Kisah Rumit Retno Pembayun dan Ki Ageng Mangir Akibat Panembahan Senopati

Kisah Rumit Retno Pembayun dan Ki Ageng Mangir Akibat Panembahan Senopati

Mahendra Lavidavayastama - detikJogja
Rabu, 20 Des 2023 11:31 WIB
Langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kamis (9/3/2023).
Ilustrasi. Foto: Kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah, Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Bantul, Kamis (9/3/2023). - Pradito Rida Pertana/detikJateng
Jogja -

Sosok Ki Ageng Mangir merupakan musuh sekaligus menantu dari Panembahan Senopati sebagai Raja dari Kerajaan Mataram Islam. Ki Ageng Mangir sendiri adalah suami dari Raden Ajeng Pembayun, putri dari Panembahan Senopati.

Kisah Ki Ageng Mangir berakhir tragis di tangan Panembahan Senopati. Panembahan Senopati sendiri merupakan anak dari Ki Ageng Pemanahan sekaligus raja pertama Kerajaan Mataram Islam berpusat di Kotagede, Jogja.

Sosok Panembahan Senopati dikenal memiliki putri bernama Raden Ajeng Pembayun yang kelak menjadi istri dari Ki Ageng Mangir yang menjadi musuh dari Mataram Islam. Lalu bagaimana kisah cinta Retno Pembayun dan Ki Ageng Mangir yang berlangsung rumit akibat campur tangan Panembahan Senopati?

Kisah Rumit Retno Pembayun dan Ki Ageng Mangir

Sosok Ki Ageng Mangir

Mengutip laman resmi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, ketika masa kepemimpinan Panembahan Senopati diketahui ada daerah bernama Mangir yang berdekatan dengan Kerajaan Mataram Islam di Kotagede. Wilayah ini merupakan daerah otonomi yang dikelola sendiri.

Wilayah ini juga bebas dari pajak serta dimiliki secara penuh oleh pemimpin bernama Mangir Wanabaya III. Sosok Mangir Wanabaya III ini dikenal sakti mandraguna dengan senjata andalannya bernama Tombak Baru Klinting.

Senjata Tombak Baru Klinting itulah yang membuat Panembahan Senopati belum mampu berhadapan langsung dengan Mangir Wanabaya III secara langsung untuk menundukkan wilayah Mangir.

Siasat Panembahan Senopati Taklukan Ki Ageng Mangir

Suatu ketika dengan bantuan Ki Juru Martani yakni seorang perintis Mataram Islam, ia membuat siasat dengan memerintah para punggawa mengamen di wilayah Mangir ditemani Ki Dalang Sandi Guna. Dalam siasat itu ikut serta putri Panembahan Senopati, Raden Ajeng Pembayun yang dibuat seolah-olah putri dari Ki Dalang Sandi Guna.

Singkat cerita, Raden Ajeng Pembayun berhasil memikat hati Mangir Wanabaya III atau dikenal dengan sebutan Ki Ageng Mangir hingga ke jenjang pernikahan. Akhirnya, Raden Ajeng Pembayun mengaku jika dirinya merupakan putri Panembahan Senopati yang lari dari rumah karena tidak ingin dijadikan wanita hadiah untuk calon suami yang tidak dicintainya.

Tak berselang lama, tersiar kabar dari Mataram Islam, siapapun yang menemukan putri Panembahan Senopati akan mendapatkan hadiah. Mendengar berita ini, Ki Ageng Mangir segera mengirim surat kepada Panembahan Senopati terkait keinginannya menghadap dan memberitakan perihal pernikahannya dengan Raden Ajeng Pembayun.

Panembahan Senopati meminta keduanya menghadap segera pada bulan Syawal sekaligus merayakan pernikahan keduanya di Kerajaan Mataram Islam.

Akhir Hidup Ki Ageng Mangir

Ketika Ki Ageng Mangir dalam perjalanan ke Mataram islam bersama istrinya serta abdi dalem. Sebelum sampai tujuan Ki Ageng Mangir memerintahkan setengah pasukannya untuk kembali karena jika terlalu banyak takut dikira mengajak berperang.

Setelah sampai di Gerbang Kemandungan, senjata Tombak Baru Klinting milik Ki Ageng Mangir wajib dicondongkan, padahal ini merupakan pantangan dari senjata tersebut. Lantas, Ki Juru Martani meminta secara lembut kepada Ki Ageng Mangir bahwa senjata tersebut untuk dititipkan kepadanya dan meminta Ki Ageng Mangir untuk Panembahan Senopati beserta istrinya.

Ketika Ki Ageng Mangir masuk menghadap Panembahan Senopati tanpa senjata dan melakukan sungkem padanya, segera Panembahan Senopati langsung memegang kepala dan dibenturkannya ke batu gilang yang menjadi singgasana raja. Saat itu juga Ki Ageng Mangir meninggal dan dimakamkan di Makam Raja-raja Mataram Kotagede.

Jenazah dari Ki Ageng Mangir sendiri dimakamkan setengah di bagian dalam dan setengah lagi di bagian luar. Alasannya karena Ki Ageng Mangir merupakan menantu sekaligus musuh dari Panembahan Senopati.

Nah, demikian kisah rumit antara Pembayun dan Ki Ageng Mangir yang berakhir tragis di tangan Panembahan Senopati. Semoga tambah ilmu ya, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/aku)

Hide Ads