Sekitar 2 ribu ton sampah masih mengendon di depo-depo sampah di Kota Jogja. Menipisnya kuota pembuangan menuju TPA Piyungan menjadi alasan utama sampah-sampah itu masih menggunung di depo.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Rajwan Taufiq, menjelaskan hingga Desember 2025 mendatang Pemkot Jogja hanya dijatah kuota pembuangan ke TPA Piyungan sekitar 2.400 ton saja.
Dari catatannya, dalam sehari produksi sampah di Kota Jogja berkisar 260 hingga 300 ton. Dari total jumlah tersebut, Pemkot Jogja bisa mengelola sampah lewat Unit Pengolahan Sampah (UPS) sekitar 190 ton per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan kata lain kan ada gap kurang lebih 50-70 ton (sisa sampah belum terkelola). Makanya di depo sekarang ini masih ada (sampah mengendap) sekitar 2.000 ton," jelasnya saat ditemui di Kalurahan Demangan, Selasa (9/9/2025).
"Jadi kan jatah pembuangan (sampah) dari Kota Jogja ke (TPA) Piyungan per bulannya hanya 600 ton," sambung Rajwan.
Selain itu, Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menambahkan kuota pembuangan sampah ke TPA Piyungan akan disetop mulai 2026 mendatang.
"Jadi sampah yang ditumpuk di depo seperti sekarang ini sudah close (mulai tahun 2026). Kalaupun ada (kuota pembuangan) bukan open dumping, bukan landfill," ungkap Hasto.
"Jadi (kuota pembuangan sampah) ke TPA Piyungan tetap ada tapi hanya yang diolah dengan insinerator, atau jadi RDF yang dipotong-potong dan dikeringkan," sambung Hasto.
Dengan kondisi ini, Pemkot Jogja dikejar waktu untuk segera menemukan cara mengatasi masalah sampah. Dijelaskan Hasto, upaya pengolahan sampah tidak hanya mengandalkan pengelolaan di hilir semata, namun dari sektor hulu.
"Pak Kepala DLH saya minta untuk mengawal, penurunan sampah ke depo turunnya sudah berapa. Kemudian di hilir ditambah pasukannya," jelas Hasto.
Pemkot Lobi DLH soal Kuota Sampah ke Piyungan
Sementara itu, Rajwan mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY. Salah satunya, dengan melobi soal kuota pembuangan sampan ke TPA Piyungan. Setidaknya untuk mengurangi tumpukan sampah di depo-depo Kota Jogja.
"Harapannya kami bisa mengurangi sampah yang di depo. Kita koordinasikan, mungkin salah satunya seperti itu (meminta tambahan kuota pembuangan)," ujar Rajwan.
Langkah lainnya, kata Rajwan, adalah upaya untuk mereduksi sampah dari sumbernya. Hal ini seperti arahan Wali Kota Jogja guna meminimalisir pembuangan limbah ke depo.
"Kita mulai membagikan gerobak ke seluruh RW. Masing-masing gerobak ada ember untuk menaruh sampah organik. Ember nanti diambil obstaker atau peternak, sehingga harapannya dengan organik dapur tidak dibawa ke depo, bisa mengurangi tumpukan yang kondisinya penuh," pungkasnya.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Siasat Anggun Sopir Bank Pencuri Rp 10 M Hilangkan Jejak Selama Buron
Gelagat Anggun Sopir Bank Gondol Rp 10 M Sebelum Ditangkap