Serat Nitimani, Kitab Pendidikan Seks yang Sesuai dengan Kaidah Jawa

Serat Nitimani, Kitab Pendidikan Seks yang Sesuai dengan Kaidah Jawa

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Kamis, 14 Des 2023 16:34 WIB
ilustrasi buku
Foto: ilustrasi buku (Getty Images/aeduard)
Jogja -

Serat Nitimani menjadi salah satu pedoman bagi masyarakat perihal hubungan seksual yang sesuai dengan norma serta etika Jawa. Tujuan dari serat ini adalah untuk menghasilkan keturunan yang baik.

Serat Nitimani karya Raden Arya Suganda ini berisi tentang pemilihan pasangan yang sesuai dengan kaidah-kaidah Jawa. Selain itu, bagi pasangan yang sudah menikah, serat ini juga berisi aturan-aturan soal berhubungan badan yang bertujuan untuk memiliki keturunan yang baik.

"Serat Nitimani itu dibuat untuk mengarahkan kepada pasangan laki-laki dan perempuan dalam upaya pemilihan jodoh, bagaimana cara menghasilkan keturunan yang baik, bagaimana cara persenggamaan yang baik," kata R. Bima Slamet Raharja, dosen Prodi Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ditemui detikJogja, Kamis (14/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu dengan berbagai hal-hal yang harus diperhatikan dan dipahami. Secara garis besar, serat ini bertujuan untuk bagaimana memilih pasangan yang baik," sambungnya.

Meski diperkirakan sudah ada sejak akhir abad ke-19, Serat Nitimani rupanya cukup kontekstual dengan era saat ini. Hanya saja, kejadian-kejadian di masa lalu tidak secepat sekarang, yang mana teknologi informasi berkembang sangat cepat.

ADVERTISEMENT

"Kalau zaman dulu bukan berarti meniadakan hal-hal yang terjadi seperti di zaman sekarang. Hanya saja, yang terjadi sekarang lebih cepat berkembangnya karena didorong oleh informasi yang update dan pemberitahuan-pemberitahuan yang cepat. Kalau zaman dulu juga ada (pelecehan seksual, pemerkosaan, seks bebas) tapi pengarang karya ini menginginkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada sebelumnya untuk kemudian diinformasikan pada masyarakat saat itu," ujar Bima.

"Begini, memilih pasangan dengan bibit, bebet, bobot. Kalau nanti sudah menikah dan berhubungan untuk menghasilkan keturunan yang baik itu sebaiknya berhubungan yang baik itu bagaimana. Apa yang harus ditata? Perasaan, ketenangan batin, kesepahaman dari sisi laki-laki dan perempuan. Kemudian ini sangat relevan dengan kehidupan zaman sekarang," sambungnya.

Lebih lanjut, Bima menuturkan Serat Nitimani ini memang ditulis berdasarkan kaidah Jawa. Terutama saat bersenggama agar mencapai kenikmatan serta pencarian jodoh yang sesuai dengan bibit, bebet dan bobot.

"Kaitannya serat ini dengan kaidah Jawa tentu saja tentang olah rasa dan kebatinan cara Jawa sebelum orang mencapai suatu kenikmatan dalam berhubungan dengan pasangan. Kemudian pemilihan jodoh seperti bibit, bebet, bobot. Dan ini merupakan pencarian jodoh ala Jawa ya jelas sekali," ujar Bima.

Pesan dari serat ini juga berkaitan dengan aturan-aturan yang berhubungan dengan mencari pasangan yang baik agar memperoleh keturunan yang baik pula. Selain itu, serat ini juga menyinggung soal etika bersenggama seperti nista, madya dan utama.

"Kalau pesan di Serat Nitimani itu hendaknya orang betul-betul mengetahui tentang bagaimana cara untuk memperoleh pasangan dalam hidup dan mengetahui tentang etika dan aturan ketika dalam hal memilih pasangan sampai dengan melakukan hubungan badan," ujar Bima.

"Tujuannya sendiri adalah untuk menghasilkan wiji sejati atau keturunan yang baik. Misalnya etika bersenggama tidak boleh sembarangan, senggama nista itu bagaimana, senggama di sisi tengah atau madya itu bagaimana. Jadi di serat ini juga membagikan tahapan cara melakukan senggama dengan nista, madya dan utama," pungkasnya.




(apu/apl)

Hide Ads