasi tindakan yang dilakukannya dalam cerita)
- Resolusi (penyelesaian masalah)
- Koda (penutup atau akhir dari cerita)
Kumpulan Contoh Teks Hikayat
Contoh Teks Hikayat #1: Hikayat Nabi Sulaeman
(buku Cendekia Berbahasa karya Erwan Juhara dkk)
Nabi Sulaeman adalah anak Nabi Daud, seorang raja besar dan seorang nabi. Dia yang mempunyai Gudang Intan. Tentang kisah Nabi Sulaeman anak Nabi Daud itu terdapat dalam Injil dan dalam Alquran.
Menurut penulis sejarah bangsa Arab, ada empat orang maharaja yang dianggap sebagai penakluk dunia. Dua di antaranya termasuk orang yang tiada beriman kepada Allah, yaitu Namruj dan Bakhtunasar.
Dan yang dua orang lagi termasuk orang yang beriman, yaitu Iskandar Zulkarnaen dan Nabi Sulaeman. Yang tersebut kemudian ini Nabi Sulaeman, seorang raja yang bijaksana dan seorang nabi yang mendapat hikmat dan petunjuk dari Tuhan.
Nabi Sulaeman tidak saja memerintah manusia, tetapi memerintah jin dan baginda dapat pula menguasai angin dan mengerti pembicaraan bahasa yang diucapkan oleh hewan dan burung-burung.
Soal-soal yang sulit dan perkara-perkara yang ganjil ia dapat menyelesaikannya. Nabi Sulaeman terkenal dengan kecerdikannya dan keadilannya; ilmunya sangat luas. Waktu mudanya yaitu ketika bapaknya menjadi raja, acapkali ia menolong bapaknya dalam soal-soal atau perkara-perkara yang sulit. Ketika Nabi Daud meninggal, maka Sulaemanlah yang dipilih sebagai penggantinya di antara anak-anak Nabi Daud yang banyak itu.
Dalam Al-Quran diceritakan tentang kisah Nabi Sulaeman. Pada suatu kali, ia sampai ke suatu padang yang penuh dengan sarang semut, surat An-Nahl ayat 18, raja semut itu berkata kepada rakyatnya,
"Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu! Nabi Sulaeman akan datang dengan tentaranya, nanti kamu terinjak oleh tentaranya yang banyak itu". Dalam ayat sebelumnya diterangkan pula bahwa yang menjadi tentaranya itu bukan saja manusia, tetapi juga hewan, burung, dan bangsa jin.
Sehubungan dengan riwayat Nabi Sulaeman itu ada juga seorang raja perempuan, putri Bilkis raja kerajaan Saba (Yaman) yang semula putri Bilkis itu tiada mau tunduk kepada Nabi Sulaeman.
Pada suatu hari Nabi Sulaeman mengirim surat kepada putri itu. la meminta supaya putri datang ke Siria (Palestina). Yang membawa surat itu bangsa jin. Pada mulanya raja perempuan itu tidak mau tunduk kepadanya, tetapi setelah dilihatnya Nabi Sulaeman mempunyai kelebihan dan mukjizat, barulah ia tunduk.
Putri Bilkis mempunyai sebuah singgasana yang sangat dibanggakannya. Waktu putri itu sampai ke Palestina untuk menemui undangan Nabi Sulaeman ternyata singgasananya telah ada di istana Nabi Sulaeman. Nabi Sulaeman bertanya kepada putri itu, "Inikah singgasanamu itu?" Bilkis mengaku bahwa itulah singgasananya.
Melihat kebesaran dan mukjizat Nabi Sulaeman itu, Bilkis harus mengakui kelebihan Nabi Sulaeman dan kekuasaannya. Dalam hikayatnya diceritakan, karena kekayaan dan kekuasannya itu, Sulaeman pernah lupa akan Tuhan dan karena itu, ia pernah menerima hukuman dari Tuhan.
Nabi Sulaeman mempunyai sebuah cincin sebagai alat kebesaran kerajaannya. Pada suatu hari, cincin itu dicuri oleh jin, lalu jin itulah yang berkuasa dalam istananya. Nabi Sulaeman terusir dari istananya, 40 hari ia hidup sebagai kelana (musafir).
Menurut cerita, Sulaeman berbuat itu karena Sulaeman terperdaya oleh salah seorang istrinya yang masih menyembah berhala, yaitu Putri Sidin. Kemudian, cincin Nabi Sulaeman itu ditemukan kembali dari perut ikan sebab cincin itu oleh jin dijatuhkan ke dalam laut, lalu ditelan oleh ikan.
Contoh Teks Hikayat #2: Hikayat Si Miskin
(Dokumen dalam situs resmi SMA Negeri 1 Purbalingga)
Ini hikayat ceritera orang dahulu kala sekali. Peristiwa Allah SWT menunjukkan kekayaan-Nya kepada hamba-Nya. Maka adalah seorang miskin laki bini berjalan mencari rizkinya berkeliling negara antah-berantah.
Adapun nama raja di dalam negara itu Maharaja Indera Dewa. Namanya terlalu amat besar kerajaan baginda itu. Beberapa raja-raja di tanah Dewa itu takluk kepada baginda dan mengantar upeti kepada baginda pada setiap tahun.
Hatta, maka pada suatu hari baginda sedang ramai dihadapi oleh segala raja-raja, menteri, hulubalang, rakyat sekalian di penghadapannya. Maka si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat oleh orang banyak, si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya.
Maka orang banyak itupun ramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu. Maka dilemparilah akan si miskin itu kena tubuhnya habis bengkak-bengkak dan berdarah. Maka segala tubuhnya pun berlumur dengan darah.
Maka orang pun gemparlah. Maka titah baginda, "Apakah yang gempar di luar itu?". Sembah segala raja-raja itu "Ya tuanku Syah Alam, orang melempar si Miskin tuanku". Maka titah baginda, "Suruh usir jauh-jauh!". Maka diusir oranglah akan si Miskin hingga sampailah ke tepi hutan.
Maka orang banyak itupun kembalilah. Maka haripun malamlah. Maka bagindapun berangkatlah masuk ke dalam istanannya itu. Maka segala raja-raja dan menteri, hulubalang rakyat sekalian itupun masing-masing pulang ke rumahnya.
Adapun akan si Miskin itu apabila malam iapun tidurlah di dalam hutan itu. Setelah siang hari maka iapun pergi berjalan masuk ke dalam negeri mencari riskinya. Maka apabila sampailah dekat kepada kampung orang. Apabila orang yang empunya kampung itu melihat akan dia.
Maka diusirlah dengan kayu. Maka si Miskin itupun larilah. la lalu ke pasar. Maka apabila dilihat oleh orang pasar itu si Miskin datang, maka masing-masing pun datang ada yang melontari dengan batu, ada yang memalu dengan kayu.
Maka si Miskin itupun larilah tunggang langgang, tubuhnya habis berlumur dengan darah. Maka menangislah ia berseru-seru sepanjang jalan itu dengan tersengat lapar dahaganya seperti akan matilah rasanya. Maka ia pun bertemu dengan tempat orang membuangkan sampah-sampah.
Maka berhentilah ia di sana. Maka dicaharinyalah di dalam sampah yang tertimbun itu barang yang boleh dimakan. Maka didapatinyalah ketupat yang sudah basi dibuangkan oleh orang pasar itu dengan buku tebu lalu dimakannya ketupat yang sebiji itu laki bini. Setelah sudah dimakannya ketupat itu maka barulah dimakannya buku tebu itu.
Maka adalah segar sedikit rasanya tubuhnya karena beberapa lamanya tiada merasai nasi. Hendak mati rasanya. la hendak meminta ke rumah orang takut. Jangankan diberi orang barang sesuatu, hampir kepada rumah orang itu pun tiada boleh. Demikianlah si Miskin itu sehari-hari.
Hatta, maka haripun petanglah. Maka si Miskin pun berjalanlah masuk ke dalam hutan tempatnya sediakala itu. Di sanalah ia tidur. Maka disapunyalah darah-darah yang ditubuhnya tiada boleh keluar karena darah itu sudah kering.
Maka si Miskin itupun tidurlah di dalam hutan itu. Setelah pagi-pagi hari maka berkatalah si Miskin kepada isterinya, "Ya tuanku, matilah rasaku ini. Sangatlah sakit rasanya tubuhku ini. Maka tiadalah berdaya lagi hancurlah rasanya anggotaku ini."
Maka iapun tersedu-sedu menangis. Maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya demikian itu. Maka iapun menangis pula seraya mengambil daun kayu lalu dimamahnya. Maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya sambil ia berkata, "Diamlah, tuan jangan menangis."
Maka selaku ini adapun akan si miskin itu aslinya daripada raja keinderaan. Maka kena sumpah Batara Indera maka jadilah ia demikian itu.
Maka adalah suaminya itu pun segarlah sedikit tubuhnya. Setelah itu maka suaminya pun masuk ke dalam hutan mencari ambat yang muda yang patut dimakannya. Maka dibawanyalah kepada isterinya. Maka demikianlah laki bini.
Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya. Maka isterinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu. Maka suaminya itupun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak.
Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada isterinya, "Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh."
Setelah didengar oleh isterinya kata suaminya demikian itu, maka makinlah sangat ia menangis. Maka kata suaminya, "Diamlah tuan, jangan menangis! Berilah kakanda pergi mencaharikan tuan buah mempelam itu, jikalau dapat oleh kakanda akan buah mempelam itu kakanda berikan pada tuan."
Maka isterinya itu pun diamlah. Maka suaminya itu pun pergilah ke pasar mencahari buah mempelam itu. Setelah sampai di orang berjualan buah mempelam, maka si Miskin itu pun berhentilah di sana. Hendak pun dimintanya takut ia akan dipalu orang. Maka kata orang yang berjualan buah mempelam, "Hai miskin. Apa kehendakmu?"
Maka sahut si Miskin, "Jikalau ada belas dan kasihan serat rahim tuan akan hamba orang miskin hamba ini minta diberikan yang sudah terbuang itu. Hamba hendak memohonkan buah mempelam tuan yang sudah busuk itu barang sebiji sahaja tuan."
Maka terlalu belas hati sekalian orang pasar itu yang mendengar kata si Miskin. Seperti hancurlah rasa hatinya. Maka ada yang memberi buah mempelam, ada yang memberikan nasi, ada yang memberikan kain baju, ada yang memberikan buah-buahan.
Maka si Miskin itupun heranlah akan dirinya oleh sebab diberi orang pasar itu berbagai-bagai jenis pemberian. Adapun akan dahulunya jangankan diberinya barang suatu hampir pun tiada boleh. Habislah dilemparnya dengan kayu dan batu. Setelah sudah ia berpikir dalam hatinya demikian itu, maka ia pun kembalilah ke dalam hutan mendapatkan isterinya.
Maka katanya, "Inilah Tuan, buah mempelam dan segala buah-buahan dan makan-makanan dan kain baju. Itupun diinjakkannyalah isterinya seraya menceriterakan hal ihwalnya tatkala ia di pasar itu. Maka isterinya pun menangis tiada mau makan jikalau bukan buah mempelam yang di dalam taman raja itu. "Biarlah aku mati sekali."
Maka terlalulah sebal hati suaminya itu melihatkan akan kelakuan isterinya itu seperti orang yang hendak mati. Rupanya tiadalah berdaya lagi. Maka suaminya itu pun pergilah menghadap Maharaja Indera Dewa itu.
Maka baginda itupun sedang ramai dihadap oleh segala raja-raja. Maka si Miskin datanglah. Lalu masuk ke dalam sekali. Maka titah baginda, "Hai Miskin, apa kehendakmu?" Makasahut si Miskin, "Ada juga tuanku." Lalu sujud kepalanya lalu diletakkannya ketanah, "Ampun Tuanku, beribu-ribu ampun tuanku.
Jikalau ada karenanya Syah Alam akan patuhlah hamba orang yang hina ini hendaklah memohonkan daun mempelam Syah Alam yang sudah gugur ke bumi itu barangkali Tuanku.
Maka titah baginda, "Hendak engkau buatkan apa daun mempelam itu?" Maka sembah si Miskin, "Hendak dimakan, Tuanku. Maka titah baginda, "Ambilkanlah barang setangkai berikan kepada si Miskin ini"
Maka diambilkan oranglah diberikan kepada si Miskin itu. Maka diambillah oleh si Miskin itu seraya menyembah kepada baginda itu. Lalu keluar ia berjalan kembali. Setelah itu maka baginda pun berangkatlah masuk ke dalam istananya. Maka segala raja-raja dan menteri hulubalang rakyat sekalian itupun masing-masing pulang ke rumahnya.
Maka si Miskin pun sampailah kepada tempatnya. Setelah dilihat oleh isterinya akan suaminya datang itu membawa buah mempelam setangkai. Maka ia tertawa-tawa. Seraya disambutnya lalu dimakannya. Maka adalah antaranya tiga bulan lamanya.
Maka ia pun menangis pula hendak makan nangka yang di dalam taman raja itu juga. Maka si Miskin itu pun pergilah pula memohonkan kepada baginda itu. Maka sujudlah pula ia kepada baginda. Maka titah baginda, "Apa pula kehendakmu hai miskin?" Maka sahut si Miskin, "Ya Tuanku, ampun beribu-ribu ampun." Sahut ia sujud kepalanya lalu diletakkannya ke tanah.
Sahut ia berkata pula, "Hamba ini orang yang miskin. Hamba minta daun nangka yang gugur ke bumi, barang sehelai. Maka titah baginda, "Hai Miskin, hendak kau buatkan apa daun nangka? Baiklah aku beri buahan barang sebiji." Maka diberikan kepada si Miskin itu. Maka ia pun sujua seraya bermohon kembali mendapatkan isterinya itu.
Maka ia pun sampailah. Setelah dilihat oleh isterinya itu suaminya datang itu, maka disambutnya buah nangka itu. Lalu dimakan oleh isterinya itu. Adapun selama isterinya si Miskin hamil maka banyaklah makan-makanan dan kain baju dan beras padi dan segala perkakas-perkakas itu diberi orang kepadanya.
Hatta maka dengan hal yang demikian itu maka genaplah bulannya. Maka pada ketika yang baik dan saat yang sempurna pada malam empat belas hari bulan. Maka bulan itu pun sedang terang. Maka pada ketika itu isteri si Miskin itu pun beranaklah seorang anak laki terlalu amat baik parasnya dan elok rupanya.
Maka dinamainya akan anaknya itu Markaromah artinya anak di dalam kesukaran. Maka dipeliharakannyalah anaknya itu. Maka terlalu amat kasih sayangnya akan anak itu. Tiada boleh bercerai barang seketika jua pun dengan anaknya Markaromah itu.
Hatta, maka dengan takdir Allah SWT menganugarahi kepada hambanya. Maka si Miskin pun menggalilah tanah hendak berbuat tempatnya tiga beranak itu. Maka digalinyalah tanah itu hendak mendirikan tiang teratak itu.
Maka tergalilah kepada sebuah telaju yang besar berisi emas terlalu banyak. Maka isterinya pun datanglah melihat akan emas itu, Seraya berkata kepada suaminya, "Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja".
Contoh Teks Hikayat #3: Hikayat Isma Yatim
(buku Cendekia Berbahasa karya Erwan Juhara dkk)
Hikayat ini menceritakan seorang mentri dari Benua Keling, bernama Megat Nira yang pindah ke negeri Masulipatam karena kalah main catur. Megat Nira tahu bahwa istrinya akan melahirkan anak yang arif bijaksana.
Ternyata hal itu benar, anak tersebut bernama Isma Yatim. Anak tersebut diserahkan mengaji kepada seorang mualim, Sufian. Isma Yatim sangat pandai dan dapat mengarang hikayat-hikayat. Hikayat-hikayat yang dibuatnya diserahkannya pula kepada raja.
la lalu diangkat dan berkhidmat di istana sehingga kemudian ia menjadi biduanda. Ketika seorang nakhoda singgah di negeri itu, Isma Yatim menerangkan berbagai perkara, antara lain syarat orang dagang. Nakhoda itu memberi hadiah peti kepada Isma Yatim.
Dari dalam peti itu keluar seorang putri yang sangat cantik. Putri itu diserahkan kepada baginda. Pangkat Isma naik menjadi panglima perang. Setelah ia berhasil mengalahkan musuh. Pangkatnya naik menjadi perdana menteri.
Sementara itu, Permaisuri menuduh Putri Nila Gendi hendak meracuni raja. Isma Yatim diperintah membunuh Putri Nila Gendi. Isma Yatim menyembunyikannya. Ketika raja menyesal, Isma Yatim lalu membuka rahasia ini.
Putri Nila Gendi dan anaknya, Dewi Rum, lalu dijemput untuk pulang ke istana. Raja mangkat, Dewi Rum menjadi raja, bergelar Mangindra Sri Bulan. Isma Yatim ikut memelihara tuan putri. Tuan Putri akhirnya kawin dengan Indra. mempelai, anak raja Syahdan Mangindra.
Nah, itulah tiga contoh teks hikayat, lengkap dengan penjelasan tentang pengertian, ciri, hingga strukturnya. Semoga membantu, ya!
(aku/ams)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM