Kerajaan Mataram Islam diisi oleh sosok-sosok yang menyimpan kisah menarik untuk diketahui oleh masyarakat yang hidup di zaman sekarang, salah satunya ada kisah tentang Ki Juru Martani. Sebagai seorang kepercayaan dari Panembahan Senopati, Ki Juru Martani dikenal memiliki kecerdikan yang mampu memberikan pengaruh terhadap kemenangan Kerajaan Mataram Islam.
Nama Ki Juru Martani seringkali berkaitan erat dengan Kerajaan Mataram Islam. Hal ini dikarenakan sosoknya memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan kerajaan tersebut. Disampaikan dalam buku 'Syekh Siti Jenar: Sejarah, Ajaran, dan Kisah Kematian yang Kontroversial' oleh Gugun El Guyanie, SHI, LL M, Ki Juru Martani merupakan salah satu penasihat kerajaan di masa pemerintahan Mataram Islam.
Sosoknya sangat berperan besar dalam terciptanya konsep kenegaraan di Kerajaan Mataram Islam. Hal ini dikarenakan siasat yang dilakukannya terkait dengan nasihat-nasihat bijak yang diberikannya yang berpengaruh dalam perkembangan Kerajaan Mataram Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi detikers yang menyimpan rasa penasaran mengenai sosok Ki Juru Martani, terdapat rangkuman informasi yang akan disampaikan di dalam artikel ini. Simak baik-baik penjelasannya berikut ini, ya.
Siapa Ki Juru Martani?
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Ki Juru Martani adalah penasihat kerajaan di masa pemerintahan Mataram Islam. Merujuk dari buku 'Babad Tanah Jawi' oleh Soejipto Abimanyu, Ki Juru Martani adalah patih pertama dalam sejarah Mataram Islam. Dirinya mendapatkan gelar sebagai Kiai Adipati Mandaraka.
Silsilah Ki Juru Martani berasal dari ayahnya yang merupakan Ki Ageng Saba atau Ki Ageng Madepandan. Sang ayah adalah putra dari Sunan Kedul yang termasuk putra Sunan Giri. Adapun Sunan Giri tidak lain adalah salah satu Wali Sanga.
Tak hanya dapat diketahui silsilah dari pihak ayah, ibu Ki Juru Martani juga menarik untuk diketahui. Ki Juru Martani juga anak dari Ki Ageng Sela yang masih memiliki garis keturunan dengan raja terakhir Majapahit, yaitu Brawijaya.
Ki Juru Martani dikenal dekat dengan Ki Ageng Pemanahan. Hal ini dikarenakan adik perempuannya yang bernama Nyai Sabinah menikah dengan Ki Ageng Pemanahan. Ini membuat Ki Juru Martani adalah kakak ipar dari Ki Ageng Pemanahan.
Sementara itu, Peri Mardiyono dalam bukunya 'Tuah Bumi Mataram dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II' menjelaskan Ki Juru Martani dalam sejarahnya dikenal sebagai sosok yang berjasa besar bagi Mataram Islam. Terutama dalam mengatur strategi untuk menumpas Arya Penangsang. Hal inilah yang membuat Ki Juru Martani tidak hanya dikenal sebatas penasihat kerajaan saja, tapi juga tokoh yang cerdik dalam mengatur siasat.
Kisah Kecerdikan Ki Juru Martani
Lantas, seperti apa kecerdikan yang telah ditunjukkan oleh Ki Juru Martani? Dikisahkan dalam buku 'Di Balik Runtuhnya Majapahit Dan Berdirinya Kerajaan-kerajaan Islam Di Jawa' oleh Drs M Rizal Qasim, MSi, kisah kecerdikan dari Ki Juru Martani bermula dari kisruh yang tengah berlangsung di tengah-tengah Kerajaan Demak.
Pada saat itu, Demak tengah dilanda kondisi yang membuat banyak pihak mengincar posisi sebagai pemimpin. Hal ini lantaran Sunan Prawoto selaku Raja Demak telah meninggal dunia. Akibat perebutan kekuasaan tersebut membuat digelarnya sayembara. Sayembara tersebut disampaikan oleh Sunan Kudus karena musuh lama Demak, yaitu Jaka Tingkir, enggan saat diminta membunuh Arya Penangsang.
Arya Penangsang sendiri merupakan cucu dari Sunan Prawoto. Dengan adanya sayembara, diputuskan siapa saja yang berhasil membunuh Arya Penangsang, maka akan mendapatkan hadiah berupa tanah perdikan. Sayembara ini sontak memicu berbagai pihak untuk turut serta, termasuk Ki Juru Martani.
Dikisahkan Ki Juru Martani mengajak serta Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Panjawi. Siasat yang dilakukan oleh Ki Juru Martani adalah dengan menjadikan Sutawijaya yang merupakan anak dari Ki Ageng Pemanahan untuk menjadi pelaku yang menumpas habis Ki Ageng Pemanahan.
Pada saat itu, Ki Ageng Pemanahan yang mendaftarkan dirinya dalam sayembara tersebut. Namun, Sutawijaya sendiri yang justru akan diminta untuk menghabisi nyawa Arya Penangsang. Akhirnya rencana ini berhasil dan membawa Ki Ageng Pemanahan sebagai pemenang sayembara.
Sementara itu, di dalam buku 'Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta' karya V Wiranata Sujarweni, turut dijelaskan tentang siasat cerdik lainnya dari Ki Juru Martani terkait dengan peristiwa terbunuhnya Arya Penangsang. Ki Juru Martani menyebarkan berita yang tidak benar kalau Arya Penangsang meninggal karena dibunuh oleh Ki Pemanahan dan Ki Penjawi.
Hal tersebut dikarenakan apabila diketahui kebenarannya terkait pembunuh Arya Penangsang adalah Sutawijaya, maka hadiah sayembara tersebut tidak jadi diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan. Mengingat Sutawijaya merupakan anak angkat dari Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.
Ki Juru Martani sebagai Sosok di Balik Ritual Labuhan
Tidak hanya siasatnya yang cerdik untuk mendorong kemenangan Mataram Islam, ada kisah lainnya yang membuat nasihat yang diberikan oleh Ki Juru Martani sebagai awal dimulainya ritual labuhan. Diungkap dalam buku 'Mitologi Dunia: Mitos-Mitos Terkenal yang Dipercaya Masyarakat Penjuru Dunia' karya Hegar Valdmar Revaldo, dikisahkan Sutowijoyo atau Panembahan Senopati sering kali melakukan ritual nyepi dengan menyendiri di Pantai Parangkusumo.
Suatu ketika saat Panembahan Senopati sedang melakukan pertapaan, Ratu Kidul selaku penguasa Laut Selatan mendatanginya. Sang ratu berpesan agar Panembahan Senopati menjadi Raja Jawa yang begitu besar, maka dirinya harus memakan telur yang diberikan oleh sang ratu. Alih-alih melakukannya, Panembahan Senopati mendapatkan nasihat dari Ki Juru Martani.
Ki Juru Martani memberikan saran kepada Panembahan Senopati agar tidak memakan telur yang diberikan oleh Ratu Kidul. Sebaliknya, Ki Juru Martani memberikan saran supaya telur tersebut diberikan kepada Ki Juru Taman. Konon, Ki Juru Taman benar-benar memakan telur tersebut.
Namun demikian, yang terjadi adalah Ki Juru Taman justru berubah tubuhnya menjadi raksasa yang begitu besar. Kondisi tersebut membuat Panembahan Senopati meminta agar Ki Juru Taman menjaga Gunung Merapi. Meskipun menyanggupi permintaan tersebut, Ki Juru Taman memberikan syarat.
Dirinya meminta agar setiap tahunnya diberikan persembahan atau labuhan. Sejak itulah, sebagian masyarakat Jogja sering kali menggelar ritual labuhan. Tidak hanya di wilayah Gunung Merapi saja, tapi juga di Pantai Selatan.
Itulah tadi rangkuman mengenai sosok Ki Juru Martani yang dikenal cerdik dan berperan dalam Kerajaan Mataram Islam. Semoga informasi ini membantu.
(sto/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu